Capital Outflow dalam Sebulan Terakhir Mencapai Belasan Triliun Rupiah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tanda-tanda capital outflow alias arus modal asing yang keluar dari Indonesia mulai tampak.
Dalam sebulan terakhir, belasan triliun modal asing keluar baik dari bursa saham maupun pasar surat berharga negara (SBN).
Di pasar surat utang, kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) rupiah yang dapat diperdagangkan per 4 September lalu sebesar Rp 1.011,2 triliun.
Padahal, pada 2 Agustus lalu, kepemilikan asing di SBN rupiah masih sebesar Rp 1.019,36 triliun.
Artinya, dalam sebulan terakhir, arus modal asing yang keluar dari pasar SBN sebesar Rp 8,16 triliun.
Di bursa saham, investor asing dalam sebulan terakhir hingga Kamis (5/9) kemarin mencatatkan pembelian saham senilai Rp 42,95 triliun.
Baca Juga: Bank Dunia: Defisit Indonesia naik, capital outflow membahayakan ekonomi Indonesia
Pada waktu bersamaan, investor asing menggelar aksi jual saham senilai Rp 50,52 triliun.
Alhasil, dalam sebulan terakhir arus modal asing yang keluar dari bursa saham mencapai Rp 7,57 triliun.
Jika ditotal, arus modal asing yang keluar dari portofolio Indonesia dalam sebulan terakhir mencapai Rp 15,73 triliun.
Di bursa saham, investor asing dalam enam bulan terakhir memang masih mencatatkan beli bersih alias net buy sebesar Rp 43,08 triliun.
Jumlah tersebut mencakup transaksi saham di seluruh pasar, baik pasar reguler, pasar negosiasi, maupun transaksi tunai.
Namun, khusus di pasar reguler, investor asing dalam enam bulan terakhir membukukan net sell alias jual bersih sebesar Rp 19,54 triliun.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bank Dunia mengingatkan, Indonesia menghadapi ancaman capital outflow yang lebih besar.
Baca Juga: Bank Dunia: Indonesia terancam mengalami capital outflow besar
Ancaman capital outflow tersebut dipicu oleh kondisi perlambatan ekonomi global, perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, potensi resesi ekonomi AS, dan pelemahan ekonomi Eropa dan China.
Menurut Bank Dunia, capital outflow tersebut semakin berbahaya lantaran sampai saat ini Indonesia masih mengalami defisit neraca transaksi berjalan (CAD).