BNI Mendeteksi Upaya Pembobolan Lewat Bilyet

Rabu, 15 September 2021 | 08:54 WIB
BNI Mendeteksi Upaya Pembobolan Lewat Bilyet
[ILUSTRASI. Menara BNI Pejompongan, Jakarta Pusat.]
Reporter: Maizal Walfajri, Yuwono Triatmodjo | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus bilyet deposito di Bank BNI mulai terungkap, dan lebih benderang.  Bahkan, kini mulai menguak sejumlah fakta baru. 

Kuasa hukum BNI,  Ronny L. D. Janis mengungkapkan,  bilyet deposito itu fiktif.  Ini lantaran BNI menemukan kejanggalan pada bilyet deposito beberapa nasabah bermasalah tersebut. Awal kejanggalan terungkap, saat beberapa pihak datang ke bank, lalu  menunjukkan dan membawa bilyet deposito. Mereka meminta pencairan atas bilyet deposito tersebut kepada BNI cabang Makassar. 
 
Awal Februari 2021, nasabah BNI yakni RY (Rocky) dan AN (Anne) membawa dan menunjukkan dua bilyet deposito BNI tertanggal 29 Januari 2021 dengan total senilai Rp 50 miliar. Lalu Maret 2021, berturut-turut datang atas nama  IMB (Andi Idris Manggabarani) membawa tiga bilyet deposito tertanggal 1 Maret 2021 atas nama PT AAU, PT NB, dan IMB dengan total Rp 40 miliar.  AAU ini perusahaan milik IMB.
 
Lalu,  nasabah lain HDK (Hendrik) membawa tiga bilyet deposito atas nama HDK dan satu bilyet deposito atas nama HPT (Heng  Pao Tek) dengan total senilai Rp 20,1 miliar.  "Yang disebutkan, bilyet deposito tersebut diterima dari oknum pegawai BNI bernama MBS (Melati Bunga Sombe)," ujar Janis (14/9).
 
Berdasarkan hasil investigasi BNI, ditemukan ada lima kejanggalan  yang kasat mata. Pertama, seluruh bilyet deposito hanya berupa cetakan hasil scan. Kedua, seluruh bilyet deposito yang ditunjukkan RY, AN, HDK dan HPT memiliki nomor seri bilyet deposito yang sama. Bahkan bilyet deposito atas nama PT AAU, PT NB dan IMB nomor serinya tidak tercetak jelas, huruf kabur, atau buram.
 
Ketiga, seluruh bilyet deposito tersebut tidak masuk ke dalam sistem Bank BNI dan tidak ditandatangani oleh pejabat Bank BNI yang sah. 
Keempat, tidak ditemukan adanya setoran nasabah untuk pembukaan rekening deposito itu. (lihat infografis)  
 
Janis bilang, tiba-tiba akhir Februari 2021,  RY dan AN menyatakan menerima pembayaran atas bilyet deposito itu langsung dari MBS sebesar Rp 50 miliar, bukan dari bank dan tak melibatkan bank.
 
Hal yang sama terjadi pada pengembalian dan penyelesaian klaim deposito kepada HDK sekitar Rp 3,5 miliar yang juga dilakukan langsung oleh MBS,  bukan bank, serta tanpa melibatkan bank. Dengan kata lain, BNI secara resmi tidak pernah membayarkan apapun, termasuk bunga deposito.  
 
Tempuh jalur hukum 
 
Andi Idris Manggabarani (IMB), salah nasabah BNI yang terlibat masalah deposito ini menegaskan, Bank  BNI jangan membela diri. "Dana kami di rekening, bukannya (ditempatkan) di deposito. Tapi ditempatkan di rekening rekayasa yang dibuat manajemen BNI.  Diduga merupakan permufakatan jahat yang dilakukannya dengan pihak-pihak lain," ujarnya, kepada KONTAN, Selasa (14/9).
 
Idris ingin BNI fokus menyelesaikan penggelapan uang miliknya, yang dipindahkan dari rekeningnya ke rekening bodong. "Kami akan sabar menunggu pembuat rekening bodong BNI ditersangkakan dan dihukum sesuai  hukum yang berlaku di Indonesia," ujar Andi ke KONTAN, Selasa (14/9).
 
