CEO Rifan Financindo Berjangka, Teddy Prasetya: Tak Kapok Investasi di Luar Negeri

Sabtu, 16 Februari 2019 | 09:19 WIB
CEO Rifan Financindo Berjangka, Teddy Prasetya: Tak Kapok Investasi di Luar Negeri
[]
Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berinvestasi bukan hanya sekedar mencari keuntungan, namun kedisiplinan juga diperlukan. Ini menjadi pedoman yang diterapkan Chief Executive Officer (CEO) PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) Teddy Prasetya.

Ketertarikan Teddy berinvestasi muncul karena terinspirasi oleh salah satu keluarga temannya yang bekerja di pasar modal. "Awalnya saat masih sekolah, saya melihat kakak teman saya bekerja di pasar modal, dari situ muncul ketertarikan saya untuk masuk ke bidang tersebut," jelas pria kelahiran Pangkal Pinang ini.

Selepas menyelesaikan kuliah, ia pun mantap berangkat ke Jakarta untuk bekerja sebagai wakil manajer investasi. Tetapi ia malah ditawari jabatan jadi manajer pemasaran.

Hal itu tak membuatnya patah arang. Ia malah mendapat banyak pengetahuan mengenai instrumen investasi. Teddy pun makin mantap menjajal investasi. Produk pertama pilihannya adalah reksadana.

Teddy melihat reksadana cocok digunakan sebagai instrumen jangka panjang. Bahkan dengan instrumen ini, dia berhasil membeli rumah pertamanya. "Keuntungan saya dari reksadana saham yang saya beli di 2003 saya belikan rumah di bilangan Karawaci," kisah dia.

Teddy bahkan memperluas asetnya dengan investasi ke aset luar negeri. Memang, Teddy tak melulu mencetak untung dari investasi di reksadana. Dia sempat merugi saat menaruh investasinya pada reksadana saham di salah satu perbankan swasta di China.

Selama dua tahun berjalan, bukan keuntungan yang didapat. Penyebabnya saat itu pasar modal China ambruk, sehingga kinerja reksadana saham yang dimilikinya minus. Teddy pun mengambil keputusan menghentikan investasi di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Toh, kejadian tersebut tak membuat Teddy kapok. Saat ini, dia berniat menjajal reksadana saham di pasar India. Bahkan, dia sedang menganalisis pasar saham India.

Diversifikasi produk

Teddy juga melakukan diversifikasi pada produk investasinya. Selain reksadana, kini ia juga memiliki instrumen investasi lain, mulai dari emas, deposito hingga properti.

Selain itu, Teddy berinvestasi ke emas global. Bahkan porsinya mencapai 90% dari total investasi emasnya. Sedangkan sisanya adalah emas batangan keluaran Aneka Tambang.

Ia melihat, emas, yang merupakan instrumen lindung nilai atawa safe haven, layak dikoleksi untuk jangka panjang. Ada potensi ketidakpastian global, ditambah perlambatan ekonomi global, sehingga emas lebih menarik dikoleksi ketimbang komoditas lainnya," kata ayah dua orang anak ini.

Selain reksadana dan emas, Teddy juga sudah menjajal masuk ke saham. Pilihannya saham-saham blue chip, karena menarik untuk jangka panjang. Bahkan dia pernah menerima keuntungan hampir 100% kurang dari 1 tahun. Lagi-lagi, keuntungan dari investasi ia putar untuk investasi lagi. Yang dipilihnya adalah properti.

Investasinya pada properti berbentuk rumah tapak dan apartemen. Tetapi baginya, apartemen lebih menguntungkan karena tingkat sewanya bisa mencapai 4%–5%. Sedangkan rumah tapak maksimal 3%.

Teddy optimistis investasi properti masih menjanjikan, paling tidak sampai 10 tahun mendatang. Mengingat tingkat populasi Indonesia cukup tinggi. Asal tahu saja, kini Teddy sudah memiliki 10 unit properti, yang terbagi antara apartemen dan rumah tapak di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Namun, dengan kondisi pasar global dan domestik yang sedang dalam tekanan dan ketidakpastian, Teddy menyarankan investor untuk berinvestasi pada mata uang asing. Pilihannya dollar Amerika Serikat (AS) atau dollar Singapura.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)
| Minggu, 08 Juni 2025 | 09:23 WIB

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (8 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,63% jika menjual hari ini.

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:35 WIB

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas

Di balik reputasinya sebagai penyedia kamar murah dan layanan check-in kilat, OYO punya ambisi lebih besar. Apa itu?

 
Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:20 WIB

Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang

Ribuan calon jemaah haji furoda gagal berangkat ke Tanah Suci. Tak hanya calon jemaah yang gundah gulana, agen travel juga pusing alang kepalang. 

 
Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:50 WIB

Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil

Bermain kini bukan hanya urusan anak-anak. Playground kini menjadi ruang pelepas penat bagi orang dewasa. Apa peluang bisnisnya?

 
Kopdes Melaju Buat Siapa?
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:10 WIB

Kopdes Melaju Buat Siapa?

​Hingga awal Juni, sebanyak 78.000 lembaga Kopdes Merah Putih sudah terbentuk melalui musyawarah desa khusus.

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

INDEKS BERITA

Terpopuler