Berharap Bisnis Batubara Moncer, Hexindo Bidik Pertumbuhan Pendapatan 15%

Kamis, 04 Juli 2019 | 10:13 WIB
Berharap Bisnis Batubara Moncer, Hexindo Bidik Pertumbuhan Pendapatan 15%
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hexindo Adiperkasa Tbk telah menetapkan target pertumbuhan penjualan 15% untuk periode tahun fiskal 1 April 2019 hingga 31 Maret 2020. Distributor alat berat itu mengincar perusahaan swasta, BUMN maupun pemerintah​.

Hexindo Adiperkasa memperkirakan, sektor batubara masih akan menjadi kontributor utama dari sisi nilai penjualan. Pasalnya, industri pertambangan biasa menyerap alat berat berukuran jumbo dengan harga jual tinggi.

Sejak semester kedua tahun lalu harga batubara memang dalam tren penurunan. Namun Hexindo Adiperkasa yakin kebutuhan listrik dalam negeri bisa menjadi jaminan akan produksi batubara di dalam negeri.

Selain itu, Hexindo Adiperkasa juga melihat India dan Eropa berpeluang meningkatkan kebutuhan batubara. Alhasil, menciutnya penyerapan batubara dari China bisa diantisipasi. "Memang China tahan impor batubara yang kalori rendah, sementara dialihkan ke impor batubara kalori tinggi," ujar Djonggi Gultom, Direktur PT Hexindo Adiperkasa Tbk kepada KONTAN, Rabu (3/7).

Namun dari sisi volume penjualan, Hexindo Adiperkasa menjagokan penjualan kepada perusahaan sektor kehutanan dan agrobisnis. Adapun total target penjualan alat berat sepanjang 2019 mencapai 2.600 unit.

Asal tahu, Hexindo Adiperkasa menjajakan aneka alat berat. Untuk industri tambang batubara dan nikel contohnya, mereka sedang getol menawarkan articulated dump truck (ADT) Bell yang hadir sejak tahun lalu. Perusahaan tersebut juga menjual excavator, wheel loader, buldozer dan produk lain.

Sebagai perbandingan, KONTAN mencatat jika pada periode 1 April 2018-31 Maret 2019 Hexindo Adiperkasa mengejar penjualan 2.060 unit excavator merek Hitachi. Sementara pada periode tahun fiskal sebelumnya, perusahaan berkode saham HEXA di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menjual 1.539 unit excavator.

Pada awal tahun fiskal ini, Hexindo Adiperkasa telah menjual 400 unit alat berat per bulan. Volume penjualan tersebut lebih kecil ketimbang realisasi penjualan pada periode yang sama tahun fiskal sebelumnya yakni 600 unit per bulan. Mereka menduga, para pengusaha masih cenderung wait and see alias menunggu momentum yang tepat untuk berekspansi.

Meskipun masih menargetkan pertumbuhan penjualan pada tahun fiskal 1 April 2019-31 Maret 2020, Hexindo Adiperkasa mewaspadai risiko perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang berpotensi mempengaruhi nilai tukar mata uang. Jika fluktuasi kurs terlalu tinggi, mereka khawatir daya beli konsumen terganggu sehingga penyerapan alat berat menjadi seret.

Informasi saja, sepanjang tahun fiskal 1 April 2018–31 Maret 2019 kemarin, Hexindo Adiperkasa mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih 34,41% year-on-year (yoy) menjadi US$ 461,33 juta. Sejalan dengan kinerja top line tersebut, laba tahun berjalan tumbuh 66,74% yoy menjadi US$ 37,6 juta.

Bagikan

Berita Terbaru

Terdorong Sentimen Positif Domestik, IHSG Menguat Dalam Sepekan
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Terdorong Sentimen Positif Domestik, IHSG Menguat Dalam Sepekan

Di akhir pekan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menclok di 7.047,43, menguat 2,65% dalam sepekan. 

Sudah Penuhi Kewajiban, BEI Cabut Suspensi Saham Kimia Farma (KAEF)
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:24 WIB

Sudah Penuhi Kewajiban, BEI Cabut Suspensi Saham Kimia Farma (KAEF)

Sejak sesi pertama perdagangan saham di BEI kemarin, saham emiten farmasi pelat merah tersebut sudah kembali diperdagangkan.

Trump Tetap Patok Tarif 32%, Indonesia Patut Ikuti Langkah China Menjaring Mitra Baru
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 10:00 WIB

Trump Tetap Patok Tarif 32%, Indonesia Patut Ikuti Langkah China Menjaring Mitra Baru

Indonesia juga mesti memaksimalkan penggunaan LCS dan BCSA untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.

Profit 26,02% Setahun: Harga Emas Antam Hari Ini Menguat (12 Juli 2025)
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 09:19 WIB

Profit 26,02% Setahun: Harga Emas Antam Hari Ini Menguat (12 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat hari ini 11 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.919.000 per gram, tapi harga buyback Rp 1.763.000 per gram.

Menengok Aksi Eks CEO SMAR, Borong Total 131,95 Juta Saham NSSS Sejak Maret 2025
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 09:00 WIB

Menengok Aksi Eks CEO SMAR, Borong Total 131,95 Juta Saham NSSS Sejak Maret 2025

Akumulasi saham PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) yang teranyar per tanggal 8 Juli 2025.melibatkan 38.420.600 saham. 

Pembiayaan Multifinance ke Sektor Produktif Menantang
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 08:25 WIB

Pembiayaan Multifinance ke Sektor Produktif Menantang

Pembiayaan sejumlah perusahaan multifinance sektor produktif masih jauh dibawah target yang dicanangkan OJK sekitar 46%-48% ​

Rasio NPL Perbankan Masih Berpotensi Meningkat
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 08:05 WIB

Rasio NPL Perbankan Masih Berpotensi Meningkat

NPL perbankan pada Mei 2025 sebesar 2,29% secara tahunan atau year on year (YoY), naik dari 2,24% pada April dan 2,08% pada Desember 2024.​

Menakar Prospek Harga Emas dan Efeknya ke Kinerja PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA)
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 08:00 WIB

Menakar Prospek Harga Emas dan Efeknya ke Kinerja PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA)

Konsumsi emas di Indonesia hanya sekitar 0,17 gram per kapita, lebih rendah dibanding Malaysia yang mencapai 0,54 gram per kapita.

Kredit Menganggur Semakin Menumpuk
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 07:30 WIB

Kredit Menganggur Semakin Menumpuk

Banyak korporasi belum memanfaatkan fasilitas kredit yang telah disetujui bank, membuat angka kredit menganggur terus meningkat.​

Saham Dengan Dividend Yield Tinggi dan Laba yang Bertumbuh
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 07:18 WIB

Saham Dengan Dividend Yield Tinggi dan Laba yang Bertumbuh

Investor perlu memperhatikan kenaikan harga sebelum pengumuman dividen hingga sesaat sebelum membeli serta membandingkan dengan nominal dividen

INDEKS BERITA

Terpopuler