Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) Rindu Pembeli Lahan Industri

Selasa, 14 Desember 2021 | 04:15 WIB
Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) Rindu Pembeli Lahan Industri
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kinerja keuangan PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEKS) belum sesuai ekspektasi. Penjualan lahan industri relatif masih sepi.

Merujuk laporan keuangan kuartal III-2021, pendapatan BEKS turun 41% year on year (yoy) menjadi Rp 117 miliar. Namun, rugi bersih BEKS susut dari Rp 107,47 miliar menjadi Rp 90,72 miliar. Pendapatan dari bisnis penjualan tanah turun paling dalam sebesar 88,7% yoy menjadi Rp 9 miliar. 

Pendapatan hotel juga turun 26% yoy menjadi Rp 4,03 miliar. Demikian juga pendapatan lain-lain turun 41% menjadi Rp 17,57 miliar. Hanya pendapatan maintenance fee, service charges, air dan sewa yang naik tipis 0,05% jadi Rp 87,01 miliar.

Baca Juga: Ini sektor yang paling potensial dibidik Bekasi Fajar Industrial (BEST) tahun 2021

Yasmin Soulisa Analis Ciptadana Sekuritas Asia menulis dalam risetnya, kinerja BEST di kuartal III-2021 di bawah ekspektasinya. COGS BEST turun 22,7% yoy sehingga membawa laba kotor Rp 50 miliar. Gross profit margin BEKS juga turun 42,9% yoy karena peningkatan ratio opex. Namun, rugi BEST mengecil tersokong penurunan rugi selisih kurs 78,9% menjadi Rp 11 miliar dan beban bunga 21,2% menjadi Rp 76 miliar.

Sentimen utama yang menekan kinerja BEST yakni lesunya penjualan lahan industri akibat pandemi Covid-19. "Permintaan lemah untuk kawasan industri dan kompleks gudang akibat sikap wait and see pelaku pasar terhadap peraturan pemerintah di tengah pandemi," kata Yasmin.

Manajemen BEST merevisi turun target penjualan lahan tahun ini menjadi 5 ha dari 10-15 ha. BEST sempat mem bidik pendapatan Rp 700 miliar tahun ini. 
Melalui kawasan industri MM2100, BEST membidik calon pembeli lahan dari industri tahan banting dari pandemi. Misalnya perusahaan data center, logistik, healthcare serta food & beverages.

Baca Juga: Penjualan Lahan Industri Masih Rendah, Ini Rekomendasi Saham BEST, DMAS, dan SSIA

Penjualan lahan

Hingga September, BEST mencatatkan marketing sales seluas 1,5 ha dari sektor otomotif dan perusahaan pengemasan. Adapun  rata-rata harga jual (ASP) lahan sebesar Rp 2,8 juta per m2. 

Yasmin memproyeksikan permintaan lahan dari sektor pergudangan serta pusat data bakal naik. Penjualan bisa meningkat secara bertahap seiring dengan ASP yang stabil dan pelonggaran pembatasan kegiatan ekonomi dan sosial.

Dengan berbagai pertimbangan tersebut, Yasmin merekomendasikan beli saham BEST dengan target harga Rp 170 per saham. Berkaca pada kinerja BEST yang melemah di kuartal III-2021, Yasmin memproyeksikan pendapatan BEST hingga akhir tahun 2021 turun menjadi menjadi Rp 153 miliar. Namun demikian, BEST mampu menurunkan kerugian menjadi -Rp 5 miliar dari rugi Rp 115 miliar di tahun 2020. 

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano merekomendasikan hold dengan target harga Rp 140 per saham. Sedangkan, Robin Sutanto analis Mandiri Sekuritas merekomendasikan netral dengan target harga Rp 140. Senin (13/12), harga BEST stagnan di level Rp 122 per saham.     

Baca Juga: Harga Saham BEST Melejit 18,7 Persen, Ada Investor Kakap Jual Duluan    

Bagikan

Berita Terbaru

Layar Bisnis Samudera Indonesia (SMDR) Mengembang
| Minggu, 02 November 2025 | 04:20 WIB

Layar Bisnis Samudera Indonesia (SMDR) Mengembang

SMDR terus memperkuat ekspansi bisnis internasional dengan mendirikan anak usaha baru di negara Jepang.

Rupiah Relatif Tertekan Eksternal pada Sepekan Terakhir
| Minggu, 02 November 2025 | 04:15 WIB

Rupiah Relatif Tertekan Eksternal pada Sepekan Terakhir

Dalam sepekan, rupiah melemah 0,17% ke Rp 16.631 per dolar AS dari posisi pekan lalu di Rp 16.602 per dolar AS. 

Founder Heritage Amanah International Berinvestasi pada Generasi Muda
| Minggu, 02 November 2025 | 04:15 WIB

Founder Heritage Amanah International Berinvestasi pada Generasi Muda

Bagi Salina Nordin, Founder & Group CEO PT Heritage Amanah International, investasi tak hanya dilihat untuk mencapai keuntungan pribadi

Bursa Kripto Baru Masih Proses Perizinan di OJK
| Minggu, 02 November 2025 | 04:10 WIB

Bursa Kripto Baru Masih Proses Perizinan di OJK

Saat ini Indonesia telah memiliki satu bursa kripto yang terdaftar dan berizin OJK yaitu PT BursaKomoditi Nusantara (CFX).

TLKM Butuh Triliunan Rupiah untuk Lincah Jalankan Sejumlah Agenda Ekspansi
| Sabtu, 01 November 2025 | 15:00 WIB

TLKM Butuh Triliunan Rupiah untuk Lincah Jalankan Sejumlah Agenda Ekspansi

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) gencar melakukan sejumlah aksi bisnis hingga korporasi untuk membesarkan perusahaannya.

Eskposur Kecil Solana (SOL) Mampu Tingkatkan Imbal Hasil Portofolio Kripto
| Sabtu, 01 November 2025 | 13:00 WIB

Eskposur Kecil Solana (SOL) Mampu Tingkatkan Imbal Hasil Portofolio Kripto

Solana (SOL) berhasil menembus level US$ 200 atau sebesar Rp 3,32 juta seiring kabar peluncuran Exchange Traded Fund (ETF) berbasis koin ini.

BlackRock, Vanguard, Hingga WisdomTree Ubah Posisi di Saham Rokok Indonesia
| Sabtu, 01 November 2025 | 11:00 WIB

BlackRock, Vanguard, Hingga WisdomTree Ubah Posisi di Saham Rokok Indonesia

Pergerakan investor institusi asing di dua emiten rokok besar, GGRM dan HMSP, menunjukkan dinamika menarik sepanjang 2025.

Beban Ambisi Politisi
| Sabtu, 01 November 2025 | 06:10 WIB

Beban Ambisi Politisi

Di saat bank swasta leluasa menyalurkan kredit ke segmen lebih menguntungkan, bank milik negara kerap harus menanggung risiko sosial lebih besar.

Pasca Lepas Bisnis Es Krim, Unilever Fokus pada Produk Margin Tinggi
| Sabtu, 01 November 2025 | 06:00 WIB

Pasca Lepas Bisnis Es Krim, Unilever Fokus pada Produk Margin Tinggi

Mengupas strategi bisnis PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pasca melepas bisnis es krim di awal tahun 2025

Bank Berburu Fee Based Demi Menjaga Kinerja
| Sabtu, 01 November 2025 | 05:05 WIB

Bank Berburu Fee Based Demi Menjaga Kinerja

.aat laju kredit masih tak bertenaga, sejumlah bank makin bergantung pada pendapatan non bunga demi menjaga keuntungan

INDEKS BERITA