Credit Default Swap Menurun, Pasar Obligasi Makin Menarik

Senin, 17 Juni 2019 | 07:28 WIB
Credit Default Swap Menurun, Pasar Obligasi Makin Menarik
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi investor atas risiko berinvestasi di Indonesia perlahan mulai menunjukkan perbaikan. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan angka credit default swap (CDS) atau indeks persepsi risiko investasi.

Jumat (14/6) lalu, CDS Indonesia tenor 5 tahun berada di level 102,84. Angka tersebut sebenarnya meningkat bila dibandingkan sehari sebelumnya di level 102,34.

Namun, nilai CDS tenor 5 tahun terkini memperlihatkan tren penurunan jika dihitung dari akhir Mei, yang ada di level 114,31. Setali tiga uang, CDS tenor 10 tahun milik Indonesia juga turun dari level 187,00 pada 31 Mei lalu jadi 171,33 akhir pekan lalu.

Ekonom Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana mengatakan, pelaku pasar menilai ketidakpastian global masih kuat, seiring potensi perlambatan ekonomi global akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.Namun, di sisi lain, tekanan sentimen negatif sedikit mereda karena potensi perlambatan ekonomi global justru memperkuat indikasi penurunan suku bunga acuan AS oleh The Federal Reserves. Hal ini tentu menguntungkan bagi pasar keuangan di negara emerging market.

Khusus di Indonesia, penurunan CDS juga didukung oleh kenaikan peringkat utang Indonesia, dari BBB- menjadi BBB, oleh lembaga pemeringkat Standard & Poors (S&P) Global Ratings.

Fikri menambahkan, penurunan CDS turut membantu perbaikan pasar obligasi dalam negeri. “Spread yield AS dan Indonesia juga menipis akibat penurunan yield SUN,” ujar dia.

Per Jumat (14/6), yield SUN tenor 10 tahun sudah ada di level 7,66%. Di sisi lain, yield US Treasury juga kembali turun ke posisi 2,08%.

Nah, penurunan CDS ini diyakini akan membuat minat investor asing masuk ke pasar obligasi domestik kembali meningkat.

 Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, nilai kepemilikan asing di pasar surat berharga negara (SBN) perlahan bertambah Rp 2,87 triliun menjadi Rp 952,43 triliun pada Kamis (13/6) lalu.

Pengamat pasar modal Anil Kumar menambahkan, investor obligasi yang sudah berada di pasar dapat mulai melakukan aksi ambil untung alias profit taking. Apalagi saat ini harga SUN dalam negeri mulai membaik, seiring penurunan level CDS. Di sisi lain, investor yang belum mengambil posisi beli ada baiknya bersabar lantaran ancaman ketidakpastian global masih terlihat.

Anil sendiri menilai, CDS Indonesia masih berpotensi naik. Alasannya, penurunan suku bunga acuan AS belum tentu membawa angin segar bagi persepsi risiko investasi dalam negeri.

Sebab, The Fed berpotensi menurunkan suku bunga lebih karena ancaman perlambatan ekonomi global. Ini memperkuat indikasi ekonomi buruk. “Risiko global justru akan meningkat kalau The Fed menurunkan suku bunga acuan dan mungkin baru akan stabil lagi jika penurunan tersebut dihentikan,” jelas dia.

Di samping itu, pergerakan CDS Indonesia juga dipengaruhi oleh sentimen perang dagang AS dan China. Namun, pelaku pasar tidak lagi menunggu perkembangan negosiasi tarif impor.

Pelaku pasar kini mewaspadai dampak usai kebijakan kenaikan biaya impor diberlakukan. “Karena perang kebijakan kenaikan impor sudah sulit dihindari, hal yang akan dicermati ke depan adalah negara mana saja yang untung atau rugi akibat kebijakan tersebut,” ungkap Anil.

Lebih lanjut, CDS suatu negara dapat bergerak naik manakala perang dagang membawa kerugian dari sisi ekonomi. Namun, jika suatu negara mampu bertahan dan mengambil keuntungan, besar kemungkinan CDS turun.

Sementara itu, Fikri melihat, pelaku pasar seharusnya sudah priced in isu perang dagang, termasuk di Indonesia. “Apalagi, konflik ini sudah berlangsung sejak tahun lalu. Kalaupun tensi perang dagang naik , dampaknya ke Indonesia hanya akan bersifat sementara,” kata dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI
| Jumat, 22 November 2024 | 14:33 WIB

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI

Dua nama calon menteri Donald Trump yang pro energi fosil, yakni Doug Burgum calon Menteri Dalam Negeri dan Chris Wright calon Menteri Energi.

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

Mimpi ke Piala Dunia
| Jumat, 22 November 2024 | 08:00 WIB

Mimpi ke Piala Dunia

Indonesia harus mulai membuat cetak biru pengembangan sepakbola nasional yang profesional agar mimpi ke Piala Dunia jadi kenyataan.

INDEKS BERITA