Bank Bahas Restrukturisasi Krakatau Steel

Senin, 22 April 2019 | 08:22 WIB
Bank Bahas Restrukturisasi Krakatau Steel
[]
Reporter: Anggar Septiadi, Harry Muthahhari | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) masih melanjutkan tren merugi pada tahun lalu. Tahun lalu, perusahaan baja milik pemerintah itu mencatatkan rugi bersih US$ 74,82 juta. Nilai tersebut memang lebih rendah dibandingkan rugi bersih pada 2017 senilai US$ 81,75 juta. Namun beban keuangan perseroan ini justru makin berat.

Pada 2018, KRAS menanggung total liabilitas sekitar US$ 2,49 miliar. Rinciannya, liabilitas jangka pendek US$ 1,59 miliar dan liabilitas jangka panjang US$ 899,43 juta. Nilai tersebut meningkat 10,45% year on year (yoy) dibandingkan tahun 2017 senilai US$ 2,26 miliar. Perinciannya US$ 1,36 miliar berupa liabilitas jangka pendek dan US$ 899,67 juta berasal dari liabilitas jangka panjang.

Utang menggunung ini terutama disebabkan besarnya pinjaman jangka pendek pada 2018 nilainya mencapai US$ 1,13 miliar atau Rp 15,86 triliun, asumsi kurs Rp 14.043 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara pinjaman jangka panjang senilai US$ 811,70 juta atau Rp 11,40 triliun ditambah US$ 123,36 juta atau Rp 1,73 triliun yang telah masuk ke liabiltas jangka pendek karena akan jatuh tempo pada tahun 2019.

Dengan beban keuangan yang cukup berat, KRAS minta izin kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara agar utang mereka dapat direstrukturisasi. Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menargetkan, negosiasi restrukturisasi utang perusahaan ini bakal kelar pada akhir April tahun ini.

Jika dihitung berdasarkan laporan keuangan 2018 KRAS, total saldo terutang jangka pendek yang jatuh tempo tahun 2019 mencapai sekitar US$ 788,14 juta atau setara Rp 11,07 triliun. Itu meliputi pinjaman ke sejumlah bank pelat merah yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan sejumlah perbankan swasta maupun asing.

Bank Mandiri misalnya, tercatat memiliki tagihan jangka pendek senilai US$ 359,58 juta atau Rp 5,04 triliun yang berasal dari tiga jenis pinjaman: letter of credit (L/C), bank overdraft, dan kredit modal kerja (KMK). Seluruh fasilitas pinjaman ini akan berakhir pada 27 September 2019.

BRI juga memiliki tagihan US$ 16,78 juta atau Rp 235,64 miliar. Namun Direktur Utama BRI Suprajarto masih enggan menjelaskan skema restrukturisasi yang akan dilakukan. "Kalau soal ini saya tidak belum mau berkomentar karena agak sensitif," katanya.

Bank swasta juga siap bantu KRAS merestrukturisasi utang-utangnya. "Saat ini, kami juga masih dalam taraf diskusi untuk restrukturisasi," kata Frans Rahardja Alimhamzah, Direktur Perbankan Bisnis Bank CIMB Niaga kepada KONTAN.

Sementara Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surdaudaja mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum ada kesepakatan restrukturisasi. "Masih dalam pembahasan," kata Parwati kepada KONTAN.

Hal senada juga disebutkan oleh Predisen Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmadja. Ia mengatakan, saat ini BCA masih membahas skema restrukturisasi yang akan ditawarkan kepada KRAS. Hingga akhir tahun 2018 lalu, KRAS tercatat masih mempunyai tagihan kepada BCA senilai US$ 47,68 juta atau Rp 669 miliar berasal dari fasilitas L/C yang diberikan BCA. Dan akan berakhir pada 29 Juli 2019 ini.

Bagikan

Berita Terbaru

Mencermati Peluang Saham Multibagger
| Senin, 30 Juni 2025 | 05:20 WIB

Mencermati Peluang Saham Multibagger

Beberapa saham yang termasuk multibagger ini terdorong kinerja yang meningkat dan sejumlah aksi korporasi. 

Tarif Listrik Juli-September 2025 Tidak Naik
| Senin, 30 Juni 2025 | 05:19 WIB

Tarif Listrik Juli-September 2025 Tidak Naik

Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun  2024, penyesuaian tarif tenaga listrik bagi pelanggan nonsubsidi dilakukan setiap tiga bulan.

Zarubezhneft Masih di Proyek Blok Tuna
| Senin, 30 Juni 2025 | 05:16 WIB

Zarubezhneft Masih di Proyek Blok Tuna

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyebutkan, Zarubezhneft masih memegang 50% hak partisipasi atau participating interest (PI) di Blok Tuna

Caturkarda Depo Bangunan (DEPO) Optimis Capai Target Penjualan Rp 3 Triliun
| Senin, 30 Juni 2025 | 05:15 WIB

Caturkarda Depo Bangunan (DEPO) Optimis Capai Target Penjualan Rp 3 Triliun

Dengan target di atas Rp 3 triliun, maka DEPO mengejar pertumbuhan penjualan lebih dari 6,76% secara tahunan.

 Prabowo Resmikan Megaproyek Baterai EV
| Senin, 30 Juni 2025 | 05:13 WIB

Prabowo Resmikan Megaproyek Baterai EV

Proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi ini bisa menekan impor BBM 300.000 kiloliter per tahun

Danantara Larang Seluruh BUMN Ganti Pimpinan
| Senin, 30 Juni 2025 | 05:10 WIB

Danantara Larang Seluruh BUMN Ganti Pimpinan

Larangan tersebut tertuang dalam surat instruksi Danantara yang diteken oleh Kepala Danantara pada tanggal 23 Juni 2025.

Penjualan Unitlink Susut, Kontribusi Agen Asuransi Jiwa Menciut
| Senin, 30 Juni 2025 | 04:45 WIB

Penjualan Unitlink Susut, Kontribusi Agen Asuransi Jiwa Menciut

Redupnya pamor produk unitlink hingga makin populernya penggunaan kanal digital menyebabkan penurunan premi dari kanal agensi. 

Menanti Taji Saham BUMN di Tengah Riuhnya Ekspansi
| Senin, 30 Juni 2025 | 04:45 WIB

Menanti Taji Saham BUMN di Tengah Riuhnya Ekspansi

Kehadiran Danantara bisa jadi turut memberi angin segar buat kelangsungan ekspansi emiten-emiten BUMN ke depan. 

Menakar Efek Harga Patokan Ayam Terbaru
| Senin, 30 Juni 2025 | 04:35 WIB

Menakar Efek Harga Patokan Ayam Terbaru

Kementan resmi menetapkan harga acuan penjualan (HAP) ayam ras hidup sebesar Rp 18.000 per kilogram di tingkat peternak sejak 19 Juni 2025 

IHSG Turun 0,14% Pekan Lalu, Masih Ada Saham-Saham yang Menguat Tebal
| Senin, 30 Juni 2025 | 04:30 WIB

IHSG Turun 0,14% Pekan Lalu, Masih Ada Saham-Saham yang Menguat Tebal

Meski melonjak di perdagangan terakhir, IHSG masih tercatat turun 0,14% dalam sepekan periode 23-26 Juni 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler