Bisnis Literasi BEI

Senin, 25 November 2024 | 03:37 WIB
Bisnis Literasi BEI
[ILUSTRASI. Yuwono Triatmodjo]
Yuwono Triatmodjo | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bak petir di siang bolong - ungkapan yang sengaja penulis sematkan agar Bursa Efek Indonesia peduli dengan hal ini - pengumuman RTI Business yang muncul di layar ponsel pintar penulis pada 5 November 2024 lalu sungguh mengejutkan. Aplikasi penyedia data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia ini menginformasikan bahwa data yang disajikannya, tak lagi realtime (waktu nyata).

Seutuhnya, begini bunyi pengumuman tersebut: Terhitung mulai tanggal 4 November 2024, price (last, bid, ask) pada menu watchlist, stock, overview, movers dan chart akan disajikan secara delay selama 10 menit untuk memenuhi ketentuan umum penggunaan lisensi Bursa Efek Indonesia mengenai penggunaan data realtime.

Asal tahu saja, aplikasi RTI Business yang bisa diunduh secara gratis lewat App Store dan Google Play Store ini, kerap menjadi rujukan data realtime pergerakan harga saham oleh pegiat media, para pengamat, investor dan calon investor.

Dan kini, untuk mengakses informasi RTI, publik pun harus menjadi member (berbayar). Apakah ini merupakan upaya RTI untuk menghadirkan kembali data realtime dengan membebankan biaya "lisensi Bursa Efek Indonesia" seperti dalam pengumuman, kepada publik? Jika ini alasan utamanya, maka mari kita arahkan sorotan ke otoritas.

Dalam laporan keuangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) 31 Desember 2023 dinyatakan, selama 7 tahun terakhir jumlah penerima lisensi data BEI meningkat dengan persentase rata-rata 13,24%. Sampai akhir 2023, jumlah penerima lisensi data BEI berjumlah 258. Di tahun 2023, BEI mendapat penghasilan sebanyak Rp 159,471,884,562 (Rp 159,47 miliar) dari bisnis lisensi data. BEI pun mengantongi laba bersih sebesar Rp 309,64 miliar di tahun 2023.

Pertanyaannya, apakah tak cukup fee yang diperoleh otoritas dari pelaku pasar untuk menyelenggarakan pasar sekaligus mengedukasi masyarakat? Asal tahu saja, dari jasa transaksi efek saja, BEI sudah mengantongi dana sebesar Rp 913,67 miliar di tahun 2023.

Sama ceritanya dengan akses laporan keuangan emiten dan prospektus penawaran umum perdana saham (IPO) yang tersaji terbatas untuk 5 tahun ke belakang saja. Data di luar kurun waktu itu tentu saja ada, tapi tidak gratis Bro!

Apakah, misalnya, publik tidak bisa membaca secara gratis riwayat sosok pemimpin kapitalisasi pasar saat ini, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), lewat prospektus IPO-nya yang terbit tahun 2000 silam? 

Selanjutnya: Harapan Pelaku Usaha kepada Kepala Daerah Terpilih

Bagikan

Berita Terbaru

Mengupas Kinerja dan Valuasi Cipta Sarana Medika (DKHH) yang Hendak IPO
| Senin, 28 April 2025 | 12:46 WIB

Mengupas Kinerja dan Valuasi Cipta Sarana Medika (DKHH) yang Hendak IPO

DKHH bakal memperoleh dana segar dari aksi IPO antara Rp 53 miliar - Rp 69,96 miliar, yang akan dipakai untuk ekspansi dan modal kerja.

Banyak Risiko Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih
| Senin, 28 April 2025 | 11:11 WIB

Banyak Risiko Pendanaan Koperasi Desa Merah Putih

Tiga skema pendanaan yang tengah dikaji, yaitu pendanaan dari dana publik (public fund), pinjaman melalui Himbara dan  transfer ke daerah.​

Risiko Pelebaran CAD hingga Pelemahan Rupiah
| Senin, 28 April 2025 | 10:48 WIB

Risiko Pelebaran CAD hingga Pelemahan Rupiah

Current account deficit (CAD) kuartal II-2025 diperkirakan melebar akibat pembayaran dividen ke luar negeri

Profit 36,43% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (28 April 2025)
| Senin, 28 April 2025 | 08:39 WIB

Profit 36,43% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (28 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (28 April 2025) 1 gram Rp 1.960.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 36,43% jika menjual hari ini.

Saham BMRI Jadi Top Leaders IHSG Pekan Lalu, Investor Institusi Asing Banyak Borong
| Senin, 28 April 2025 | 08:16 WIB

Saham BMRI Jadi Top Leaders IHSG Pekan Lalu, Investor Institusi Asing Banyak Borong

Bloomberg mencatat mayoritas analis dari 32 sekuritas memberikan rating beli saham BMRI dengan target harga 5.700-7.750 per saham.

IHSG Rawan Koreksi Memasuki Bulan Mei, Ketidakpastian Masih Menghantui
| Senin, 28 April 2025 | 08:03 WIB

IHSG Rawan Koreksi Memasuki Bulan Mei, Ketidakpastian Masih Menghantui

Sepanjang pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh paling tinggi dibanding indeks-indeks saham di kawasan ASEAN

United Tractors (UNTR) Menggeber Strategi Diversifikasi
| Senin, 28 April 2025 | 07:40 WIB

United Tractors (UNTR) Menggeber Strategi Diversifikasi

Pada tahun ini, PT United Tractors Tbk (UNTR) membidik akuisisi tambang mineral baru. Tujuannya untuk menggenjot kinerja bisnis non-batubara.

Logam Dasar Tak Punya Katalis Pendongkrak Harga
| Senin, 28 April 2025 | 07:02 WIB

Logam Dasar Tak Punya Katalis Pendongkrak Harga

Harga komoditas logam dasar seperti aluminium dan nikel masih disetir sentimen perang dagang yang dipicu Amerika Serikat (AS).

Rupiah Punya Peluang Menguat di Awal Pekan Meski Terbatas
| Senin, 28 April 2025 | 07:00 WIB

Rupiah Punya Peluang Menguat di Awal Pekan Meski Terbatas

Setelah cenderung melemah selama sepekan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi menguat terbatas pekan ini.

Emiten Sektor Consumer Goods Menghadapi Tekanan Bertubi-tubi
| Senin, 28 April 2025 | 06:56 WIB

Emiten Sektor Consumer Goods Menghadapi Tekanan Bertubi-tubi

Penurunan permintaan konsumen dan harga komoditas yang volatil di tengah ekonomi yang tak tentu menjadi tantangan bagi sektor ini

INDEKS BERITA

Terpopuler