Begini Dampak Kenaikan Rating S&P Terhadap Kupon Obligasi

Rabu, 12 Juni 2019 | 10:27 WIB
Begini Dampak Kenaikan Rating S&P Terhadap Kupon Obligasi
[]
Reporter: Anna Suci Perwitasari, Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan peringkat kredit jangka panjang Indonesia oleh S&P Global Ratings dari BBB- menjadi BBB membuat yield surat utang negara (SUN) terus turun. Kemarin, yield SUN seri acuan tenor 10 tahun ada di 7,7%.

Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, efek kenaikan rating S&P ke pasar obligasi cukup signifikan, tapi cuma jangka pendek. "Pada akhirnya investor akan melihat kondisi secara umum, seperti pengelolaan defisit APBN hingga perbaikan struktur ekonomi nasional," kata dia, kemarin.

Toh, Desmon menilai fundamental Indonesia masih oke. Ia memprediksi yield SUN masih bisa turun. Apalagi, bank sentral Amerika Serikat (AS) membuka peluang menurunkan suku bunga acuan. Sentimen negatif yang masih tersisa hanya perang dagang AS dan China.

Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menilai, jika berkaca pada peringkat utang Indonesia dan fundamental ekonomi, yield SUN saat ini belum berada pada valuasi yang wajar.

Sebagai perbandingan, India yang mendapat peringkat BBB- dari S&P justru memiliki yield obligasi negara lebih rendah. Kemarin, yield obligasi negara India tenor 10 tahun ada di 7,03%. "Jadi yield SUN saat ini masih undervalue," ujar Satria.

Apalagi, yield US Treasury kini berada di 2,149%. Artinya, spread antara yield SUN dan US Treasury masih lebar, sehingga peluang penurunan yield masih terbuka. Hitungan Satria, yield FR0078 bisa mencapai kisaran 7,3%, dengan asumsi US Treasury masih anteng di level saat ini.

Sementara Desmon memperkirakan, yield SUN 10 tahun bisa berada di rentang 7,2%–7,5%. "Kondisi global yang mulai membaik harusnya bisa memicu penurunan yield SUN," tutur dia.

Cost of fund

Penurunan yield SUN juga akan mempengaruhi obligasi korporasi. Penerbitan obligasi korporasi berpotensi kembali marak ketika memasuki semester kedua. Sebab, penuruan yield SUN akan menurunkan kupon obligasi korporasi.

Desmon melihat, perusahaan-perusahaan berperingkat investment grade berpeluang memperoleh spread antara yield SUN dengan kupon obligasi dengan tenor serupa kurang dari 150 bps.

Alhasil, biaya penerbitan obligasi jadi lebih murah. Tambah lagi, Bank Indonesia diperkirakan segera memangkas suku bunga acuan.

Spread tersebut dianggap tetap menarik bagi para investor, apalagi perusahaan yang menerbitkan obligasi memiliki peringkat utang yang baik. "Selisih yang tipis ini tentu akan meminimalisir beban cost of fund yang dikeluarkan perusahaan," tutur dia.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Mengawal Urusan Perut
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 11:56 WIB

Mengawal Urusan Perut

Urusan perut alias pangan adalah hajat hidup setiap orang. ​Di sisi lain, banyak proyek menjadi bancakan banyak pihak dan berujung ke meja hijau.

Dari Pedagang Menjadi Bos Menara Telekomunikasi
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 09:15 WIB

Dari Pedagang Menjadi Bos Menara Telekomunikasi

Rudolf Parningotan Nainggolan melihat peluang bisnis penyewaan menara telekomunikasi dari bahan tesis yng disusunnya.

Profit 30,27% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lumayan (21 Juni 2025)
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 09:14 WIB

Profit 30,27% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lumayan (21 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (21 Juni 2025) Rp 1.942.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,27% jika menjual hari ini.

Penjualan Paperocks Indonesia (PPRI) Diprediksi Melemah di Kuartal II
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:45 WIB

Penjualan Paperocks Indonesia (PPRI) Diprediksi Melemah di Kuartal II

PPRI memperkirakan adanya risiko kenaikan kertas yang digunakan perusahaan dengan potensi kenaikan harga sebesar 5%-7%.

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:30 WIB

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun

Hingga kuartal pertama 2025, perseroan sudah merealisasikan penggunaan capex sebesar 30% atau setara dengan Rp 540 miliar.

Lotte Chemical Titan (FPNI) Incar Pertumbuhan Kinerja 5%
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:10 WIB

Lotte Chemical Titan (FPNI) Incar Pertumbuhan Kinerja 5%

FPNI menili tahun ini masih penuh tantangan. Ini karena persaingan yang ketat dan tekanan margin akibat tingginya biaya produksi.

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:58 WIB

Blue Bird (BIRD) Geber Belanja Modal Rp 1,8 Triliun

Hingga kuartal pertama 2025, perseroan sudah merealisasikan penggunaan capex sebesar 30% atau setara dengan Rp 540 miliar.

Inovasi Layanan Keuangan dan Kepercayaan
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:05 WIB

Inovasi Layanan Keuangan dan Kepercayaan

Inovasi layanan keuangan yang dikembangkan instansi terkait perlu diimbangi dengan pengawasan ketat dan edukasi.​

Kunci Semua Jawaban
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:00 WIB

Kunci Semua Jawaban

Seolah-olah semua permasalah yang ada di negeri mulai dari perusahaan bangkrut hingga pembiayaan perumahan bisa diselesaikan Danantara.

Tensi Geopolitik Memanas, Fluktuasi Komoditas Energi Tinggi
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 07:00 WIB

Tensi Geopolitik Memanas, Fluktuasi Komoditas Energi Tinggi

Terbuka peluang harga minyak akan lebih bullish dibandingkan ketika kenaikan harga minyak akibat invasi Rusia ke Ukrania.  

INDEKS BERITA

Terpopuler