Berita Bisnis

Beban Biaya Iklan dan Promosi Tinggi, Ini yang Dilakukan Sido Muncul dan KINO

Kamis, 23 Juli 2020 | 07:47 WIB
Beban Biaya Iklan dan Promosi Tinggi, Ini yang Dilakukan Sido Muncul dan KINO

Reporter: Kenia Intan | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pendemi Covid-19, emiten barang konsumen cenderung defensif. Meski begitu, beberapa emiten sektor barang konsumen tetap melakukan efisiensi agar bisa bertahan menghadapi pandemi.

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk misalnya. Emiten berkode SIDO ini memangkas biaya iklan dan promosi dalam rangka efisiensi operating expenditure (opex).

"Kami pangkas biaya iklan dan promosi karena merupakan salah satu komponen biaya yang terbesar di laporan keuangan Sido," jelas Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard, Selasa (22/7).

Asal tahu saja, penayangan iklan TV SIDO pada Juni 2020 lebih sedikit dibanding Desember 2019. Hasilnya, beban akrual emiten ini di semester I-2020 mengalami penurunan menjadi Rp 50,06 miliar, dari sebesar Rp 119,18 miliar di akhir tahun 2019.

Baca Juga: Kurs Rupiah Terus Melemah, Ini Dampaknya ke Sejumlah Emiten Poultry, Tekstil dan CPO

Adapun biaya promosi dan iklan berkontribusi hingga 67,84% dari total beban akrual, atau setara Rp 33,96 miliar. Leonard menyebut, SIDO akan lebih selektif dan efektif dalam melakukan aktivitas iklan dan promosi, serta menjaga rasio beban iklan terhadap penjualan di bawah 10%.

Dengan terbatasnya penjualan, SIDO pun menargetkan penjualan di tahun ini tumbuh satu digit. Laba bersih diharapkan tumbuh minimal 10%.

Berbeda dengan SIDO, emiten barang konsumsi lainnya, PT Kino Indonesia Tbk (KINO), justru tidak memangkas biaya iklan promosi. "Biaya ini diperlukan untuk memperbesar market produk yang kami tawarkan," jelas Budi Muljono, Direktur KINO Rabu (22/7).

Mengutip laporan keuangannya, KINO masih meningkatkan biaya iklan dan promosi di kuartal pertama. Nilainya Rp 224,73 miliar, atau lebih tinggi 16,33% dari periode yang sama di 2019.

Baca Juga: Penjualan Rokok HMSP Anjlok 27,8%, Pangsa Pasar Melorot Jadi 28,2%

Adapun biaya tersebut berkontribusi hingga 60,35% terhadap total beban penjualan KINO, Rp 372,39 miliar.

KINO akan melakukan perhitungan terlebih dahulu jika memang biaya tersebut akan dipangkas. "Kami selalu berusaha agar biaya yang kami keluarkan akan dapat berdampak positif terhadap penjualan," imbuh Budi.

Terbaru