Bunga Pinjaman Tak Terpengaruh Kenaikan Pendapatan Per Kapita

Jumat, 08 Februari 2019 | 04:22 WIB
Bunga Pinjaman Tak Terpengaruh Kenaikan Pendapatan Per Kapita
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Status Indonesia kini sudah menjadi kelompok negara pendapatan menengah ke atas (upper middle income) atau naik kelas dari negara pendapatan per kapita menengah bawah (lower middle income) versi Bank Dunia. Ini setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis rata-rata pendapatan per kapita Indonesia tahun lalu mencapai US$ 3.927 atau sekitar Rp 56 juta.

Biasanya, naiknya level pendapatan suatu negara akan turut mengubah kategori pinjaman langsung dari lembaga internasional. Akses jumlah pinjaman maupun tingkat bunga yang ditawarkan juga bisa ikut terkerek.

Awal pemberian pinjaman, Indonesia masuk negara dengan kelayakan kredit yang rendah. Lantas, pinjaman yang diterima dari bank dunia saat itu melalui skema dari Asosiasi Pembangunan Internasional (IDA) yang tanpa bunga. Ini berlaku bagi negara dengan pendapatan per kapita US$ 1.506 atau lebih rendah.

Dari riset KONTAN, Indonesia sejak 1970-an masuk dalam kelompok negara yang menerima pinjaman dari Bank Rekonstruksi dan Pengembangan Internasional (IBRD). Dari pengelompokan Bank Dunia, Indonesia masuk negara Grup B yang memiliki skema bunga pinjaman murah.

Dalam mata uang dollar Amerika Serikat (AS), tingkat bunga atau fixed spread pricing pinjaman IBRD Indonesia dibagi ke dalam enam kategori berdasarkan panjang tenor peminjaman. Tenor terpendek delapan tahun dan terlama 20 tahun.

Skema bunga yang ditetapkan untuk pinjaman IBRD ialah Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) ditambah level yang bervariasi dalam rentang 0,65% hingga 1,60%. Tingkat bunga berlaku berbeda untuk peminjaman dalam mata uang asing lain, seperti euro, yen, dan poundsterling.

Setelah menyandang upper-middle income, Indonesia sebenarnya masih termasuk negara menerima skema pinjaman IBRD. Indonesia baru akan naik ke skema peminjaman Bank Dunia lebih tinggi saat rata-rata pendapatan per kapitanya sebagai peminjam sudah melampaui US$ 5.445.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Adrianto memastikan naiknya pendapatan per kapita Indonesia tak memengaruhi bunga pinjaman. "Kepercayaan investor terhadap pemerintah dalam mengelola perekonomian dan fiskal lah yang lebih utama," ujar Adrianto, Kamis (7/2).

Tingginya kepercayaan investor tecermin dalam peringkat utang yang saat ini disandang Indonesia yakni investment grade BBB atau Baa2. Semakin baik peringkat utang, bunga pinjaman di pasar keuangan pun akan semakin rendah.

Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengamini hal ini. Menurut dia pemerintah kini lebih banyak memanfaatkan pasar modal sebagai sarana memperoleh pinjaman. Dan tingkat suku bunga itu tergantung dari rating utang Indonesia.

Cara menjaga agar bunga utang tetap rendah, Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto, menyebut dengan fokus membenahi struktur ekonomi domestik.

Bagikan

Berita Terbaru

Jadi Tujuan Ekspor CPO Utama, Rencana Kenaikan Pajak Impor India Bisa Menyusahkan
| Senin, 24 Februari 2025 | 13:07 WIB

Jadi Tujuan Ekspor CPO Utama, Rencana Kenaikan Pajak Impor India Bisa Menyusahkan

Berdasarkan data BPS, India telah menjadi importir utama minyak sawit atau CPO Indonesia sejak tahun 2012.

Paling Moncer di LQ45 Pekan Lalu, Ini 10 Besar Investor Asing Pemilik Saham AMMN
| Senin, 24 Februari 2025 | 11:28 WIB

Paling Moncer di LQ45 Pekan Lalu, Ini 10 Besar Investor Asing Pemilik Saham AMMN

Vanguar Group menjadi investor institusi asing yang paling banyak mendekap saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).

Realisasi Penyaluran KUR Mencapai Rp 7 Triliun
| Senin, 24 Februari 2025 | 09:21 WIB

Realisasi Penyaluran KUR Mencapai Rp 7 Triliun

Pemerintah menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat atau KUR sebesar Rp 300 triliun pada tahun ini

Asing Masuk Rp 7,58 Triliun di Pekan Ketiga Februari
| Senin, 24 Februari 2025 | 09:01 WIB

Asing Masuk Rp 7,58 Triliun di Pekan Ketiga Februari

Aliran modal asing masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) dan ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Dana Pensiun Guru AS dan JP Morgan Paling Banyak Borong Saham TLKM, Intip Prospeknya
| Senin, 24 Februari 2025 | 08:27 WIB

Dana Pensiun Guru AS dan JP Morgan Paling Banyak Borong Saham TLKM, Intip Prospeknya

Salah satu tantangan yang dihadapi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) adalah pertumbuhan average revenue per user (ARPU).

Jangan Tebang Pilih Efisiensi Anggaran
| Senin, 24 Februari 2025 | 08:16 WIB

Jangan Tebang Pilih Efisiensi Anggaran

Pemerintah berencana mengembalikan dana sebesar Rp 58 triliun kepada 17 kementerian dan lembaga (K/L)

Kepemilikan SBN oleh BI Bakal Makin Besar
| Senin, 24 Februari 2025 | 08:07 WIB

Kepemilikan SBN oleh BI Bakal Makin Besar

Menilik efek dari rencana Bank Indonesia menjadi pembeli surat berharga negara (SBN) untuk mendanai program 3 juta rumah

Membedah Bisnis Internet Rakyat WIFI, Kolaborasi Bareng Arsari Group Milik Hashim
| Senin, 24 Februari 2025 | 07:35 WIB

Membedah Bisnis Internet Rakyat WIFI, Kolaborasi Bareng Arsari Group Milik Hashim

Khusus di 2025 PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) menargetkan bisa membangun fasilitas ke tiga juta hingga lima juta rumah tangga.

 MTDL Intip Peluang Akal Imitasi
| Senin, 24 Februari 2025 | 07:32 WIB

MTDL Intip Peluang Akal Imitasi

PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) mengalokasikan dana belanja modal Rp 112,5 miliar di sepanjang tahun ini

Waskita Karya Menggarap  RSUD di Kalimantan Utara
| Senin, 24 Februari 2025 | 07:28 WIB

Waskita Karya Menggarap RSUD di Kalimantan Utara

Ari juga bilang, pihaknya menerapkan konsep green hospital, sehingga area sekitar rumah sakit akan dibuat hijau.

INDEKS BERITA

Terpopuler