BCA Raup Laba Bersih Rp 6,1 Triliun

Jumat, 26 April 2019 | 07:02 WIB
BCA Raup Laba Bersih Rp 6,1 Triliun
[]
Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laporan keuangan kuartal I-2019 terus bermunculan. Terbaru dari kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang juga masuk anggota indeks Kompas100.

Bank milik Grup Djarum ini berhasil mencetak laba bersih Rp 6,1 triliun. Pencapaian itu tumbuh 10,1% secara year on year (yoy) dibandingkan periode tahun sebelumnya, sebesar Rp 5,5 triliun.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan, pertumbuhan laba ditopang pendapatan operasional yang naik 13,7% secara tahunan menjadi Rp 16,69 triliun. Pertumbuhan kredit dan pendapatan berbasis komisi mengangkat pendapatan operasional BCA.

Pertumbuhan kredit bank yang mayoritas sahamnya milik Grup Djarum ini kuartal I-2019 tumbuh 13,2% secara yoy menjadi total Rp 532,12 triliun. Realisasi penyaluran kredit terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi yang naik 15,8% dari Rp 179,4 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp 207,78 triliun di akhir Maret tahun ini.

Sementara, kredit komersial serta usaha kecil dan menengah (UKM) ikut memberikan kontribusi lewat pertumbuhan 14,7% yoy menjadi Rp 184,67 triliun. Adapun, kredit konsumer tumbuh paling mini 7,7% yoy menjadi Rp 139,66 triliun.

Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), BCA mencatat kenaikan tipis 7,9% yoy menjadi sebesar Rp 629,57 triliun. Jahja mengatakan, kendati tipis, rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) mampu dijaga stabil berada di posisi 76,8% terhadap total DPK atau naik 7,2% menjadi Rp 483,7 triliun.

Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) terpantau stabil di posisi 1,5%. Sementara itu rasio pencadangan alias coverage ratio turun secara tahunan dari 183,6% menjadi 171,4% di kuartal I 2019.

Tahun 2019, BCA ini tak mau mematok pertumbuhan tinggi. Hingga akhir tahun, BCA hanya memasang pertumbuhan kredit konservatif, yakni di level 8% sampai 10% sedangkan pertumbuhan DPK antara 6% hingga 7% secara yoy. "Tapi tahun lalu dengan target yang sama, realisasi pertumbuhannya 15%. Tergantung likuiditas," ungkap Jahja.

BCA beli Bank Royal 2,8 kali PBV

Pasca mengakuisisi Bank Royal Indonesia, BCA segera mengatur arah bisnis anak perusahaan barunya itu. Jahja memastikan, Bank Royal bakal menjadi bank yang terfokus ke salah satu segmen bisnis sekaligus menjadi pelengkap layanan perbankan yang saat ini sudah dimiliki BCA. "Belum bisa kita sebutkan. Sedang dipersiapkan," ujarnya.

Namun, Jahja mengakui mulanya niat BCA mengakuisisi bank adalah untuk fokus ke segmen digital banking. Hanya saja, seiring berjalannya waktu hal tersebut bisa dilakukan sendiri di BCA, alias tidak perlu secara terpisah.

BCA memboyong Bank Royal seharga Rp 1 triliun. Harga tersebut menurut Jahja di kisaran 2,8 kali nilai buku atau price book value (PBV). Nilai pembelian ini menurutnya relatif murah, lantaran banyak bank asing yang berniat membeli bank kecil dengan harga di atas itu, yakni empat sampai lima kali nilai buku. Alhasil, harga tersebut "Cukup masuk akal," jelas Jahja.

Pada 16 April 2019, BCA bersama anak usahanya BCA Finance membeli seluruh saham Bank Royal dari PT Royalindo Investa Wijaya, Leslie Soemadi, Ibrahim Soemadi, Nevin Soemadi dan Ko Sugiarto.

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:30 WIB

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan transaksi pemberian pinjaman ke anak usaha terkendali yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).​

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:14 WIB

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO

Pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), Sight Investment Company Pte Ltd selaku menambah porsi kepemilikan sahamnya di SILO. 

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:10 WIB

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI

Sucor Sekuritas akan membawa tiga perusahaan jumbo untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2026.

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:04 WIB

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu

Salah satu emiten ritel yang diproyeksi bakal kecipratan rezeki dari momen Natal dan tahun baru 2025 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:58 WIB

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026

Emiten pertambangan anggota holding MIND ID membidik pertumbuhan kinerja keuangan dan produksi pada 2026​.

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:49 WIB

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju

Hans Patuwo akhirnya resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama dan Group Chief Executive Officer (CEO)  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:42 WIB

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi

Berbagai aksi korporasi dilakukan Grup Emtek di sepanjang tahun 2025. Terbaru, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi listing di BEI. ​

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:30 WIB

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja

Tingginya target pertumbuhan ekonomi Indonesia, belum sepenuhnya bisa menyelesaikan persoalan tenaga kerja

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:00 WIB

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya

Jika warga Jakarta batal ke luar kota, perputaran uang akan terkunci sehingga pemerataan ekonomi antardaerah tertahan.

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit
| Kamis, 18 Desember 2025 | 08:43 WIB

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit

Bank Indonesia (BI) menutup tahun 2025 dengan mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate di level 4,75%

INDEKS BERITA

Terpopuler