Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk
| Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kesuksesan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menghimpun dana investor melalui rights issue akan berdampak terhadap pertumbuhan aset perseroan ini. Bergabungnya Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) berpotensi membawanya kembali meraih posisi sebagai bank dengan aset terbesar di Tanah Air.
Seperti diketahui, BRI berhasil meraih dana tunai sebesar Rp 41,2 triliun dari pemegang saham publik melalui rights issue dalam rangka pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi). Sedangkan dana Rp 54,7 triliun didapat BRI dalam bentuk partisipasi non tunai Pemerintah dengan melakukan setoran inbreng Pegadaian dan PNM.
Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2021, BRI tercatat memiliki aset Rp 1.450,9 triliun atau masih tumbuh 4,6% secara year on year (yoy). PNM mempunyai aset Rp 38,15 triliun dan Pegadaian Rp 67,8 triliun. Sehingga total aset ketiga entitas ini mencapai Rp 1.556,86 triliun.
Sementara PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memiliki aset sebesar Rp 1.580,5 triliun pada periode yang sama, meningkat 16,26% yoy. Bank ini jadi bank dengan aset terbesar setelah mendapat limpahan aset dari hasil merger bank syariah BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
Mengacu pada posisi Juni tersebut, selisih total aset Holding UMi dengan Bank Mandiri hanya Rp 23,6 triliun. Namun jika melihat kesuksesan rights issue BRI, peta aset perbankan bisa berubah lagi.
"Aset BRI bisa menjadi yang terbesar di Indonesia karena mendapat tambahan dari gabungan dari aset Pegadaian dan PNM," kata Trioksa Siahaan, senior faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) ke KONTAN, Senin (11/10).
Dia menambahkan, prospek pertumbuhan aset Holding UMi berpotensi lebih besar lagi karena potensi UMKM masih besar di Indonesia. Seiring dengan semakin longgarnya pembatasan mobilitas dan aktivitas ekonomi semakin bergairah maka pertumbuhan kredit UMKM BRI diperkirakan akan semakin mekar.
Sementara Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI belum bisa mengonfirmasi perkembangan aset BRI pasca rights issue. Dia bilang, itu baru bisa dilihat dalam laporan kinerja kuartal III 2021 yang akan dipublikasikan pada akhir Oktober atau awal November mendatang.
Namun, dia mengatakan BRI telah memproyeksikan bahwa asetnya akan tumbuh positif tahun ini sejalan dengan pertumbuhan pinjaman. Untuk mendorong pertumbuhan aset, BRI akan fokus pada segmen mikro, terutama dengan penguatan sinergi UMi dengan Pegadaian dan PNM.
BRI memprediksi penyaluran kredit sampai akhir tahun ini bisa tumbuh hingga kisaran 6%-7% yoy.
Bank besar lain juga terus berupaya mendorong pertumbuhan aset. PT Bank BNI Tbk (BBNI) hingga Agustus 2021 membukukan pertumbuhan aset sebesar 4,3% dibanding akhir tahun 2020.
Novita Anggraini Direktur Keuangan BNI mengatakan, pertumbuhan ini ditopang kenaikan DPK. Dana pihak ketiga tumbuh terutama didorong oleh dana murah sehingga komposisinya terhadap total DPK naik menjadi 68%. Sementara penyaluran kredit terus membaik dengan fokus pada sektor-sektor usaha yang prospektif. Untuk memastikan kredit tetap tumbuh BNI akan menjaga pertumbuhan dana pihak ketiga, terutama dana murah.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.