Akuisisi Ophir Energy, Medco (MEDC) Diganjar Kenaikan Prospek Peringkat

Senin, 22 April 2019 | 16:54 WIB
Akuisisi Ophir Energy, Medco (MEDC) Diganjar Kenaikan Prospek Peringkat
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Standard and Poor's  (S&P) Global Ratings merevisi prospek peringkat PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dari stabil menjadi positif.

Pada saat bersamaan, S&P Global Ratings menegaskan peringkat Medco di posisi B.

S&P Global Ratings merevisi prospek peringkat Medco karena lembaga pemeringkat itu percaya bahwa arus kas dan profil operasi Medco kemungkinan akan berkonsolidasi pada tingkat yang lebih kuat setelah akuisisi dan integrasi Ophir Energy Plc.

S&P Global Ratings juga mengantisipasi arus kas operasi dan arus kas yang lebih baik dari aset non-inti yang ditargetkan Medco untuk mengurangi utangnya.

"Dalam pandangan kami, penguatan fundamental Medco mungkin menjadi sepadan dengan peringkat yang lebih tinggi," ujar Analis Utama S&P Global Ratings Vishal Kulkarni dalam siaran pers.

Akusisi Ophir Energy ditargetkan selesai pada Mei 2019. Pengambilalihan Ophir akan menambah skala produksi dan keragaman operasional Medco.

Ophir Energy akan menambah produksi Medco sebanyak 25.000 barel setara minyak per hari (kboepd). Saat ini, produksi perusahaan yang sahamnya merupakan anggota indeks Kompas100 ini sebesar 85 kboepd.

Penambahan produksi dari Ophir akan menopang cadangan Medco sekitar sembilan tahun.

Akusisi Ophir juga akan membuat Medco memiliki aset produksi di Thailand dan Vietnam. Selama ini, aset produksi Medco terkonsentrasi di Indonesia. S&P Global Ratings meyakini, profil operasi Medco akan lebih kuat dibandingkan kompetitornya yang berada di peringkat yang sama.

S&P Global Ratings memperkirakan, Ophir Energy akan menambah sekitar US$ 25 juta ke dalam rata-rata EBITDA tahunan Medco selama dua hingga tiga tahun ke depan.

Ophir saat ini memiliki seperangkat aset eksplorasi yang baik dan aset produksi yang sudah matang. Namun, tanpa belanja modal tambahan, produksi Ophir akan turun setelah 2022.

Makanya, setelah mengakuisisi Ophir, Medco kemungkinan akan mengoptimalkan rencana belanja modal untuk menstabilkan produksi jangka panjang dan arus kas dari lapangan milik Ophir Energy.

Pada gilirannya, menurut S&P Global Ratings, ini akan memberikan kejelasan lebih lanjut tentang manfaat jangka panjang yang berkelanjutan untuk produksi dan arus kas dari Ophir ke Medco.

Menurut S&P Global Ratings, bisnis Medco di Indonesia akan terus menunjukkan kinerja yang stabil selama dua hingga tiga tahun ke depan.

Proyek baru Medco di Aceh baru-baru ini memulai produksi komersial dan terus meningkat. Setiap potensi pengurangan produksi dan aset matang lainnya akan dikompensasikan dengan produksi dari proyek Aceh. Dengan demikian, Medco harus mampu mempertahankan produksi setidaknya sebesar 85 kboepd selama dua hingga tiga tahun ke depan.

Proyek Aceh, akan memiliki arus kas yang lebih rendah dari harapan S&P Global Ratings. Itu karena regulator melaporkan Medco pada 2018 mengenai penurunan harga jual untuk Aceh dari US$ 9,45 menjadi US$ 7,03 per unit. Hingga resolusi akhir tercapai, S&P Global Ratings mempertimbangkan aliran kas yang lebih rendah dari proyek Aceh.

Selain itu, Medco terus memonetisasi aset non-inti dan berencana menggunakan arus kas masuk semacam itu untuk mengurangi utang. Medco telah menyelesaikan penjualan sebagian sahamnya di perusahaan afiliasi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) dan 51% saham di aset real estat. Kedua transaksi itu harus memberikan arus kas masuk sekitar US$ 415 juta untuk menahan utang.

Belanja modal Medco, S&P Global Ratings memperkirakan, harus tetap tinggi pada 2019. Pertumbuhan arus kas dan penjualan aset non-inti akan membantu mendukung tren peningkatan arus kas.

S&P Global Ratings memperkirakan, Medco akan mendanai investasi dari kas internal dan hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali investasi yang akan didanai dari utang baru.

