Credit Suisse Membantah Tudingan telah Melayani Pelanggar Hukum

Senin, 21 Februari 2022 | 16:04 WIB
Credit Suisse Membantah Tudingan telah Melayani Pelanggar Hukum
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Logo Credit Suisse di kantor pusatnya di Lapangan Paradeplatz, Zurich, Swiss. 31 July 2019. REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WINA. Credit Suisse menyatakan “menolak keras” tuduhan telah melakukan pelanggaran hukum. Bantahan itu menanggapi hasil investigasi terkoordinasi, ala Panama Papers, atas bocoran data tentang ribuan rekening yang tersimpan di bank itu selama beberapa dekade terakhir. Investigasi itu sendiri dipublikasikan oleh lusinan media sedunia.

Data tentang ribuan akun yang tersimpan di bank tersebut dari tahun 1940-an hingga 2010-an dibocorkan ke Sueddeutsche Zeitung. Koran yang berbasis di Jerman itu kemudian membagi data tersebut ke Organized Crime and Corruption Reporting Project serta 46 media lainnya, termasuk New York Times di Amerika Serikat, Guardian di Inggris, dan Le Monde di Prancis.

Dari hasil penyelidikan bersama itu, salah satu tudingan yang muncul adalah bank yang berbasis di Swiss itu melayani pelanggar hak asasi manusia serta pengusaha yang telah ditempatkan di bawah sanksi sebagai nasabahnya.

Baca Juga: Kementerian Keuangan Rusia Pertimbangkan Proposal Bank Sentral Tentang Cryptocurrency

The New York Times mengatakan data yang bocor mencakup lebih dari 18.000 akun, yang secara kolektif memiliki nilai lebih dari $100 miliar.

Saham bank terbesar kedua di Swiss, yang telah berada di bawah tekanan setelah serangkaian kegagalan manajemen risiko dan kerugian besar tahun 2021, terindikasi 1,8% lebih rendah dalam aktivitas pra-pasar.

"Credit Suisse sangat menolak tuduhan dan sindiran tentang praktik bisnis yang diklaim bank," kata Credit Suisse dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu malam (20/2) waktu Eropa menanggapi pemberitaan hasil penyelidikan bersama.

"Hal-hal yang disajikan sebagian besar bersifat historis ... dan penjelasan dari masalah ini didasarkan pada informasi parsial, tidak akurat atau selektif yang diambil di luar konteks, yang menghasilkan interpretasi tendensius terhadap perilaku bisnis bank."

Baca Juga: Permintaan di Kota Besar Pulih, Harga Rumah Baru di China Balik ke Jalur Menanjak

Bank mengatakan telah menerima "banyak pertanyaan" dari konsorsium dalam tiga minggu terakhir dan meninjau banyak rekening yang bersangkutan.

"Sekitar 90% dari akun yang ditinjau hari ini ditutup atau sedang dalam proses penutupan sebelum menerima pertanyaan pers, di mana lebih dari 60% ditutup sebelum 2015," katanya.

"Dari akun aktif yang tersisa, kami merasa nyaman bahwa uji tuntas yang tepat, tinjauan, dan langkah-langkah terkait kontrol lainnya diambil sesuai dengan kerangka kerja kami saat ini. Kami akan terus menganalisis masalah dan mengambil langkah tambahan jika perlu."

Bagikan

Berita Terbaru

Inflasi Juni Capai 0,19%, Dipicu Harga Beras
| Rabu, 02 Juli 2025 | 09:20 WIB

Inflasi Juni Capai 0,19%, Dipicu Harga Beras

Secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 1,87%, naik dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,6%

Aset Negara per Akhir 2024 Rp 13.600 Triliun
| Rabu, 02 Juli 2025 | 09:03 WIB

Aset Negara per Akhir 2024 Rp 13.600 Triliun

Aset negara mencapai Rp 13.692,4 triliun per 31 Desember 2024, naik dibanding 2023 yang sebesar Rp 13.072,8 triliun

Profit 28,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melompat Lagi (2 Juli 2025)
| Rabu, 02 Juli 2025 | 08:30 WIB

Profit 28,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melompat Lagi (2 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (2 Juli 2025) Rp 1.913.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 28,44% jika menjual hari ini.

Surplus Dagang Naik Pasca Perang Mereda
| Rabu, 02 Juli 2025 | 08:08 WIB

Surplus Dagang Naik Pasca Perang Mereda

Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Mei 2025 mencatatkan surplus sebesar US$ 4,3 miliar, jauh lebih besar dari bulan sebelumnya

Defisit Anggaran 2025 Melebar dari Target
| Rabu, 02 Juli 2025 | 07:47 WIB

Defisit Anggaran 2025 Melebar dari Target

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, jika tidak dilakukan efisiensi anggaran, defisit bisa lebih lebar lagi

Sektor Manufaktur Kian Loyo, Laju Ekonomi Masih Lesu
| Rabu, 02 Juli 2025 | 07:35 WIB

Sektor Manufaktur Kian Loyo, Laju Ekonomi Masih Lesu

PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Juni merupakan terendah sejak April 2025 dan sejak Agustus 2021 lalu

Manufaktur Lesu, IHSG Jeblok di Awal Semester II, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 02 Juli 2025 | 06:41 WIB

Manufaktur Lesu, IHSG Jeblok di Awal Semester II, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Level ini di bawah ekspektasi dan menunjukkan  PMI Indonesia di zona kontraksi selama tiga bulan terakhir. Ada kekhawatiran, permintaan menurun

Nilai Tukar Rupiah Terangkat Data Ekonomi
| Rabu, 02 Juli 2025 | 06:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Terangkat Data Ekonomi

Penguatan rupiah didukung sentimen risk-on yang menguat, didukung oleh data manufaktur China yang kembali ke level ekspansi.

Geopolitik Memanas, Harga Komoditas Energi Berfluktuasi
| Rabu, 02 Juli 2025 | 06:15 WIB

Geopolitik Memanas, Harga Komoditas Energi Berfluktuasi

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI telah meningkat 9,9% dalam sebulan terakhir ke level US$ 65,71 per barel pada Selasa (1/7)

Anak Berbakti
| Rabu, 02 Juli 2025 | 06:10 WIB

Anak Berbakti

Jika menyangkut perusahaan publik, maka ada kepentingan investor individu sebagai pemegang saham yang juga harus diperhatikan.

INDEKS BERITA

Terpopuler