Arti Data Pertumbuhan

Jumat, 07 November 2025 | 06:11 WIB
Arti Data Pertumbuhan
[ILUSTRASI. TAJUK - Syamsul Ashar]
Syamsul Ashar | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Indonesia kuartal III-2025 tumbuh 5,04%. Angka ini, di atas capaian 2024, menjadi sinyal mesin ekonomi nasional masih berdenyut stabil di tengah ketidakpastian global. Namun pertanyaan mendasarnya tetap sama: Apa arti pertumbuhan ini bagi rakyat?

Pertumbuhan yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) ini bukan sekadar statistik. Di balik angka itu, ada 146,54 juta penduduk Indonesia yang bekerja—bertambah 1,9 juta orang dibandingkan dengan 2024 lalu. Pengangguran terbuka turun menjadi 4,85%. Ini kabar baik, menandakan pertumbuhan masih bisa  menyerap tenaga kerja baru.

Namun, seperti sering terjadi, di balik sinar ada bayangannya. Lebih dari seperempat pekerja di Indonesia masih bekerja paruh waktu. Sementara 28% dari seluruh pekerja menggantungkan hidup di sektor pertanian—sektor dengan produktivitas rendah dan rentan cuaca. Proporsi pekerja formal hanya sekitar 42%. Artinya, sebagian besar rakyat Indonesia bekerja, tetapi belum sepenuhnya hidup sejahtera.

Sektor-sektor penggerak ekonomi juga menunjukkan wajah ganda. Manufaktur dan perdagangan tumbuh, menandakan geliat konsumsi dan ekspor. Tetapi pertambangan, salah satu penyumbang devisa terbesar, justru berkontraksi hampir 2%. Penurunan produksi emas dan tembaga di Papua serta Kalimantan menekan kinerja daerah kaya sumber daya. Di sisi lain, ekspor nonmigas seperti baja, otomotif, dan produk kimia memberi harapan baru bagi industri pengolahan.

Maknanya jelas: pertumbuhan 5,04% bagus, tetapi kualitasnya belum menyentuh esensi pemerataan. Angka positif, tetapi belum sepenuhnya memperbaiki taraf hidup. Pertumbuhan masih bertumpu pada konsumsi rumah tangga dan ekspor komoditas padat modal, bukan pada produktivitas dan inovasi yang menciptakan pekerjaan layak.

Karena itu, pekerjaan besar pemerintah ke depan adalah memastikan pertumbuhan ini lebih inklusif. Pertama, mempercepat transformasi tenaga kerja dari sektor primer ke industri dan jasa bernilai tambah melalui pendidikan vokasi, pelatihan, dan sertifikasi keterampilan. 

Kedua, memperluas formalisasi tenaga kerja—memberi insentif bagi industri dan UMKM yang menciptakan pekerjaan penuh waktu dengan penghasilan layak. Ketiga, memperkuat ekonomi daerah non-tambang dengan diversifikasi investasi: agroindustri, pariwisata berkelanjutan, dan logistik modern.

Angka 5,04% itu patut disyukuri. Tapi belum terasa nyata di rakyat.

Selanjutnya: Siap-siap, Bank Kecil Akan Dipaksa Merger

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi
| Jumat, 07 November 2025 | 07:05 WIB

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi

Sektor bisnis yang paling banyak menyerap produk elevator Shanghai Mitsubishi datang dari rumah pribadi dan bisnis rumah toko (ruko) 

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini
| Jumat, 07 November 2025 | 06:51 WIB

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini

Pendapatan dan laba emiten otomotif dan komponen masih lemah di sepanjang Sembilan bulan tahun 2025. ​

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan
| Jumat, 07 November 2025 | 06:48 WIB

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan

Per September 2025 utang bank jangka pendek PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) melonjak hingga 58%.

Pyridam Farma (PYFA) Genjot Kinerja di Sisa Tahun
| Jumat, 07 November 2025 | 06:45 WIB

Pyridam Farma (PYFA) Genjot Kinerja di Sisa Tahun

Hingga kuartal III-2025, PYFA tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 2,06 triliun, meningkat 77,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu

Saham Masuk Radar MSCI, Dana Asing Siap Menghampiri
| Jumat, 07 November 2025 | 06:43 WIB

Saham Masuk Radar MSCI, Dana Asing Siap Menghampiri

Tak hanya aliran dana ke saham-saham yang mejeng di indeks MSCI, efek domino dari reblancing juga akan menjalar ke kepemilikan saham.

Kinerja Emiten Semen Masih Belum Kokoh
| Jumat, 07 November 2025 | 06:36 WIB

Kinerja Emiten Semen Masih Belum Kokoh

Pelemahan daya beli dan penurunan permintaan menggerus penjualan dan margin laba bersih emiten semen

IPO Sukses, Pelayaran Jaya Hidup Baru (PJHB) Geber Ekspansi
| Jumat, 07 November 2025 | 06:32 WIB

IPO Sukses, Pelayaran Jaya Hidup Baru (PJHB) Geber Ekspansi

Pada debut perdananya, harga saham PJHB langsung menyentuh auto reject atas (ARA), atau melonjak 24,85% 

Diskon Tarif Jalan Tol Berlaku di Momen Nataru
| Jumat, 07 November 2025 | 06:30 WIB

Diskon Tarif Jalan Tol Berlaku di Momen Nataru

Pemerintah telah melakukan diskusi dengan pelaku badan usaha jalan tol (BUJT) sejak Oktober 2025 terkait pemberian diskon di periode Nataru

Masih Tertekan, Investor Aset Kripto Memilih Berhati-hati
| Jumat, 07 November 2025 | 06:30 WIB

Masih Tertekan, Investor Aset Kripto Memilih Berhati-hati

Harga bitcoin terus melemah. Mengutip Coinmarketcap, harga bitcoin berada di level US$ 103.255 pada Kamis (6/11), turun 4,21% dalam sepekan

Update Realisasi Penyaluran KUR Perumahan
| Jumat, 07 November 2025 | 06:30 WIB

Update Realisasi Penyaluran KUR Perumahan

Dua minggu sejak diluncurkan pada 21 Oktober lalu, kredit program pemerintah sudah disalurkan sebesar Rp 267,1 miliar. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler