Cermati Prospek Saham Telekomunikasi Ketika Harga Sudah Naik Tinggi

Jumat, 08 Februari 2019 | 07:31 WIB
Cermati Prospek Saham Telekomunikasi Ketika Harga Sudah Naik Tinggi
[]
Reporter: Yoliawan H | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham sektor telekomunikasi kompak menunjukan pergerakan positif. Saham-saham telekomunikasi melaju di zona hijau.

Saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), misalnya. Tidak tanggung-tanggung, saham emiten telekomunikasi di Grup Sinarmas ini sudah naik 138,46% sejak akhir tahun lalu (year to date) ke level Rp 186 per saham.

Saham PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) melejit setelah diisukan akan melakukan konsolidasi.

Dimas Yusuf, Investment Specialist Sucor Asset Management, mengatakan, secara umum sektor telekomunikasi di Indonesia masih akan terus tumbuh. Ini tercermin dari implementasi jaringan 4G yang belum maksimal dan potensi kehadiran jaringan 5G.

Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Sekuritas, mengatakan, penguatan saham-saham telekomunikasi juga disebabkan dari tingginya permintaan terhadap layanan data di Indonesia.

Sebelumnya, diinformasikan FREN menargetkan jumlah pengguna dapat mencapai 20 juta di akhir 2018. Berdasarkan catatan KONTAN, target jumlah pelanggan Smartfren tahun lalu naik 33,33% dari tahun sebelumnya. Tahun 2017, FREN menargetkan 15 juta pelanggan.

Jangka panjang

 

Selain itu, ISAT pun tengah berfokus melakukan pengembangan jaringan di 4.300 titik. Indosat telah menyiapkan belanja modal Rp 10 triliun. "Jangkauan juga akan tumbuh karena masih banyak daerah yang belum terjangkau," kata Dimas, Kamis (7/2).

 

Saham EXCL dan ISAT bergerak cukup menarik karena isu konsolidasi bisnis antara keduanya. Pasalnya, aksi ini bisa merombak pemain terbesar sektor ini. Selain itu, belum jelasnya sosok yang akan menghadirkan teknologi 5G ke Indonesia menimbulkan spekulasi pasar.

 

Beberapa indikator yang bisa diperhatikan pelaku pasar adalah isu perang harga yang biasanya terjadi di sektor telekomunikasi, serta efisiensi yang dilakukan emiten. Sektor telekomunikasi perlu lebih efisien dan inovasi karena pergerakan bisnis mereka cukup dinamis.

 

Secara umum, Dimas belum merekomendasikan sektor telekomunikasi. "Tapi dari fundamental TLKM menarik. Yang lain bisa wait and see hingga ada aksi dan laporan korporasi," ujar Dimas.

 

TLKM secara jangka panjang bisa tembus ke Rp 5.000 karena memang ruang pertumbuhannya secara industri masih sangat besar.

 

Dimas juga melihat potensi FREN tumbuh sangat besar, jika melihat portofolio bisnis grup Sinarmas yang kuat. Dimas membandingkan FREN dengan TKIM dan INKP yang bisa tumbuh sangat pesat sepanjang tahun lalu.

 

Secara teknikal, Nafan merekomendasikan hold ISAT dengan target harga jangka pendek menengah di posisi Rp 3.750 per saham. Ia juga merekomendasikan hold FREN yang sudah naik tinggi dengan target harga sebesar Rp 249 per saham.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Isu Merger dengan Grab Kian Menguat, Diawali dengan Mundurnya Patrick Waluyo
| Minggu, 23 November 2025 | 21:58 WIB

Isu Merger dengan Grab Kian Menguat, Diawali dengan Mundurnya Patrick Waluyo

Rencana perubahan manajemen telah mendapatkan restu dari investor kunci dan berpotensi diumumkan kepada karyawan, secepatnya pada Senin (24/11).

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)
| Minggu, 23 November 2025 | 14:00 WIB

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)

Dalam jangka panjang aset baru ini SSMS itu bersifat volume accretive, mendorong produksi TBS dan CPO konsolidasi.

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?
| Minggu, 23 November 2025 | 13:00 WIB

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?

Prioritaskan intensifikasi dan PSR untuk tingkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan.               

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit
| Minggu, 23 November 2025 | 11:00 WIB

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit

Pemerintah berencana membuka lahan baru 600.000 hektare (ha) untuk menanam kelapa sawit. Kebijakan ini memantik kritik.

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional
| Minggu, 23 November 2025 | 10:00 WIB

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional

Selain memperkuat penetrasi pasar, AUTO juga berfokus pada diversifikasi produk guna memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin berkembang.

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda
| Minggu, 23 November 2025 | 09:00 WIB

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda

Analis menilai penguatan harga PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) lebih banyak didorong momentum dan sentimen musiman.

Risiko Belum Bottom, Hati-Hati Menadah Aset Kripto Diskon
| Minggu, 23 November 2025 | 08:15 WIB

Risiko Belum Bottom, Hati-Hati Menadah Aset Kripto Diskon

Kapitalisasi pasar aset kripto global turun tajam, seiring Bitcoin cs ambles. Waktunya menadah kripto harga diskon?

INDEKS BERITA

Terpopuler