Amankan Ketersediaan Likuiditas, BI Perkuat Operasi Moneter

Selasa, 07 Mei 2019 | 06:30 WIB
Amankan Ketersediaan Likuiditas, BI Perkuat Operasi Moneter
[]
Reporter: Benedicta Prima, Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tanpa mengubah arah kebijakan moneter, Bank Indonesia (BI) berupaya memperkuat operasi moneter. Tujuan operasi itu adalah menjaga ketersediaan likuiditas bagi perbankan memasuki bulan Ramadhan sekaligus memperdalam pasar keuangan.

Penguatan operasi moneter dilakukan dengan mengubah paradigma, dari one-way monetary operation yang bersifat kontraksi, menjadi two-ways monetary operation. Yang disebut terakhir ini merupakan kombinasi antara kontraksi dan ekspansi. "Jadi BI mencoba memitigasi risiko dengan mengubah strategi operasi moneter tidak lagi hanya kontraksi, tetapi juga ekspansi. Kebijakan ini mulai berlaku hari ini," ujar  Nanang Hendarsah, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Senin (6/5).

BI melakukan two-ways monetary operation melalui beberapa langkah. Pertama, meredistribusi likuiditas dengan cara menyerap likuiditas dari bank yang kelebihan likuiditas memakai instrumen kontraksi. Di saat yang sama, BI juga menginjeksi likuiditas ke bank yang kekurangan likuiditas menggunakan instrumen ekspansi.

Kedua, BI meningkatkan frekuensi lelang untuk memenuhi kebutuhan bank yang berbeda-beda. Jadi, BI memastikan setiap hari menggelar operasi pasar terbuka (OPT) baik untuk kontraksi maupun ekspansi, mulai dari tenor satu minggu hingga satu bulan sehingga upaya pengelolaan likuiditas perbankan lebih optimal.

Ketiga, BI menambah tenor instrumen OPT ekspansi yaitu instrumen term repo yang semula satu minggu sampai satu bulan, menjadi 1 minggu sampai tiga bulan. Penambahan ini berlaku mulai, Senin (6/5). Tujuan kebijakan ini untuk mempermudah perbankan memperoleh likuiditas melalui dengan tenor tiga bulan.

Terakhir, BI juga memastikan pelaksanaan OPT terjadwal melalui pengumuman dan pengaturan jadwal lelang OPT. Ini untuk memberi kepastian pada perbankan bahwa ada ketersediaan likuiditas melalui OPT ekspansi.

Khusus untuk menghadapi siklus Ramadan dan menjamin likuiditas perbankan selama periode tersebut, BI meniadakan lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor 9 bulan dan 12 bulan untuk sementara.  "Tujuannya untuk memastikan dana tidak terkunci di jangka panjang dan bergeser profil maturitas instrumen operasi moneter BI ke yang pendek. Strategi ini untuk memastikan ketersediaan likuiditas perbankan," tandas Nanang.

Gubernur BI Perry Warjiyo seusai Rapat Dewan Gubernur BI pekan lalu mengingatkan likuiditas merupakan tantangan yang harus dihadapi di tahun ini. BI harus memastikan pasokan likuiditas berjalan lancar demi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Penyebabnya, konsumsi dalam negeri masih tinggi, sedangkan suku bunga juga belum turun.

Bagikan

Berita Terbaru

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 19:34 WIB

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?

Kenaikan imbal hasil SBN menjadi salah satu tanda perubahan sentimen pasar terhadap risiko fiskal dan arah ekonomi domestik.

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari
| Kamis, 25 Desember 2025 | 13:43 WIB

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari

IHSG melemah 0,83% untuk periode 22-24 Desember 2025. IHSG ditutup pada level 8.537,91 di perdagangan terakhir, Rabu (24/12).

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 11:05 WIB

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?

Potensi kenaikan harga saham terafiliasi Bakrie boleh jadi sudah terbatas lantaran sentimen-sentimen positif sudah priced in.

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:08 WIB

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil

Imbal hasil instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang turun sejak awal tahun, berbalik naik dalam dua bulan terakhir tahun 2025.

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:05 WIB

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham

Sebagai pelopor, PTBA berpeluang menikmati insentif royalti khusus untuk batubara yang dihilirisasi.

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena
| Kamis, 25 Desember 2025 | 09:05 WIB

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena

Harga batubara Australia, yang menjadi acuan global, diproyeksikan lanjut melemah 7% pada 2026, setelah anjlok 21% di 2025. 

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam
| Kamis, 25 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Fitur Fixed Price di aplikasi MyBluebird mencatatkan pertumbuhan penggunaan tertinggi, menandakan preferensi konsumen terhadap kepastian harga.

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:37 WIB

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Pemerintah rem produksi nikel ke 250 juta ton 2026 untuk atasi surplus 209 juta ton. NCKL proyeksi laba Rp 10,03 triliun, rekomendasi buy TP 1.500

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:00 WIB

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?

Kenaikan harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belakangan ini dinilai lebih bersifat spekulatif jangka pendek.

INDEKS BERITA

Terpopuler