Capital Outflow dalam Sebulan Terakhir Mencapai Belasan Triliun Rupiah

Jumat, 06 September 2019 | 08:59 WIB
Capital Outflow dalam Sebulan Terakhir Mencapai Belasan Triliun Rupiah
[ILUSTRASI. Capital outflow alias arus modal asing keluar dari portofolio Indonesia]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tanda-tanda capital outflow alias arus modal asing yang keluar dari Indonesia mulai tampak.

Dalam sebulan terakhir, belasan triliun modal asing keluar baik dari bursa saham maupun pasar surat berharga negara (SBN).

Di pasar surat utang, kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) rupiah yang dapat diperdagangkan per 4 September lalu sebesar Rp 1.011,2 triliun.

Padahal, pada 2 Agustus lalu, kepemilikan asing di SBN rupiah masih sebesar Rp 1.019,36 triliun.

Artinya, dalam sebulan terakhir, arus modal asing yang keluar dari pasar SBN sebesar Rp 8,16 triliun.

Di bursa saham, investor asing dalam sebulan terakhir hingga Kamis (5/9) kemarin mencatatkan pembelian saham senilai Rp 42,95 triliun.

Baca Juga: Bank Dunia: Defisit Indonesia naik, capital outflow membahayakan ekonomi Indonesia

Pada waktu bersamaan, investor asing menggelar aksi jual saham senilai Rp 50,52 triliun.

Alhasil, dalam sebulan terakhir arus modal asing yang keluar dari bursa saham mencapai Rp 7,57 triliun.

Jika ditotal, arus modal asing yang keluar dari portofolio Indonesia dalam sebulan terakhir mencapai Rp 15,73 triliun.

Di bursa saham, investor asing dalam enam bulan terakhir memang masih mencatatkan beli bersih alias net buy sebesar Rp 43,08 triliun.

Jumlah tersebut mencakup transaksi saham di seluruh pasar, baik pasar reguler, pasar negosiasi, maupun transaksi tunai. 

Namun, khusus di pasar reguler, investor asing dalam enam bulan terakhir membukukan net sell alias jual bersih sebesar Rp 19,54 triliun.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bank Dunia mengingatkan, Indonesia menghadapi ancaman capital outflow yang lebih besar.

Baca Juga: Bank Dunia: Indonesia terancam mengalami capital outflow besar

Ancaman capital outflow tersebut dipicu oleh kondisi perlambatan ekonomi global, perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, potensi resesi ekonomi AS, dan pelemahan ekonomi Eropa dan China.

Menurut Bank Dunia, capital outflow tersebut semakin berbahaya lantaran sampai saat ini Indonesia masih mengalami defisit neraca transaksi berjalan (CAD).

Bagikan

Berita Terbaru

Merger Goto & Grab: Antara Konsolidasi Ekosistem Digital dan Persaingan Usaha
| Senin, 24 November 2025 | 04:22 WIB

Merger Goto & Grab: Antara Konsolidasi Ekosistem Digital dan Persaingan Usaha

Pemerintah harus memosisikan diri sebagai penyeimbang agar teknologi digital tetap memberikan manfaat kesejahteraan yang merata.

PTPP Bakal Fokus ke Bisnis Inti
| Senin, 24 November 2025 | 04:20 WIB

PTPP Bakal Fokus ke Bisnis Inti

Manajemen PTPP menilai, dana hasil divestasi nantinya dapat digunakan untuk memperkuat kegiatan operasional.

Modal Ventura Ubah Arah Bisnis Akibat Tech Winter Berkepanjangan
| Senin, 24 November 2025 | 04:15 WIB

Modal Ventura Ubah Arah Bisnis Akibat Tech Winter Berkepanjangan

Tech winter menyebabkan pelemahan di sektor teknologi, akhirnya membuat industri modal ventura memiliki perhatian yang berbeda pada startup.

Industri Kaca Kelebihan Pasokan
| Senin, 24 November 2025 | 04:10 WIB

Industri Kaca Kelebihan Pasokan

AKLP menyoroti persoalan harga gas serta kapasitas produksi yang melimpah (over capacity) di tengah pasar lokal yang masih belum bergairah.

Investor Cemas Soal Data AS, Rupiah Berpeluang Melemah
| Senin, 24 November 2025 | 04:00 WIB

Investor Cemas Soal Data AS, Rupiah Berpeluang Melemah

Investor cenderung meragukan akurasi rilis data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang telah ditunda selama satu bulan.

MSCI Terbaru Efektif Mulai Selasa (25/11), Masih Ada Peluang Beli di Saham-Saham Ini
| Minggu, 23 November 2025 | 22:47 WIB

MSCI Terbaru Efektif Mulai Selasa (25/11), Masih Ada Peluang Beli di Saham-Saham Ini

Kendati mayoritas saham yang baru masuk indeks MSCI ini sudah menguat signifkan, masih ada peluang beli saat harga cenderung koreksi.

Isu Merger dengan Grab Kian Menguat, Diawali dengan Mundurnya Patrick Waluyo
| Minggu, 23 November 2025 | 21:58 WIB

Isu Merger dengan Grab Kian Menguat, Diawali dengan Mundurnya Patrick Waluyo

Rencana perubahan manajemen telah mendapatkan restu dari investor kunci dan berpotensi diumumkan kepada karyawan, secepatnya pada Senin (24/11).

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)
| Minggu, 23 November 2025 | 14:00 WIB

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)

Dalam jangka panjang aset baru ini SSMS itu bersifat volume accretive, mendorong produksi TBS dan CPO konsolidasi.

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?
| Minggu, 23 November 2025 | 13:00 WIB

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?

Prioritaskan intensifikasi dan PSR untuk tingkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan.               

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit
| Minggu, 23 November 2025 | 11:00 WIB

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit

Pemerintah berencana membuka lahan baru 600.000 hektare (ha) untuk menanam kelapa sawit. Kebijakan ini memantik kritik.

INDEKS BERITA

Terpopuler