Divestasi Proyek Menjaga Prospek Saham Konstruksi

Senin, 18 Oktober 2021 | 06:20 WIB
Divestasi Proyek Menjaga Prospek Saham Konstruksi
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BUMN karya rajin melakukan divestasi aset untuk melonggarkan utang dan menambah likuiditas. Teranyar, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) melepas seluruh kepemilikan, atau setara 55% saham, di PT Cibitung Tanjung Priok Tollways.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Johan Triantoro menuturkan, secara umum, divestasi merupakan strategi perusahaan dalam meringankan beban operasional. Dengan demikian, konotasinya tak selalu negatif.

Aktivitas proyek didominasi turnkey projects, yang artinya dananya baru diperoleh setelah proyek selesai. Ini akan menimbulkan sumber permasalahan terhadap arus kas perusahaan. "Divestasi akan memberi tambahan dana segar bagi perusahaan, sehingga berpotensi menjaga fundamental neraca keuangan dan arus kas perusahaan dan berpotensi memperbaiki struktur modal, karena ekuitas perusahaan yang meningkat," papar Johan, Kamis (14/10).

Senada, analis RBH Sekuritas Andrey Wijaya melihat divestasi saham, terutama di jalan tol, seharusnya dampaknya positif untuk BUMN karya. Menurut dia, beberapa BUMN karya memiliki rasio utang terhadap ekuitas (DER) cukup tinggi, seperti WSKT.

Tapi, Andrey menilai DER emiten BUMN karya tersebut masih dalam kondisi yang bisa dikelola. Menilik RTI, DER WSKT tercatat sebesar 1.151,19%, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) 332,68%, PT PP Tbk (PTPP) 385,10%, dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sebesar 600,16%.

Nah, dengan divestasi yang dilakukan BUMN karya, Andrey memprediksi BUMN karya mampu mencatatkan pemulihan, baik dari sisi kinerja maupun neraca keuangan. Apalagi, pemerintah terlihat akan meningkatkan pembangunan infrastruktur, seiring meredanya pandemi. Oleh sebab itu, dia menilai saat ini sudah saatnya melakukan akumulasi saham BUMN karya.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat secara teknikal pergerakan saham-saham BUMN karya masih berpotensi menguat, selama tidak menembus level support krusial. Ini terlihat dari indikator MACD. Hanya saja, investor juga perlu memperhatikan stochastic yang cenderung jenuh beli.

Herditya menghitung, support WIKA ada di Rp 1.150, dengan target harga Rp 1.700. Sedang ADHI di Rp 935 dengan target harga Rp 1.400.  Lalu support PTPP ada di Rp 1.065 dengan target harga Rp 1.600 dan WSKT di Rp 905 dengan target Rp 1.250.

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:53 WIB

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%

Samuel Sekuritas Indonesia melaporkan pengurangan kepemilikan sahamnya di PT Sentul City Tbk (BKSL).

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48 WIB

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi

PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) segera melakukan transformasi bisnis seiring masuknya PT Morris Capital Indonesia sebagai pengendali baru. ​

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:43 WIB

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini

Laju indeks saham barang konsumsi tertinggal dari 10 indeks sektoral lain di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:34 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan menjalin sinergi dengan pemegang saham baru, Posco International, yang akan masuk ke sektor hilir kelapa sawit.

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:24 WIB

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun

Memilih strategi yang bisa dimanfaatkan investor untuk mendulang cuan investasi saham di momen libur akhir tahun​.

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:50 WIB

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia

Hingga Oktober 2025, nilai ekspor sawit mencapai US$ 30,605 miliar, lebih tinggi 36,19% dibanding periode yang sama tahun 2024 US$ 22,472 miliar.

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:40 WIB

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri

Regulasi ini memberikan kerangka kebijakan yang lebih adaptif dalam pelaksanaan subsidi pupuk, sekaligus membuka ruang bagi peningkatan efisiensi.

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:25 WIB

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food

Industri pet food Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya jumlah pemilik hewan.

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:15 WIB

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood

Sebagai pijakan awal transformasi, RAFI mengusung tema “More Impactful and More Valuable” yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan bisnis

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:11 WIB

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Jika perkiraan ini terjadi, ada potensi akan meningkatnya volatilitas saham dan mata uang di pasar global.

INDEKS BERITA