BEI Selidiki Emiten Merugi, Krakatau Steel Fokus Restrukturisasi

Senin, 15 April 2019 | 06:08 WIB
BEI Selidiki Emiten Merugi, Krakatau Steel Fokus Restrukturisasi
[]
Reporter: Agung Hidayat, Harry Muthahhari, Nur Qolbi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengirim sinyal waspada: kinerja keuangannya berdarah-darah. Otoritas BEI akan memanggil dan minta klarifikasi emiten yang terus menderita kerugian.

Berdasarkan penelusuran KONTAN, enam emiten dari berbagai sektor di BEI mencatatkan kinerja minus dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Bahkan dua emiten, yakni PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA), menderita kerugian selama tujuh tahun berturut-turut.

Bentoel International Investama, misalnya, tahun lalu mencatatkan kerugian bersih senilai Rp 608,46 miliar, membesar 26,74% dibandingkan kerugian bersih 2017 senilai Rp 480,06 miliar.

Alhasil, BEI akan memanggil manajemen RMBA. Sejatinya, tidak hanya ke manajemen Bentoel, Direktur BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, BEI juga akan minta penjelasan ke perusahaan lain terkait kinerja yang buruk. “Sekalian beberapa perusahaan lain yang layak kami pertanyakan kinerjanya,” kata dia, Jumat (12/4) pekan lalu.

Emiten yang dimaksud adalah Krakatau Steel. Maklumlah, perusahaan baja pelat merah ini bernasib sama dengan RMBA, yakni menderita kerugian sejak 2012.

Hingga tahun lalu, Krakatau Steel masih mencatatkan kerugian bersih US$ 74,82 juta atau Rp 1,05 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS). Bahkan, perusahaan ini juga menanggung total utang US$ 2,50 miliar tahun lalu. Jumlah ini naik 10,62% dibandingkan total utang di akhir tahun 2017.

Dengan kondisi keuangan yang cukup berat, manajemen Krakatau Steel berupaya merestrukturisasi utang tersebut. Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Silmy Karim bercerita, ketika baru dilantik September tahun lalu, dia sudah mengirim surat ke Menteri BUMN Rini Soemarno. "Saya kirim surat bahwa utang terlalu besar dan perlu restrukturisasi," ungkap dia ke KONTAN, kemarin.

Silmy menargetkan, negosiasi restrukturisasi utang perusahaan ini bakal kelar pada akhir April tahun ini. Selain beban utang, Krakatau Steel juga tersandera proyek internal yang berlarut-larut sehingga investasi membengkak.

Oleh sebab itu, salah satu upaya memperbaiki keuangan adalah dengan efisiensi secara ketat. "Organisasi, struktural, standard operating procedure (SOP), ini disederhanakan. KRAS perusahaan besar dengan karyawan di atas 10.000, jadi restrukturisasi harus cermat," tandas dia.

Atas dasar itu, Silmy bakal menerapkan manajemen yang menekankan pada anti-bribery. Artinya, tidak ada toleransi bagi karyawan yang melakukan praktik korupsi atau penyogokan. Selain itu, manajemen bakal terus melakukan pendekatan ke pemerintah agar mau menolong kesulitan yang dihadapi, termasuk industri baja nasional secara umum lewat regulasi tepat.

Sepanjang tahun lalu, industri baja nasional menghadapi tekanan menyusul banjir impor baja terutama dari China akibat penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendang) Nomor 22/ 2018.

Tak ayal, persaingan dengan produk impor yang lebih murah menghantam produsen baja lokal. "Bukan karena produk kita kalah, tapi banyak importir nakal yang tidak fair. Misalnya, mengaku baja alloy steel padahal carbon steel untuk pengalihan bea masuk," ungkap Silmy yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Indonesian Iron and Steel Association (IISIA).

Bagikan

Berita Terbaru

BUVA Bakal Rights Issue Buat Ekspansi, Happy Hapsoro Profit Taking Rp 100 Miliar
| Rabu, 17 September 2025 | 13:00 WIB

BUVA Bakal Rights Issue Buat Ekspansi, Happy Hapsoro Profit Taking Rp 100 Miliar

Dalam waktu dekat, BUVA akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias rights issue.

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/9) Masih Menanti Keputusan BI dan The Fed
| Rabu, 17 September 2025 | 07:51 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/9) Masih Menanti Keputusan BI dan The Fed

Investor menanti hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur BI mengenai suku bunga acuan. Harap-harap cemas ini berbarengan arah suku bunga The Fed.

IPO Merdeka Gold (EMAS) Berpotensi Meraup Dana Rp 4,65 Triliun
| Rabu, 17 September 2025 | 07:44 WIB

IPO Merdeka Gold (EMAS) Berpotensi Meraup Dana Rp 4,65 Triliun

PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) mematok harga initial public offering (IPO) di Rp 2.880 per saham.

Emiten Properti Nantikan Dampak Penurunan Suku Bunga ke KPR
| Rabu, 17 September 2025 | 07:35 WIB

Emiten Properti Nantikan Dampak Penurunan Suku Bunga ke KPR

ruang penurunan suku bunga yang masih terbuka membawa angin segar untuk penjualan properti di sisa tahun ini dan tahun depan.

TLKM Menghapus Posisi Wakil Direktur Utama dan Munculkan Direktur Legal
| Rabu, 17 September 2025 | 07:22 WIB

TLKM Menghapus Posisi Wakil Direktur Utama dan Munculkan Direktur Legal

Selain perombakan direksi, rapat tersebut juga mengusulkan untuk menghapus satu posisi komisaris yang sebelumnya diisi Ismail

FORE Menyuntik Modal Anak Usaha Senilai US$ 500.000
| Rabu, 17 September 2025 | 07:07 WIB

FORE Menyuntik Modal Anak Usaha Senilai US$ 500.000

Transaksi penambahan modal tersebut bertujuan mempertahankan presentasi kepemilikan saham FORE di FIPL.

Pengendali Utama SURI Gemar Akumulasi, Sahamnya Bergerak Fluktuatif
| Rabu, 17 September 2025 | 07:01 WIB

Pengendali Utama SURI Gemar Akumulasi, Sahamnya Bergerak Fluktuatif

Sejak awal tahun hingga saat ini Hansen Jap, pengendali utama PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) terpantau gencar melakukan akumulasi.

Harga Saham Emiten Rokok Kompak Menguat, Ada Gosip Apa?
| Rabu, 17 September 2025 | 06:46 WIB

Harga Saham Emiten Rokok Kompak Menguat, Ada Gosip Apa?

Adanya kebijakan dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, peluang penurunan tarif cukai hasil tembakau semakin terbuka. T

TPIA Raih Kredit Jumbo untuk Perkuat Integrasi Rantai Pasok
| Rabu, 17 September 2025 | 06:45 WIB

TPIA Raih Kredit Jumbo untuk Perkuat Integrasi Rantai Pasok

Dana hasil pinjaman untuk keperluan korporasi umum, termasuk proyek peremajaan aset Aster di Pulau Bukom dan Jurong

Plafon KUR Perumahan Rp 130 Triliun
| Rabu, 17 September 2025 | 06:39 WIB

Plafon KUR Perumahan Rp 130 Triliun

Airlangga juga menyebutkan program KUR perumahan ini akan disalurkan lewat himpunan bank milik negara (Himbara).

INDEKS BERITA

Terpopuler