Aramco Terus Menolak Valuasi, Pertamina Bakal Jalan Sendiri

Kamis, 25 April 2019 | 07:47 WIB
Aramco Terus Menolak Valuasi, Pertamina Bakal Jalan Sendiri
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kongsi PT Pertamina dan Saudi Aramco belum satu suara untuk membangun kilang Cilacap. Kedua perusahaan itu belum menyepakati skema valuasi aset dalam pembentukan perusahaan patungan atau joint venture (JV) pengembang proyek kilang minyak atau Refinery Development Masterplan Program (RDMP) Cilacap.

Alotnya negosiasi menyebabkan target penyelesaian proyek tersebut molor. Sebelumnya Pertamina mengharapkan proyek kilang Cilacap rampung pada tahun 2025.

Direktur Mega Proyek dan Petrokimia PT Pertamina, Ignatius Talulembang menjelaskan betapa ketatnya proses pembentukan perusahaan patungan tersebut. Ada beberapa syarat dari Saudi Aramco dalam negosiasi itu, yakni terkait dengan valuasi, insentif perpajakan, pengadaan lahan serta spin off.

Tiga syarat, menurut Talulembang, sudah dipenuhi oleh Pertamina. Namun ada satu poin pembahasan yang belum bisa disepakati kedua perusahaan, yakni nilai valuasi aset existing Pertamina di kilang Cilacap yang nantinya dijadikan penyertaan modal ke perusahaan patungan itu.

Sebelumnya Pertamina sempat menyodorkan nilai valuasi berdasarkan hasil perhitungan Pertamina dengan melibatkan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). Namun Saudi Aramco menolak nilai valuasi itu.

Berdasarkan perjanjian awal, valuasi seharusnya sudah disepakati pada Desember 2018. Namun hingga akhir tahun lalu belum ada kata sepakat. Alhasil, negosiasi diperpanjang hingga Juni 2019.

Apabila sampai batas waktu belum ada kesepakatan, Pertamina memutuskan untuk menjalankan proyek kilang tersebut, baik melalui biaya sendiri maupun mencari mitra baru yang lain. "Kami sudah lapor ke Menteri (ESDM), kalau tidak sepakat akan lanjut dengan biaya sendiri atau mencari partner lain mengikuti pola yang di Balikpapan," kata dia, saat acara media gathering di Kantor Pusat Pertamina, kemarin.

Melihat kondisi terakhir, menurut Talulembang, tak menutup kemungkinan target penyelesaian kilang ini kembali mundur dari tahun 2025. "Bisa jadi lebih dari 2025, tapi target kami masih di 2025," ungkap dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Menteri Energi, Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi, Khalid Al-Falih, untuk membahas kelanjutan investasi antara Pertamina dan Saudi Aramco di proyek RDMP Cilacap.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, investasi dari Arab Saudi yang harus dipercepat adalah kerja sama di proyek RDMP Cilacap. Alasannya, pembangunan kilang ini menjadi satu proyek strategis nasional menyangkut ketahanan energi Indonesia. Proyek ini bisa mendapatkan tax holiday.

Mencari mitra

Untuk sementara Pertamina akan menggarap sendiri RDMP Cilacap sambil secara paralel menyeleksi mitra baru. Hal ini juga sudah dilakukan di Kilang Balikpapan yang semula dibangun sendiri, namun saat ini sedang proses mencari mitra.

Di Balikpapan, Pertamina tengah mencari mitra strategis, baik sebagai refinery partner, trading partner maupun financial equity partner. Talulembang menargetkan pada Oktober tahun ini Pertamina sudah mendapatkan mitra strategis di proyek Kilang Balikpapan.

"Dari 70 calon mitra, sudah short list sembilan mitra refinery partner. Kami menargetkan pada Oktober sudah ada mitra terpilih," ucap dia.

Sementara itu, perusahaan migas pelat merah ini memastikan proyek kilang mereka memprioritaskan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), termasuk penggunaan tenaga kerja lokal.

Proyek kilang itu adalah proyek perluasan atau RDMP Kilang Balikpapan, Kilang Cilacap, Kilang Balongan dan Kilang Dumai. Ada pula Grass Root Refinery (GRR) atau proyek kilang minyak dan petrokimia Tuban, serta GRR Langit Biru dan GRR Plaju.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina, Ignatius Tallulembang mengatakan, melalui program RDMP dan GRR, Pertamina ikut mendorong kemajuan teknologi kilang dan industri petrokimia di Indonesia. "Hal tersebut juga mendorong peningkatan TKDN, yang selalu ditekankan oleh pemerintah," kata dia.

