Antipasi Perlambatan Ekonomi, BI Pangkas Bunga Acuan Menjadi 5,75%

Jumat, 19 Juli 2019 | 08:02 WIB
Antipasi Perlambatan Ekonomi, BI Pangkas Bunga Acuan Menjadi 5,75%
[]
Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memangkas bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) dari 6% menjadi 5,75%. Pemangkasan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) dinilai perlu untuk menggelitik pertumbuhan ekonomi.

BI mengikuti kebijakan yang dilakukan bank sentral di sejumlah negara lain, termasuk emerging market, belakangan ini, yang memangkas bunga acuan untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi global. Terbaru, Korea Selatan menggunting suku bunganya sebesar 25 bps menjadi 1,5%, pada Kamis (18/7) pagi. Bahkan, Bank Sentral Amerika Serikat (AS), juga diperkirakan akan menurunkan bunganya tahun ini.

Penurunan bunga acuan oleh BI ditunggu pelaku pasar keuangan. Pasca pengumuman, nilai tukar rupiah bergerak menguat 0,16% ke level Rp 13.960 per dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot Kamis (18/7).

Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ditutup positif. Pada penutupan perdagangan sesi II, IHSG naik 8,6 poin atau menguat 0,14% ke level 6.403 poin.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, selain perkiraan inflasi rendah dan nilai tukar rupiah menguat, pemangkasan suku bunga acuan ini untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi dalam negeri. BI melihat berlanjutnya ketegangan hubungan dagang Amerika Serikat dan China, terus menekan volume perdagangan dunia dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

Akibatnya harga komoditas, termasuk harga minyak bumi terus tertekan. Padahal, Indonesia mengandalkan komoditas sebagai sumber pendapatan ekspor. Dengan kata lain, ekspor Indonesia tertekan efek perang dagang tersebut.

BI memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019 relatif sama dengan kuartal I-2019 yakni sebesar 5,07%. Bahkan hingga akhir tahun, BI masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di bawah titik tengah kisaran 5%–5,4%.

Artinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan belum bisa melampaui angka 5,2% tahun ini. "BI memandang masih terbuka ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dan perlunya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi lebih lanjut," tambah Perry, Kamis (18/7).

Ekonomi tetap lambat

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menyatakan, pertumbuhan ekonomi domestik akan melambat di level 5% meski BI memangkas bunga acuan. Ia memperkirakan pada paruh kedua tahun ini, dorongan efek konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi relatif turun.

David menyatakan, langkah pemerintah selanjutnya adalah menggenjot investasi sebagai langkah lanjutan dari pemangkasan bunga acuan, termasuk memacu investasi portofolio di bursa saham dan obligasi. "Suku bunga turun 25 bps sudah sesuai dengan ekspektasi, investasi (di portofolio saham dan sektor riil) menjadi menggiurkan," kata David kepada KONTAN.

Ekonom Maybank Indonesia Luthfi Ridho menilai, pemangkasan bunga acuan BI belum mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam perkiraan Luthfi, ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini hanya tumbuh 5,1% karena permintaan global yang melemah sejalan dengan turunnya harga komoditas.

Tak hanya itu, pemangkasan bunga acuan juga belum tentu mengerek kinerja investasi di sisa tahun ini. Sebab, tensi perang dagang AS dan China bisa menggoyangkan gairah investasi.

Dunia usaha juga menunggu arah kebijakan pemerintah dalam lima tahun ke depan. "Sampai pelantikan presiden dan wakil presiden Oktober nanti, pasar cenderung wait and see," kata dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Ekspor China ke ASEAN Bulan Mei Cetak Rekor! Impor Indonesia Melonjak 21%
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 13:11 WIB

Ekspor China ke ASEAN Bulan Mei Cetak Rekor! Impor Indonesia Melonjak 21%

Pada bulan Mei 2025, ekspor China ke Indonesia berjumlah US$ 6,8 miliar, melonjak 21,43% dari setahun lalu.

Profit 35,33% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menanjak (14 Juni 2025)
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 09:06 WIB

Profit 35,33% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menanjak (14 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (14 Juni 2025) 1.960.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,33% jika menjual hari ini.

Menakar Risiko dan Peluang Investasi Aset Alternatif Uang Koin Kuno
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:21 WIB

Menakar Risiko dan Peluang Investasi Aset Alternatif Uang Koin Kuno

Uang dan koin kuno bisa dihargai lebih mahal, saat sudah mendapat skor dari lembaga penilaian resmi.

Direktur KISI Sekuritas Seok Mo Yang: Selalu Bersikap Cermat Saat Investasi
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:10 WIB

Direktur KISI Sekuritas Seok Mo Yang: Selalu Bersikap Cermat Saat Investasi

Melihat pilihan investasi Seok Mo Yang, Online Equity Associate Director Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI)

Mitrabada Adiperdana (MBAP) Mencicipi Peluang Diversifikasi
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:07 WIB

Mitrabada Adiperdana (MBAP) Mencicipi Peluang Diversifikasi

Melihat profil bisnis PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) yang tengah fokus melakukan diversifikasi bisnis non-batubara

Ekonomi Rumah Tangga Tertekan, Kredit Bermasalah pun Meningkat
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Rumah Tangga Tertekan, Kredit Bermasalah pun Meningkat

Kondisi ekonomi masyarakat bawah tampak semakin tertekan. Itu tercermin dari rata-rata simpanan per rekening di bank yang Susut

Daulat Kelapa Bulat
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:30 WIB

Daulat Kelapa Bulat

Indonesia adalah produsen kelapa terbesar kedua dunia. Lebih dari 5,6 juta petani mengelola 3,34 juta hektar kebun.

Invasi Investor Asing ke E-commerce
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:00 WIB

Invasi Investor Asing ke E-commerce

Dalam satu-dua tahun terakhir, kita bisa melihat bisnis online yang dikelola perusahaan asing makin mendominasi e-commerce di Indonesia

Suku Bunga Masih Tinggi, Tren Take Over KPR di Perbankan Melejit
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:00 WIB

Suku Bunga Masih Tinggi, Tren Take Over KPR di Perbankan Melejit

Bank-bank dengan porsi dana murah (CASA) besar biasanya lebih leluasa menyalurkan KPR karena mampu menawarkan bunga kredit lebih kompetitif.​

 Transaksi QRIS Antarnegara Semakin Melesat
| Sabtu, 14 Juni 2025 | 06:55 WIB

Transaksi QRIS Antarnegara Semakin Melesat

​Tren transaksi QRIS lintas negara terus meningkat, baik dari sisi inbound atau transaksi wisatawan asing di Indonesia, maupun outbound.

INDEKS BERITA

Terpopuler