ILUSTRASI.
Reporter: Andy Dwijayanto, Havid Vebri | Editor: Havid Vebri
KONTAN.CO.ID - Raut kecewa tak bisa disembunyikan dari wajah Abas Mansur, Guru Bahasa Inggris di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) swasta yang terletak di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan. Pasalnya, baru saja mencicipi pembelajaran tatap muka (PTM) dua minggu, sekolahnya terpaksa melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) kembali.
Penyebabnya, salah satu siswa didiknya dinyatakan reaktif setelah dilakukan tes swab antigen di sekolah. Alhasil, ia kini harus menjalani kembali pengajaran jarak jauh yang menurutnya tidak efektif.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.