Dituduh sebagai Manipulator Mata Uang, Ini Pernyataan Resmi Bank Sentral China (PBOC)

Rabu, 07 Agustus 2019 | 05:15 WIB
Dituduh sebagai Manipulator Mata Uang, Ini Pernyataan Resmi Bank Sentral China (PBOC)
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral China, People's Bank of China (PBOC) memberikan pernyataan resmi menanggapi tudingan pemerintah Amerika Serikat.

Seperti diketahui, Departemen Keuangan AS menuding China sebagai manipulator mata uang.

Dalam pernyataan resminya, PBOC menyatakan penyesalan mendalam atas tudingan tersebut.

Label semacam itu, menurut PBOC, tidak konsisten dengan kriteria kuantitatif yang ditetapkan oleh Departemen AS sendiri terkait dengan apa yang disebut sebagai "manipulator mata uang".

Tindakan unilateralisme dan proteksionisme AS yang berubah-ubah itu, menurut PBOC, akan sangat merusak aturan internasional dan berdampak material terhadap ekonomi dan keuangan global.

Rezim nilai tukar renminbi (RMB), PBOC mengatakan, adalah rezim mengambang yang dikelola berdasarkan penawaran dan permintaan pasar dan dengan mengacu pada sekeranjang mata uang.

Menurut PBOC, tidak ada masalah seperti manipulasi nilai tukar. Sebab, secara alami, nilai tukar renminbi ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar.

Depresiasi renminbi baru-baru ini yang terjadi sejak awal Agustus, menurut PBOC, didorong dan ditentukan oleh kekuatan pasar.

Depresiasi tersebut mencerminkan pergeseran dinamika pasar dan volatilitas di pasar valuta asing global di tengah perkembangan ekonomi global dan meningkatnya friksi perdagangan.

PBOC menegaskan, telah berkomitmen untuk mempertahankan nilai tukar renminbi tetap stabil di tingkat ekuilibrium dan adaptif.

"Upaya kami telah diakui secara luas oleh mitra internasional," tulis PBOC dalam keterangan resmi.

Baca Juga: Gubernur PBOC Yi Gang: Renminbi Akan Menjadi Mata Uang yang Kuat

Menurut data Bank for International Settlements (BIS), selama periode antara awal 2005 hingga Juni 2019, nominal effectice exchange rate (NEER) alias nilai tukar efektif nominal RMB terapresiasi sebesar 38%.

Sementara real effective exchange rate (REER) alias nilai tukar efektif riil RMB terapresiasi 47%.

Berdasarkan data tersebut, PBOC menyatakan, renminbi telah menjadi mata uang terkuat di antara negara anggota G20.

Ukuran apresiasi mata uang tersebut juga termasuk yang terbesar di seluruh mata uang.

International Monetary Fund (IMF), PBOC bilang, telah menyatakan bahwa renminbi secara luas sejalan dengan fundamental.

Dalam krisis finansial Asia 1997 dan krisis finansial global 2008, menurut PBOC, China tetap setia pada komitmennya untuk menjaga stabilitas renminbi dan memberikan dukungan kuat pada stabilitas pasar keuangan dan pemulihan ekonomi global.

Meskipun AS terus meningkatkan sengketa perdagangan sejak awal 2018, PBCO mengatakan, China telah menepati janji untuk tidak melakukan devaluasi kompetitif.

"China tidak pernah menggunakan dan tidak akan menggunakan nilai tukar renminbi sebagai alat untuk menghadapi friksi perdagangan," tegas PBOC.

Tindakan AS yang telah menuding China sebagai manipulator mata uang, menurut PBOC, sepenuhnya mengabaikan fakta.

Baca Juga: Disebut manipulator mata uang, China intervensi pelemahan yuan

China dengan tegas menentang tindakan seperti itu karena merugikan kepentingan China dan AS.

Menurut PBOC, hal itu akan secara serius merusak tatanan keuangan internasional dan memunculkan volatilitas pasar keuangan.

Selain itu, tindakan AS juga akan menghambat perdagangan internasional, memotong pemulihan ekonomi dunia, dan pada akhirnya merugikan kepentingan AS sendiri.

