Banyak Ekspansi, Kinerja Emiten Farmasi Bakal Tumbuh di Atas Estimasi

Selasa, 16 Juli 2019 | 06:06 WIB
Banyak Ekspansi, Kinerja Emiten Farmasi Bakal Tumbuh di Atas Estimasi
[]
Reporter: Aloysius Brama, Benedicta Prima | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan bisnis emiten farmasi diperkirakan akan lebih tinggi dari proyeksi Kementerian Perindustrian. Sebelumnya, pemerintah memperkirakan, pertumbuhan industri farmasi, obat kimia dan obat tradisional tahun ini sekitar 9%.

Emiten farmasi BUMN, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) bahkan berani menargetkan pertumbuhan penjualan tahun ini mencapai 20%. KAEF optimistis targetnya akan tercapai.

Manajemen KAEF menyebut kinerja positif sudah tampak semester I-2019. "Belum closing, tapi saya kira bisa tercapai. Iklim investasi kian baik," jelas Direktur Keuangan KAEF IGN Suharta Wijaya. 

Jika benar, maka di semester I-2019, pendapatan KAEF bisa mencapai Rp 4,08 triliun dengan laba bersih mencapai Rp 146,39 miliar.

Untuk memenuhi target ini, KAEF tengah mengembangkan bahan baku obat. Produksi sudah mulai melalui joint venture dengan Korea Selatan melalui PT KF Sungwung Pharmacopia di Cikarang. Pendanaan pengembangan tersebut dari pinjaman bank serta project financing.

Sementara itu, KAEF juga akan tetap mengembangkan produk kosmetik dengan Marcks & Venus sebagai payung brand. Dalam enam bulan ke depan, KAEF juga akan meluncurkan produk decorative, body care dan anti aging series. Rencana ekspansi tersebut akan berdampak terhadap pertumbuhan kinerja tahun depan.

KAEF juga memiliki opsi pendanaan dengan merilis surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN) II pada September 2019. Suharta menjelaskan, MTN ini senilai Rp 1 triliun dengan tenor tiga tahun. Dia menyebut, dana hasil MTN ini akan digunakan untuk ekspansi dan refinancing pinjaman bank jangka pendek.

KAEF berencana mengakuisisi dua rumahsakit milik BUMN dan swasta di Jakarta. KAEF menganggarkan belanja modal sebesar Rp 4,2 triliun untuk ekspansi tersebut. Sebelumnya, KAEF menerbitkan MTN I dan MTN Syariah Mudhabarah I dengan total nilai Rp 500 miliar.

Sementara PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) meyakini pertumbuhan penjualan tahun ini mencapai 6%-8%. "Produksi juga ditargetkan di kisaran sama," jelas Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius, Senin (15/7). Hingga semester I-2019, dia menyebut, produksi KLBF tumbuh 7%.

Agar kinerja stabil, KLBF akan fokus pada produk obat resep untuk kebutuhan BPJS Kesehatan dan obat bebas. Obat resep BPJS menyumbang 20% terhadap pendapatan emiten tersebut.

KLBF juga tengah mendirikan pabrik obat biologis, injeksi dan obat bebas. "Ketiga pabrik sudah mau selesai dan siap produksi di 2020," imbuh Vidjongtius.

Tahun lalu, penjualan KLBF mencapai Rp 21,07 triliun dengan laba bersih Rp 2,45 triliun. Pertumbuhan penjualan di 2018 didukung penjualan divisi obat resep Rp 4,8 triliun, setara dengan 22,9% dari total penjualan Kalbe di 2018.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Terlilit Gagal Bayar, Danasyariah Sempat Gandeng BPR Syariah Milik Eks Direktur OJK
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 10:07 WIB

Terlilit Gagal Bayar, Danasyariah Sempat Gandeng BPR Syariah Milik Eks Direktur OJK

Kelangsungan usaha perusahaan peer to peer lending (P2P lending) PT Dana Syariah Indonesia (Danasyariah) dipertanyakan.

CEO Finetiks Cameron Goh Bagikan Tips Investasi: Diversifikasi dan Mengelola Risiko
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 08:42 WIB

CEO Finetiks Cameron Goh Bagikan Tips Investasi: Diversifikasi dan Mengelola Risiko

Cameron Goh, CEO & Founder Finetiks menilai,  dalam berinvestasi, investor perlu memahami pengelolaan risiko

FUTR Siapkan Ekspansi Usai Bertransformasi ke Bisnis Energi Hijau
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 08:37 WIB

FUTR Siapkan Ekspansi Usai Bertransformasi ke Bisnis Energi Hijau

Mengupas rencana bisnis PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) usai beralih bisnis ke sektor energi hijau

BI Bakal Merilis Instrumen Baru Lengkapi SRBI
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 07:32 WIB

BI Bakal Merilis Instrumen Baru Lengkapi SRBI

Surat berharga ini, akan mendampingi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang selama ini juga diterbitkan BI

Target Perbaikan Coretax Rampung di Awal Tahun
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 07:20 WIB

Target Perbaikan Coretax Rampung di Awal Tahun

Ditjen Pajak memperkirakan pelaporan SPT Tahunan perdana melalui Coretax bakal menurun              

Momok APBD yang Tersimpan di Brankas Bank
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 07:05 WIB

Momok APBD yang Tersimpan di Brankas Bank

APBD yang harusnya jadi motor penggerak ekonomi daerah menjadi sia-sia lantaran banyak dana hanya disimpan untuk mendapat bunga.

Keadilan Perpajakan bagi Pekerja
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Keadilan Perpajakan bagi Pekerja

Keadilan pemungutan pajak penghasilan atau PPh tidak perlu lagi mengalah terhadap kesederhanaan pajak.

Marketing Sales Puradelta Lestari (DMAS) Baru 35% dari Target
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 06:05 WIB

Marketing Sales Puradelta Lestari (DMAS) Baru 35% dari Target

Namun demikian, DMAS tetap berusaha untuk mencapai target tahun ini sehubungan dengan masih ada pipeline lahan sekitar 75 ha.

Digital Mediatama (DMMX) Membalikkan Rugi Jadi Laba
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 05:20 WIB

Digital Mediatama (DMMX) Membalikkan Rugi Jadi Laba

Sepanjang sembilan bulan 2025, laba bersih DMMX sebesar Rp 28,65 miliar.Pada periode yang sama di 2024 lalu, DMMX rugi  mencapai Rp 46,39 miliar.

Laju Kredit Konsumsi Kian Tak Bertenaga
| Sabtu, 25 Oktober 2025 | 04:55 WIB

Laju Kredit Konsumsi Kian Tak Bertenaga

Penyaluran kredit konsumer oleh perbankan belum menunjukkan tanda perbaikan signifikan di tengah daya beli yang masih tertahan.

INDEKS BERITA

Terpopuler