Rudi Kadiaman, kuasa hukum Heng Pao Tek (HPT) dan Hendrik (HDK) dari kantor hukum Amerta Justitia Lawfirm mengatakan, kliennya tertarik tawaran produk deposito berbunga 8,25% oleh MBS, staf pemasaran BNI. 
 
Sejak menempatkan dana di deposito BNI  pada 2018, HPT yang juga ayah HDK tak pernah menarik dana. Sementara HDK  sempat beberapa kali menarik dananya.   
 
Maret 2021, Hendrik datang ke BNI emerald di Menara Bosowa, berniat mencairkan satu bilyet deposito senilai Rp 9 miliar, tapi ternyata tidak bisa dicairkan. "Hendrik mencoba mencairkan seluruh deposito miliknya, termasuk juga milik sang ayah, tapi berujung kegagalan dengan alasan deposito Hendrik dan Heng Pao Tek tidak tercatat dalam sistem," ujar Rudi.
 
Rudi mendaftarkan gugatan kepada BNI dan MBS di Pengadilan Negeri Makassar pada 24 Mei 2021 terkait wanprestasi.   

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Bank Masih Sulit Pangkas Bunga KPR
| Sabtu, 16 November 2024 | 11:31 WIB

Bank Masih Sulit Pangkas Bunga KPR

Rata-rata bunga floating KPR bank besar masih tinggi kendati Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan

Beban Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat
| Sabtu, 16 November 2024 | 08:58 WIB

Beban Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat

Kenaikan imbal hasil US Treasury berisiko membuat biaya utang pemerintah saat ini maupun ke depan menjadi lebih mahal

Surplus Neraca Dagang Tidak Berefek ke Rupiah
| Sabtu, 16 November 2024 | 08:52 WIB

Surplus Neraca Dagang Tidak Berefek ke Rupiah

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus 54 bulan berturut-turut

Gagal Berkarier di Militer, Karier Kerry di Industri Otomotif Moncer
| Sabtu, 16 November 2024 | 07:35 WIB

Gagal Berkarier di Militer, Karier Kerry di Industri Otomotif Moncer

Perjalanan karier Kariyanto Hardjosoemarto hingga menjadi Direktur di PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia

Jelang Liburan, WEHA Banjir Pesanan
| Sabtu, 16 November 2024 | 07:30 WIB

Jelang Liburan, WEHA Banjir Pesanan

Pemesanan sewa bus WEHA untuk periode November hingga Desember mendatang sudah penuh, baik bus kapasitas 47-59 maupun 31-35 seat.

Data Center Topang Penjualan Lahan Industri
| Sabtu, 16 November 2024 | 07:11 WIB

Data Center Topang Penjualan Lahan Industri

Sektor yang banyak menyerap pasokan lahan industri tahun ini masih didominasi sektor data center dan otomotif.

Bos Baru Garuda Indonesia (GIAA) Lulusan Taruna Nusantara, Begini Targetnya
| Sabtu, 16 November 2024 | 06:21 WIB

Bos Baru Garuda Indonesia (GIAA) Lulusan Taruna Nusantara, Begini Targetnya

Wamildan siap melakukan aksi beres-beres di Garuda Indonesia. Ada tiga stragegi lulusan SMA Taruna Nusantara itu. 

Sepekan, Indeks Menjebol Level 7.100, Net Sell Asing Menyentuh Rp 6,34 Triliun
| Sabtu, 16 November 2024 | 06:15 WIB

Sepekan, Indeks Menjebol Level 7.100, Net Sell Asing Menyentuh Rp 6,34 Triliun

Pada Desember 2024 mendatang diprediksi tidak ada pemangkasan bunga The Fed. Ini memicu imbal hasil US Treasury 10 tahun dan indeks dolar menguat.

Upaya Menggenjot Kinerja, Telkom Indonesia (TLKM) Memperluas Investasi
| Sabtu, 16 November 2024 | 06:10 WIB

Upaya Menggenjot Kinerja, Telkom Indonesia (TLKM) Memperluas Investasi

Secara musiman, kinerja TLKM di kuartal IV biasanya lebih bagus. Terutama di segmen seluler, aktivitas tinggi. 

Aliran Dana ke Bitcoin Makin Deras
| Sabtu, 16 November 2024 | 05:50 WIB

Aliran Dana ke Bitcoin Makin Deras

Menakar peluang dan ancaman saat gelombang kenaikan harga aset kripto yang terangkat terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.

INDEKS BERITA

Terpopuler