Sebab, per 31 Desember 2018, Medco memiliki saldo kas mendekati US$ 400 juta. S&P Global Ratings memperkirakan, rasio dana dari operasi terhadap utang pada akhir 2019 berada di posisi 12% dan menjadi kisaran 12%-15% pada periode 2020-2021. Profil arus kas ini, menurut S&P, sesuai dengan risiko keuangan dan profil kredit yang lebih baik.

Penegasan peringkat terhadap Medco mencerminkan pandangan S&P bahwa Medco akan terus memberikan kinerja operasi yang stabil dan mampu mengintegrasikan Ophir Energy secara mulus. S&P juga memperkirakan proyek Aceh berjalan lancar.

Sementara prospek positif mencerminkan ekspektasi bahwa akuisisi Medco terhadap Ophir akan menambah skala produksi dan arus kas Medco.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Dua Saham Masuk ke Indeks IDX80 Mulai 2 Mei 2025, Ini Daftar Lengkapnya
| Jumat, 25 April 2025 | 15:08 WIB

Dua Saham Masuk ke Indeks IDX80 Mulai 2 Mei 2025, Ini Daftar Lengkapnya

Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) masuk pada indeks IDX80 periode 2 Mei hingga 31 Juli 2025.

Daftar Lengkap Saham Indeks IDX30 Mulai 2 Mei 2025
| Jumat, 25 April 2025 | 14:35 WIB

Daftar Lengkap Saham Indeks IDX30 Mulai 2 Mei 2025

Saham yang masuk indeks IDX30 periode 2 Mei hingga 31 Juli 2025 adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Daftar Lengkap Saham-Saham LQ45 Periode 2 Mei-31 Juli 2025
| Jumat, 25 April 2025 | 14:05 WIB

Daftar Lengkap Saham-Saham LQ45 Periode 2 Mei-31 Juli 2025

BEI mengocok ulang konstituen saham penghuni sejumlah indeks, termasuk indeks LQ45 untuk periode 2 Mei hingga 31 Juli 2025.

Profit 39,12% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kembali Naik (25 April 2025)
| Jumat, 25 April 2025 | 08:41 WIB

Profit 39,12% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kembali Naik (25 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (25 April 2025) 1 gram Rp 1.986.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 39,12% jika menjual hari ini.

Prospek Trimegah Bangun Persada (NCKL) Kinclong, Analis Pasang Rekomendasi Beli
| Jumat, 25 April 2025 | 07:29 WIB

Prospek Trimegah Bangun Persada (NCKL) Kinclong, Analis Pasang Rekomendasi Beli

Prospek PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) diramal tetap solid, didukung oleh proyeksi pertumbuhan produksi dan kontrol biaya yang efisien.

Hartadinata (HRTA) Mengincar Kenaikan Penjualan 60%
| Jumat, 25 April 2025 | 07:26 WIB

Hartadinata (HRTA) Mengincar Kenaikan Penjualan 60%

Kinerja PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) berpeluang meningkat di tengah tren penguatan harga emas sepanjang tahun ini. 

Sikap Trump Melunak, Investor Mulai Melirik Aset Berisiko
| Jumat, 25 April 2025 | 07:19 WIB

Sikap Trump Melunak, Investor Mulai Melirik Aset Berisiko

Sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mulai melunak terkait penetapan tarif ke China, mendorong penguatan sejumlah aset berisiko.

Upaya Efisiensi Unilever Indonesia (UNVR) Mulai Buahkan Hasil
| Jumat, 25 April 2025 | 07:15 WIB

Upaya Efisiensi Unilever Indonesia (UNVR) Mulai Buahkan Hasil

Kendati secara tahunan masih turun, kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mulai membaik secara kuartalan

Hari Ini Jumat (25/4), IHSG Berpotensi Limbung dan Kehilangan Tenaga
| Jumat, 25 April 2025 | 07:12 WIB

Hari Ini Jumat (25/4), IHSG Berpotensi Limbung dan Kehilangan Tenaga

Dari dalam negeri, perhatian pelaku pasar tertuju pada rilis data  money supply M2 atau jumlah uang beredar di Indonesia bulan Maret 2025. 

KPI Capai 78 Juta Barel Realisasi Total Intake
| Jumat, 25 April 2025 | 07:06 WIB

KPI Capai 78 Juta Barel Realisasi Total Intake

KPI memonitor plant availability factor (PAF). Pada kuartal I-2025, PAF tercatat 99,83%, melampaui standar minimal 99%

INDEKS BERITA

Terpopuler