Devaluasi Yuan bikin CPO dan batubara Indonesia lebih mahal di mata China

Rabu, 07 Agustus 2019 | 10:16 WIB
Devaluasi Yuan bikin CPO dan batubara Indonesia lebih mahal di mata China
[]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk kali kedua sejak 2015, China telah mendevaluasi yuan. Kali ini untuk menghadapi ancaman kenaikan tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Yuan yang kian melemah tidak hanya membuat harga produk China jadi lebih murah. 

Di saat bersamaan, harga barang yang diimpor oleh China juga menjadi terlihat lebih mahal.

Crude palm oil (CPO) dan batubara yang diimpor oleh China, terutama dari Indonesia akan terlihat lebih mahal ketimbang sebelum yuan didevaluasi.

"Beberapa hari terakhir harga CPO memang sempat rebound tapi rentan tekanan. Sebab pasar masih diselimuti ketidakpastian," kata Deddy Yusuf Siregar, Analis Asia Trade Future ke KONTAN (7/8).

Di sisi lain, kedua komoditas ekspor andalan Indonesia itu masih dipayungi sentimen negatif.

Soal CPO, Deddy khawatir, keputusan China menangguhkan impor produk pertanian dari AS, salah satunya kedelai bakal merembet ke harga CPO.

Baca Juga: Waduh, pelemahan yuan berpotensi menyulitkan Indonesia

Betul, tidak ada hubungan secara langsung antara kedua komoditas ini. 

Sebab, berbeda dengan CPO, China memanfaatkan kedelai impor terutama dan pakan ternak.

Namun kedelai dan CPO sama-sama berstatus sebagai sumber energi alternatif, dalam hal ini untuk biodiesel.

Sehingga pergerakan harga salah satu komoditas kerap berpengaruh terhadap komoditas substitusi lainnya.

Batubara tak jauh berbeda

Nasib batubara juga sama seperti CPO. India yang merupakan importir batubara terbesar kedua setelah China, lanjut Deddy, mulai membatasi impor batubaranya.

"India dalam 5 tahun ke depan akan mengurangi sepertiga impor batubaranya. Karena ada kenaikan output listrik dari sumber terbarukan," imbuhnya.

Hingga penghujung 2019, Deddy memproyeksikan harga batubara akan bertengger di kisaran US$ 70 per metrik ton (mt) hingga US$ 72 per mt.

Baca Juga: Harga Batubara Acuan Naik tapi Tidak Mencerminkan Tren Harga ke Depan

Sementara untuk CPO ada dua skenario proyeksi harga. Bila harga CPO pada kuartal III-2019 mampu bertahan di atas RM 2100 per mt, maka harga CPO hingga akhir tahun berpotensi menguat ke RM 2200 per mt.

"Namun, jika pada kuartal III-2019 harga CPO terkoreksi di bawah RM 2100 per mt, bearish trend melanjutkan reli dan harga CPO berpotensi melemah hingga RM 1950 per mt," ujar Deddy.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:57 WIB

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan

Mandiri Sekuritas memproyeksikan laba bersih emiten dalam cakupannya bisa tumbuh 14,2% dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,8%.

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:54 WIB

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan proses demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) segera rampung pada semester I-2026 mendatang.

Timbang-Timbang Investasi pada Produk ETF Emas
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:45 WIB

Timbang-Timbang Investasi pada Produk ETF Emas

Produk exchange-traded fund (ETF) emas siap meluncur awal tahun depan dari sejumlah manajer investasi (MI)

Sambil Menanti Data Penjualan Ritel, Simak Dulu Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:38 WIB

Sambil Menanti Data Penjualan Ritel, Simak Dulu Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar menantikan rilis data penjualan ritel bulan Oktober 2025 yang diproyeksikan tumbuh 4% secara tahunan. Meningkat dari 3,7% pada September.

Nilai Tukar Rupiah pada Rabu (10/12) Menanti Data Ekonomi
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah pada Rabu (10/12) Menanti Data Ekonomi

Ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve masih menjadi sentimen dominan yang menahan penguatan dolar AS.

Harga Energi Masih Akan Tertekan Hingga Awal 2026
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:15 WIB

Harga Energi Masih Akan Tertekan Hingga Awal 2026

Proyeksi surplus dari IEA hingga 2026 serta revisi prospek surplus kuartal III oleh OPEC+ sebagai faktor pengganjal harga. 

Bank Digital Pacu Pertumbuhan Kredit Lewat Direct Lending
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:13 WIB

Bank Digital Pacu Pertumbuhan Kredit Lewat Direct Lending

Kredit bank digital Indonesia tumbuh hingga Oktober 2025, dengan Bank Jago pimpin Rp 23,78 triliun, tunjukkan tren direct lending.

Demutualisasi BEI
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:10 WIB

Demutualisasi BEI

Demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) juga tak boleh mengenyampingkan kepentingan jutaan investor saham.

Transaksi Digital Kian Melonjak
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:10 WIB

Transaksi Digital Kian Melonjak

BI laporkan transaksi pembayaran digital 2025 capai 39,87 miliar, pertumbuhan 10,8% YoY, meski risiko perlambatan muncul.

Kredit Menganggur di Bank Kian Menumpuk
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:08 WIB

Kredit Menganggur di Bank Kian Menumpuk

Data BI Oktober 2025 tunjukkan kredit menganggur 22,97% total, naik ke Rp 2,45 triliun, menandakan permintaan kredit masih lemah.

INDEKS BERITA

Terpopuler