Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Fahriyadi .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain laba dan dividen, kisah industri perbankan akhir-akhir ini adalah soal semangat para bankir mengembangkan digital banking dan aplikasi super alias super apps.
Biasanya perbankan memaparkan dengan penuh semangat, bagaimana digital banking dan super apps ini memudahkan nasabah.
Perbankan memang agresif bekerjasama dengan banyak pihak untuk memudahkan nasabah bertransaksi. Dengan super apps seluruh transaksi perbankan, kecuali penarikan tunai, dapat dilakukan hanya melalui genggaman
Teknologi memang memudahkan. Dengan teknologi, masyarakat tak perlu ke bank untuk membuka rekening. Cukup buka aplikasi, download, lalu terhubung dengan bank.
Untuk verifikasi, cukup dengan video call. Bahkan beberapa bank sudah menerapkan teknologi on boarding. Artinya verifikasi sudah tidak perlu pakai video call.
Semua itu dimungkinakan dengan open banking, Ini adalah merupakan mekanisme penyediaan akses data nasabah melalui penggunaan teknologi application programming interface (API).
Kini digital banking menjadi senjata utama perbankan. Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam Rapat Dewan Gubernur Maret lalu menyebutkan, nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Februari 2023 tumbuh 31,14% secara tahunan, yang mencapai Rp 35,7 triliun. Nilai transaksi digital banking meningkat 28,35% yoy.
Maraknya digital banking turut menambah pendapatan fee bank. Tapi apa benar, bank sudah melaksanakan digital banking 100%?
Dalam sebuah email, salah satu biller meminta nasabah membayar tagihan sebelum cuti bersama Lebaran 2023 kali ini. "Pada periode libur tersebut, operasional bank akan ditutup sehingga mempengaruhi pencatatan serta pembukuan transaksi Anda. Pembayaran tagihan melalui operasional bank pada periode tersebut akan mengalami keterlambatan pembukuan dan dikenakan denda," tulis provider itu.
Sebelumnya, ada juga bank yang meminta nasabah membayar kredit pemilikan rumah (KPR) sebelum cuti bersama agar terhindar dari keterlambatan.
Nah, inilah tantangan digital banking sebenarnya. Bukan sekadar memudahkan buka rekening, menyediakan uang tunai atau melakukan apapun lewat aplikasi. Tapi, bagaimana sistem bank juga bisa membukukan transaksi secara online saat libur panjang. Kok, digital banking malah ikut cuti bersama?