Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB
Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
[ILUSTRASI. Terminal batubara PT Bukit Asam Tbk (PTBA). DOK/PTBA]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gambaran nasib dua raksasa tambang milik MIND ID; PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tampak begitu kontras. Emiten nikel sedang di atas angin dengan potensi bisnis yang seksi, sementara emiten batubara harus siap-siap mengencangkan ikat pinggang menghadapi tahun yang menantang.

Secara makro, angin segar masih berhembus ke komoditas nikel. Data Trading Economics menunjukkan futures nikel di Inggris bertengger di level US$ 14.800 per ton, rebound dari level terendah empat tahun di US$ 14.455 pada 20 November lalu. Pasar mulai rasional menilai ulang persoalan oversupply yang sempat menghantui.

Di sisi lain, Pemerintah Indonesia makin agresif. Aturan baru membatasi izin pemurnian nikel hanya bagi pabrik yang menghasilkan produk menengah. Ini strategi "sapu jagat" untuk mengerem kelebihan pasokan pasca-banjir ekspor bijih sejak 2020. Hasilnya instan: kuota penambangan dipangkas menjadi 120 juta ton dari 150 juta ton tahun ini, memotong 35% pasokan global.

Sementara itu, harga "emas hitam" batubara diprediksi jalan di tempat alias stagnan. Meski sempat memantul ke US$ 110 per ton karena sentimen PLTU India dan China, ketergantungan dua raksasa Asia ini belum cukup mendongkrak optimisme jangka panjang.

Baca Juga: Mengupas Kinerja Hingga Prospek Emiten Anggota MIND ID di 2026: ANTM dan TINS (Bag 1)

INCO: Tancap Gas dengan Tambang Baru

Kinerja INCO pada kuartal III-2025 benar-benar membuat investor tersenyum lebar. Laba bersih perseroan meroket gila-gilaan hingga 687,7% secara kuartalan (quarter over quarter/QoQ) menjadi US$ 27 juta. Alhasil, akumulasi laba per September 2025 tembus US$ 52 juta, naik tipis 2,8% secara tahunan (year on year/YoY).

"Capaian ini sudah memenuhi 55% dari estimasi tahun 2025. Penjualan besar-besaran kami ramalkan terjadi di kuartal pamungkas tahun ini," ujar Analis Maybank Sekuritas, Hasan Barakwan dan Jeffrosenberg Chenlim dalam risetnya (4/11/2025).

Dari sisi top line, pendapatan INCO tumbuh 26,5% QoQ menjadi US$ 279 juta di kuartal ketiga. Pendorong utamanya jelas: volume penjualan yang makin gemuk.

Maybank Sekuritas menyoroti keberhasilan INCO memonetisasi tambang Bahodopi. Penjualan bijih nikel dari tambang ini melonjak sepuluh kali lipat menjadi 748.772 ton di kuartal III saja.

Phintraco Sekuritas menambahkan, INCO tak segan merogoh kocek dalam-dalam untuk investasi masa depan. Realisasi belanja modal (capex) melonjak 64,96% YoY menjadi US$ 331,4 juta, mayoritas digelontorkan untuk percepatan proyek Bahodopi (progres 90%) dan Pomalaa (progres 44%).

Dengan fundamental sekuat ini, 23 sekuritas kompak merekomendasikan Beli saham INCO. Berdasarkan konsensus analis yang dihimpun Bloomberg, target harga 12 bulan ke depan berada di level Rp 5.232 per saham.

Bahkan, Maybank Sekuritas berani mematok target lebih tinggi di Rp 5.500, didukung proyeksi laba yang direvisi naik untuk 2026-2027.

 

Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah Berlangganan?
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama dan gunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Business Insight
Artikel pilihan editor Kontan yang menyajikan analisis mendalam, didukung data dan investigasi.
Kontan Digital Premium Access
Paket bundling Kontan berisi Business Insight, e-paper harian dan tabloid serta arsip e-paper selama 30 hari.
Masuk untuk Melanjutkan Proses Berlangganan
Bagikan

Berita Terbaru

Permintaan Lesu, Bank Kecil Tahan Kredit demi Jaga NPL
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:30 WIB

Permintaan Lesu, Bank Kecil Tahan Kredit demi Jaga NPL

Bank-bank kecil (KBMI I) menahan laju kredit akibat permintaan lesu dan fokus menjaga rasio NPL tetap rendah, terapkan pencadangan ekstra. 

Paragon Karya Perkasa (PKPK) Siap Akuisisi Tambang Baru
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:20 WIB

Paragon Karya Perkasa (PKPK) Siap Akuisisi Tambang Baru

Namun manajemen Paragon Karya Perkasa (PKPK) belum memerinci target maupun nilai akuisisi yang dimaksud

Bisnis Unitlink Masih Butuh Banyak Perbaikan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:15 WIB

Bisnis Unitlink Masih Butuh Banyak Perbaikan

Hingga kuartal III-2025, AAJI mencatat perolehan premi dari unitlink turun 12,5% secara tahunan menjadi Rp 49,24 triliun. 

Menanti Sokongan Kebijakan yang Ramah Industri
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:10 WIB

Menanti Sokongan Kebijakan yang Ramah Industri

Mengacu data BPS, kontribusinya terhadap PDB nasional tercatat sebesar 17,39%, meningkat dibandingkan kuartal II-2025 yang sebesar 16,92%.​

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks
| Senin, 29 Desember 2025 | 13:14 WIB

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks

Prospek minyak sawit 2026 tetap atraktif dengan harga US$1.050-1.150/ton didukung biodiesel B50 & permintaan global, meski regulasi kompleks.

Saham Happy Hapsoro: Potensi vs Risiko 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 10:19 WIB

Saham Happy Hapsoro: Potensi vs Risiko 2026

Saham grup Happy Hapsoro reli agresif 2025 didorong politik & korporasi. Prospek 2026 atraktif tapi rawan koreksi spekulasi.

Tekanan Pada Kredit UMKM Membuat Risiko Kenaikan NPL Makin Tinggi
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:30 WIB

Tekanan Pada Kredit UMKM Membuat Risiko Kenaikan NPL Makin Tinggi

Nilai outstanding kredit UMKM perbankan masih terus menurun, sementara tingkat kredit bermasalah juga masih naik

Harga Emas Berkilau, Saham Emiten Memukau
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:16 WIB

Harga Emas Berkilau, Saham Emiten Memukau

Permintaan aset safe have terus mendaki di sepanjang tahun 2025. Dalam sebulan terakhir, mayoritas harga saham emiten emas melonjak tinggi.

Indomobil Multi Jasa (IMJS) Suntik Modal Anak Usaha Rp 499,28 Miliar
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:09 WIB

Indomobil Multi Jasa (IMJS) Suntik Modal Anak Usaha Rp 499,28 Miliar

Penyetoran modal ini berasal dari hasil Penawaran Umum Terbatas IV dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PUT IV HMETD).​

Incar Pertumbuhan Kinerja, Fast Food Indonesia (FAST) Geber Ekspansi
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:05 WIB

Incar Pertumbuhan Kinerja, Fast Food Indonesia (FAST) Geber Ekspansi

 Pada tahun 2030, emiten pengelola jaringan restoran KFC Indonesia itu menargetkan bisa memiliki 1.000 gerai. ​

INDEKS BERITA