Ditjen Pajak Akan Mempermudah Pelaporan SPT Masa Bagi WP Badan, Ini Bentuknya

Kamis, 01 Agustus 2019 | 08:12 WIB
Ditjen Pajak Akan Mempermudah Pelaporan SPT Masa Bagi WP Badan, Ini Bentuknya
[]
Reporter: Adi Wikanto | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - DENPASAR. Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak akan mempermudah pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib pajak (WP) badan.

Bentuknya berupa unifikasi penyampaian SPT masa bagi badan usaha melalui penggabungan SPT masa badan dari beragam penghasilan dalam satu format.

"Sekarang ini banyak jenis SPT masa seperti terkait Pasal 15, Pasal 22, Pasal 4 ayat (2), Pasal 23, akan kami satukan dalam satu SPT," jelas Direktur Transformasi Proses Bisnis Ditjen Pajak, Hantriono Joko Susilo dalam Media Gathering di Bali, Rabu (31/7).

Ditjen Pajak menyebut unifikasi ini akan menguntungkan WP badan maupun Ditjen Pajak. WP badan lebih mudah lapor SPT, karena pelaporan ini berlangsung setiap bulan. Pajak makin gampang dalam pengawasan dan pemeriksaan kepada wajib pajak.

Inisiasi ini akan dimulai melalui proyek percontohan dengan perusahaan pelat merah. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor migas, PT. Pertamina, akan menjadi badan usaha pertama yang menjajal proyek percontohan unifikasi SPT masa badan.

Rencananya, penyederhanaan SPT ini akan dimulai tahun 2020. Tahap awal, Ditjen Pajak akan uji coba kepada sejumlah korporasi besar, khususnya pelat merah seperti Pertamina. "Saat ini kami masih dalam persiapan. Dalam proses ini kami dibantu Pertamina untuk penggabungan sistem, makanya Pertamina akan jadi pilot project," terang Hantriono.

Bagikan

Berita Terbaru

Menelisik Kinerja dan Prospek SGER yang Sedang Bersengketa dengan Danka Vietnam
| Selasa, 19 November 2024 | 07:18 WIB

Menelisik Kinerja dan Prospek SGER yang Sedang Bersengketa dengan Danka Vietnam

Kasus antara Danka dan SGER, hanya tudukan sepihak dari Danka dan tidak dan tidak bergulir pada proses litigasi apa pun. 

Pengusaha Meminta Kenaikan PPN Ditunda
| Selasa, 19 November 2024 | 07:15 WIB

Pengusaha Meminta Kenaikan PPN Ditunda

Kenaikan takrif PPN menjadi 12% akan menekan kinerja penjualan industri manufaktur dan sektor ritel.

Produk Minyak Curah Belum Sepenuhnya Hilang
| Selasa, 19 November 2024 | 07:15 WIB

Produk Minyak Curah Belum Sepenuhnya Hilang

Secara perlahan harga minyak goreng, termasuk juga jenis minyak curah sudah mengalami kenaikan harga. 

Produksi Batubara Sudah Capai Target 2024
| Selasa, 19 November 2024 | 07:05 WIB

Produksi Batubara Sudah Capai Target 2024

Produksi batubara sepanjang tahun ini telah melampaui target yang ditetapkan Pemerintah di tahun ini yang sebesar 710 juta ton.

Kerugian Buruknya Tata Kelola Sawit Rp 279,1 Triliun
| Selasa, 19 November 2024 | 07:05 WIB

Kerugian Buruknya Tata Kelola Sawit Rp 279,1 Triliun

Ombudsman melaporkan maladministrasi tata kelola industri kelapa sawit dalam negeri yang masih tumpang tindih.

Bendungan Untuk Irigasi dan Energi
| Selasa, 19 November 2024 | 07:00 WIB

Bendungan Untuk Irigasi dan Energi

 Pemerintah menargetkan bisa memiliki sebanyak 259 bendungan baik itu yang sudah beroperasi maupun dalam pembangunan. .

Pacu Kinerja, WEHA Perkuat Armada
| Selasa, 19 November 2024 | 07:00 WIB

Pacu Kinerja, WEHA Perkuat Armada

WEHA optimistis kinerja di semester I-2025 masih apik mengingat semua armada dan rute yang telah ditambah di  2024 sudah beroperasi maksimal.  

PPnBM Impor Dibebaskan, Impor Mobil Listrik Bakal Tambah Marak
| Selasa, 19 November 2024 | 07:00 WIB

PPnBM Impor Dibebaskan, Impor Mobil Listrik Bakal Tambah Marak

Insentif ini membuat impor merek-merek mobil listrik baru, termasuk dari China, makin marak di Indonesia.

Waskita Karya (WSKT) Buyback Saham Kresna Kusuma Dyandra
| Selasa, 19 November 2024 | 06:57 WIB

Waskita Karya (WSKT) Buyback Saham Kresna Kusuma Dyandra

Aksi korporasi ini dilakukan WSKT lewat anak usahanya, yakni PT Waskita Toll Road (WTR) pada 14 November 2024. 

Presiden Direktur Borong Saham Indosat (ISAT)
| Selasa, 19 November 2024 | 06:51 WIB

Presiden Direktur Borong Saham Indosat (ISAT)

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, Vikram Sinha, Presiden Direktur Indosat melaporkan telah membeli 921.900 saham PT Indosat Tbk (ISAT).

INDEKS BERITA

Terpopuler