Tindakan sepihak AS ini, menurut PBOC, telah merusak konsensus multilateral tentang nilai tukar.

Hal itu akan berdampak negatif dan serius terhadap stabilitas fungsi sistem moneter internasional.

"China mendesak AS untuk mengekang kudanya di tepi tebing, berbalik dari jalan yang salah ini dan kembali ke jalur yang rasional dan objektif," tulis PBOC.

PBOC sekali lagi menegaskan, China tetap akan berkomitmen pada rezim nilai tukar mengambang yang dikelola berdasarkan penawaran permintaan pasar dengan mengacu pada sekeranjang mata uang dan menjaga nilai tukar renmibi stabil di tingkat ekuilibrium dan adaptif.

Baca Juga: BI siap hadapi dampak potensial pelemahan yuan terhadap rupiah

Bagikan

Berita Terbaru

Penetapan UMP 2026: Pengusaha Teriak, Buruh Menggugat
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 19:15 WIB

Penetapan UMP 2026: Pengusaha Teriak, Buruh Menggugat

Serikat pekerja akan menggugat kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2026 di DKI Jakarta ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Kewajiban B50 Menjadi Dasar Ekspansi Lahan Baru Kebun Kelapa Sawit
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 19:05 WIB

Kewajiban B50 Menjadi Dasar Ekspansi Lahan Baru Kebun Kelapa Sawit

Sawit Watch mencium aroma ekspansi lahan secara massif, di balik ambisi pemerintah membidik implementasi B50 pada pertengahan 2026.

Kisah Sukes Danang Setyawan Berbisnis Wedangan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 18:41 WIB

Kisah Sukes Danang Setyawan Berbisnis Wedangan

Profil tempat kongkow Jahe Rempah Mbah Tolok, kedai minuman tradisional berbasis jahe asal Kudus, Jawa Tengah.

Peluang serta Tantangan Bisnis Waralaba Tanpa Gerai Fisik
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 18:10 WIB

Peluang serta Tantangan Bisnis Waralaba Tanpa Gerai Fisik

Peluang utama dari waralaba tanpa outlet terletak pada pengelolaan struktur biaya. Tanpa biaya sewa yang mahal, titik impas bergeser lebih cepat.

Pemerintah Cairkan Rapel THR dan Gaji ke-13 Bagi Guru dan ASN di Daerah
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:54 WIB

Pemerintah Cairkan Rapel THR dan Gaji ke-13 Bagi Guru dan ASN di Daerah

Menkeu menetapkan tambahan Dana Alokasi Umum (DAU) demi menuntaskan pembayaran THR dan gaji ke-13 bagi guru ASN daerah.

Lonjakan Investor Dorong Perkembangan Bisnis Kustodian Bank
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:36 WIB

Lonjakan Investor Dorong Perkembangan Bisnis Kustodian Bank

BCA menilai, pertumbuhan asset under custody (AUC) mencerminkan prospek positif bisnis bank kustodian didorong kesadaran masyarakat berinvestasi.

MPX Logistics (MPXL) Diversifikasi Bisnis di Tahun Depan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:10 WIB

MPX Logistics (MPXL) Diversifikasi Bisnis di Tahun Depan

MPXL bakal mengoptimalkan strategi diversifikasi bisnis, termasuk dengan pengembangan angkutan komoditas.

Lanjutkan Pengejaran Pajak Kelas Kakap
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:09 WIB

Lanjutkan Pengejaran Pajak Kelas Kakap

Kanwil LTO membidik 35 wajib pajak konglomerat dengan tunggakan Rp 7,52 triliun​                    

Natal, Harmoni Kasih dan Kebersamaan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:05 WIB

Natal, Harmoni Kasih dan Kebersamaan

Setiap pemeluk agama yang ada di negeri ini perlu untuk menyuguhkan kebajikan agar menjadi pesona dunia.

Suri Tauladan
| Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:05 WIB

Suri Tauladan

Pemberian pinjaman dari Danantara ke Krakatau Stell harusnya mengekor ke Biofarma dan Indofarma perihal info tenor dan suku bunga pinjaman.

INDEKS BERITA

Terpopuler