Bergantung Hasil Pemilu, Saham WSBP Berpotensi Kembali ke Harga IPO

Senin, 07 Januari 2019 | 13:41 WIB
Bergantung Hasil Pemilu, Saham WSBP Berpotensi Kembali ke Harga IPO
[]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) belakangan ini terus menanjak. Dus, analis memproyeksikan WSBP berpotensi menggapai harga perdana saat initial public offering (IPO).

Kenaikan harga saham WSBP dimulai sejak 15 November 2018. Pada hari itu, sahamnya naik sekitar 2,5% menjadi Rp 322 per saham. Pada perdagangan Senin (7/1), harga WSBP open gap up (dibuka di atas harga penutupan hari sebelumnya) dan hingga penutupan sesi pertama berada di Rp 394 per saham. Dus, jika dihitung dalam rentang waktu tersebut harga WSBP sudah menguat sekitar 22,4%.

William Hartanto, analis Panin Sekuritas menyebut, secara teknikal WSBP masih berada masih pola uptrend. Dalam sepekan ini harga saham anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) itu berpotensi melanjutkan kenaikan menuju level 424. Syaratnya, resistance kuat di 400 berhasil ditembus.

Sementara untuk target harga hingga akhir 2019, WSBP berpotensi bermain di kisaran 450-500. Namun, pergerakan harga saham pelat merah di sektor jasa konstruksi, termasuk WSBP masih bergantung pada hasil pemilu.

Jika pasangan Joko Widodo (Jokowi) kembali terpilih menjadi presiden, ada harapan BUMN jasa konstruksi serta anak usahanya bakal beroleh sentimen positif. Sebab, calon presiden petahana tersebut dikenal pro pembangunan infrastruktur.

Di sisi lain, jika Prabowo Subianto yang terpilih sebagai presiden, nasib emiten-emiten ini akan bergantung pada fokus pembangunan yang ingin digenjot pemerintah yang baru. "Jika Jokowi kalah pemilu maka akan jadi sentimen negatif sesaat," tukasnya.

Perdagangan saham WSBP dimulai pada 20 September 2016 dengan harga perdana Rp 490 per saham. Jika dihitung hingga penutupan perdagangan sesi pertama (7/1) saham WSBP sudah terkoreksi sekitar 19,6%.

Sentimen positif

Di luar faktor pemilu, selain dukungan di sisi teknikal, laju saham WSBP juga ditopang oleh sentimen positif yang menaungi fundamental emiten tersebut. Pada penghujung 2018 WSBP berhasil mencatat arus kas operasional yang positif sebesar Rp 1,1 triliun.

Ini berkat tambahan pembayaran dari proyek turnkey jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) sebesar Rp 1,6 triliun pada akhir 2018. Dengan demikian, WSBP berhasil membalikkan keadaan lantaran pada 2016 dan 2017 cashflow-nya negatif, masing-masing minus Rp 3 triliun dan Rp 2,4 triliun.

Arus kas positif tidak hanya menjadi modal bagus untuk mendanai operasional bisnis WSBP pada 2019. Pun terkait rasio posisi utang berbunga terhadap modal WSBP yang masih 0,77 kali, di bawah ketentuan 2,5 kali.

Yang tidak kalah pentingnya, persepsi pelaku pasar terhadap saham WSBP jadi membaik. Maklum, urusan arus kas dalam beberapa tahun terakhir memang telah membuat saham emiten pelat merah di sektor jasa konstruksi kurang diminati.

Kinerja perusahaan pada 2019 juga diproyeksikan berada di jalur positif. Direktur Utama WSBP Jarot Subana dalam pernyataannya belum lama ini menargetkan, laba WSBP bisa tumbuh 10% dibanding 2018. Perolehan kontrak baru diharapkan bisa mencapai Rp 10,39 triliun.

Di sisi lain, secara valuasi saham WSBP juga masih cukup menarik untuk dilirik. Berdasar data RTI, di harga Rp 394 per saham, posisi price to earning ratio (PER) ada di 8,76kali. Sementara rasio price to book value (PBV) ada di 1,39 kali.