Selain TKDN, Pertamina memanfaatkan tenaga kerja lokal dan daerah setempat. Misalnya, perusahaan ini telah melakukan program pelatihan tenaga kerja di Kalimantan Timur untuk RDMP Balikpapan.

Bagikan

Berita Terbaru

BI Rate Turun 5 Kali Hingga September 2025 Demi Menopang Pertumbuhan Ekonomi
| Rabu, 17 September 2025 | 15:19 WIB

BI Rate Turun 5 Kali Hingga September 2025 Demi Menopang Pertumbuhan Ekonomi

BI memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (Bps) menjadi 4,75% pada RDG yang digelar pada 16-17 September 2025.

BUVA Bakal Rights Issue Buat Ekspansi, Happy Hapsoro Profit Taking Rp 100 Miliar
| Rabu, 17 September 2025 | 13:00 WIB

BUVA Bakal Rights Issue Buat Ekspansi, Happy Hapsoro Profit Taking Rp 100 Miliar

Dalam waktu dekat, BUVA akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias rights issue.

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/9) Masih Menanti Keputusan BI dan The Fed
| Rabu, 17 September 2025 | 07:51 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/9) Masih Menanti Keputusan BI dan The Fed

Investor menanti hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur BI mengenai suku bunga acuan. Harap-harap cemas ini berbarengan arah suku bunga The Fed.

IPO Merdeka Gold (EMAS) Berpotensi Meraup Dana Rp 4,65 Triliun
| Rabu, 17 September 2025 | 07:44 WIB

IPO Merdeka Gold (EMAS) Berpotensi Meraup Dana Rp 4,65 Triliun

PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) mematok harga initial public offering (IPO) di Rp 2.880 per saham.

Emiten Properti Nantikan Dampak Penurunan Suku Bunga ke KPR
| Rabu, 17 September 2025 | 07:35 WIB

Emiten Properti Nantikan Dampak Penurunan Suku Bunga ke KPR

ruang penurunan suku bunga yang masih terbuka membawa angin segar untuk penjualan properti di sisa tahun ini dan tahun depan.

TLKM Menghapus Posisi Wakil Direktur Utama dan Munculkan Direktur Legal
| Rabu, 17 September 2025 | 07:22 WIB

TLKM Menghapus Posisi Wakil Direktur Utama dan Munculkan Direktur Legal

Selain perombakan direksi, rapat tersebut juga mengusulkan untuk menghapus satu posisi komisaris yang sebelumnya diisi Ismail

FORE Menyuntik Modal Anak Usaha Senilai US$ 500.000
| Rabu, 17 September 2025 | 07:07 WIB

FORE Menyuntik Modal Anak Usaha Senilai US$ 500.000

Transaksi penambahan modal tersebut bertujuan mempertahankan presentasi kepemilikan saham FORE di FIPL.

Pengendali Utama SURI Gemar Akumulasi, Sahamnya Bergerak Fluktuatif
| Rabu, 17 September 2025 | 07:01 WIB

Pengendali Utama SURI Gemar Akumulasi, Sahamnya Bergerak Fluktuatif

Sejak awal tahun hingga saat ini Hansen Jap, pengendali utama PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) terpantau gencar melakukan akumulasi.

Harga Saham Emiten Rokok Kompak Menguat, Ada Gosip Apa?
| Rabu, 17 September 2025 | 06:46 WIB

Harga Saham Emiten Rokok Kompak Menguat, Ada Gosip Apa?

Adanya kebijakan dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, peluang penurunan tarif cukai hasil tembakau semakin terbuka. T

TPIA Raih Kredit Jumbo untuk Perkuat Integrasi Rantai Pasok
| Rabu, 17 September 2025 | 06:45 WIB

TPIA Raih Kredit Jumbo untuk Perkuat Integrasi Rantai Pasok

Dana hasil pinjaman untuk keperluan korporasi umum, termasuk proyek peremajaan aset Aster di Pulau Bukom dan Jurong

INDEKS BERITA

Terpopuler