Berdasar konsensus yang dihimpun Bloomberg dan dikutip KONTAN (7/1), 8 analis merekomendasikan beli saham WSBP dan satu analis merekomendasikan hold. Sementara target harga rata-rata dalam 12 bulan ada di Rp 437,33 per saham.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Pemerintah Kebut Revisi Perpres 35 Tahun 2018, OASA Geber Proyek Pengolahan Sampah
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 17:53 WIB

Pemerintah Kebut Revisi Perpres 35 Tahun 2018, OASA Geber Proyek Pengolahan Sampah

Revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 kabarnya memuat penghapusan skema tipping fee yang selama ini membebani pemerintah daerah.

Pesaing Masih Gencar Promosi Bikin Bisnis ODS Melambat, GOTO Andalkan Bisnis Fintech
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 16:13 WIB

Pesaing Masih Gencar Promosi Bikin Bisnis ODS Melambat, GOTO Andalkan Bisnis Fintech

Penurunan kerugian dari Tokopedia-TikTok Shop memberi sinyal positif bahwa GOTO berpeluang mencetak laba bersih lebih cepat dari perkiraan awal.

Ada Rumor Anak Usaha MDKA di Tambang Emas Bakal IPO September 2025, Begini Profilnya
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 15:37 WIB

Ada Rumor Anak Usaha MDKA di Tambang Emas Bakal IPO September 2025, Begini Profilnya

Proyek Emas Pani digadang-gadang akan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia dan Asia Pasifik.

Berencana Liburan, Timbang Metode Pembayaran di Luar Negeri
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 12:00 WIB

Berencana Liburan, Timbang Metode Pembayaran di Luar Negeri

Berbagai alat pembayaran saat berlibur di luar negeri tersedia saat ini. Tapi, ada cara agar kemudahan bertransaksi tak bikin boros.

Penjualan Semen Bulan Juli Membaik & Diklaim bisa Berlanjut, Simak Prospek Saham INTP
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 11:01 WIB

Penjualan Semen Bulan Juli Membaik & Diklaim bisa Berlanjut, Simak Prospek Saham INTP

Prospek emiten semen, termasuk INTP sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dan otoritas moneter.

Dua Tahun Terakhir ITMG Membagikan Dividen Interim pada September, bisa Dilirik?
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 09:41 WIB

Dua Tahun Terakhir ITMG Membagikan Dividen Interim pada September, bisa Dilirik?

Meski peluang cuan dari dividen menarik, investor mesti mencermati risiko dari sisi harga saham ITMG yang masih tertekan harga batubara.

Perdana, India Impor CPO dari Kolombia dan Guatemala, Begini Dampaknya buat Indonesia
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:45 WIB

Perdana, India Impor CPO dari Kolombia dan Guatemala, Begini Dampaknya buat Indonesia

Pembelian minyak sawit dari Amerika Latin diprediksi akan terus meningkat dalam beberapa bulan ke depan.​

Ambisi Prabowo Mengerek Tax Ratio Pupus
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:44 WIB

Ambisi Prabowo Mengerek Tax Ratio Pupus

Dalam Nota Keuangan beserta RAPBN 2026, di 2029 mendatang, tax ratio ditargetkan hanya sekitar 11,52%-15,01% dari PDB

Valuasi Harga Saham DKFT bisa Terkerek Jika Ekspansi ke Hilirisasi Nikel Terwujud
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:38 WIB

Valuasi Harga Saham DKFT bisa Terkerek Jika Ekspansi ke Hilirisasi Nikel Terwujud

Harga saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) sudah melambung ratusan persen sejak awal tahun 2025.

Metrodata Electronics (MTDL) Pacu Bisnis Data dan Akal Imitasi
| Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:30 WIB

Metrodata Electronics (MTDL) Pacu Bisnis Data dan Akal Imitasi

Manajemen MTDL memproyeksikan bisnis data dan akal imitasi yang dijalani perusahaan dapat bertumbuh setidaknya 50% pada tahun ini

INDEKS BERITA

Terpopuler