Dorong Bisnis Telekomunikasi Efisien dengan RUU Cipta Kerja

Kamis, 27 Februari 2020 | 10:17 WIB
Dorong Bisnis Telekomunikasi Efisien dengan RUU Cipta Kerja
[ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) menyerahkan surat presiden (surpres) tentang Rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Kerja kepada pimpinan DPR Puan Maharani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (12/2/2020). FOTO ANTA]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja turut berimbas ke industri telekomunikasi. Manajemen operator telekomunikasi menganalisis RUU yang akan merevisi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Telekomunikasi tersebut memberikan banyak insentif yang akan mendukung ekspansi bisnis.

Insentif tersebut antara lain perizinan seperti izin berusaha, izin penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit, hingga tarif penyelenggaraan jaringan telekomunikasi dan jasa telekomunikasi menjadi kewenangan pemerintah pusat. Selama ini, perizinan itu tersebar ke menteri dan pemerintah.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Rogoh Kocek Hingga Rp 1,45 Triliun, Ultrajaya (ULTJ) Siap Buyback Saham, Maksimal 10%
| Rabu, 25 Juni 2025 | 06:16 WIB

Rogoh Kocek Hingga Rp 1,45 Triliun, Ultrajaya (ULTJ) Siap Buyback Saham, Maksimal 10%

Seluruh dana buyback berasal dari kas internal. Tidak menggunakan dana hasil penawaran umum atau pinjaman.

Market Moving Trump
| Rabu, 25 Juni 2025 | 06:12 WIB

Market Moving Trump

Tampaknya, ke depan modus hitungan untung dan rugi akan terus mendominasi kebijakan luar negeri AS di bawah Donald Trump.

Upaya Gencatan Senjata Israel dan Iran Bikin Harga Emas Meredup
| Rabu, 25 Juni 2025 | 06:10 WIB

Upaya Gencatan Senjata Israel dan Iran Bikin Harga Emas Meredup

Berdasarkan Bloomberg, harga emas spot melemah 2,53% dalam sepekan ke US$ 3.320,7  per ons troi pada Selasa (24/6).

Asing Net Sell Rp 5,83 Triliun, Pasar Wait and See, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 25 Juni 2025 | 06:07 WIB

Asing Net Sell Rp 5,83 Triliun, Pasar Wait and See, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Apalagi kemarin asing masih agresif melakukan aksi jual alias net sell hingga sebesar Rp 927,43 miliar. 

Parlemen Menargetkan Tuntaskan Delapan Aturan
| Rabu, 25 Juni 2025 | 06:05 WIB

Parlemen Menargetkan Tuntaskan Delapan Aturan

Dewan Perwakilan Rakyat memulai kembali masa sidang keempat dan salah satu targetnya adalah menuntaskan pembahasan delapan aturan.

 Incar IPO Rp 200,11 Miliar, Pancaran Samudera (PSAT) Menargetkan Kinerja Naik 15%
| Rabu, 25 Juni 2025 | 06:00 WIB

Incar IPO Rp 200,11 Miliar, Pancaran Samudera (PSAT) Menargetkan Kinerja Naik 15%

PT Pancaran Samudera Transport, berencana menggunakan dana yang dihimpun dari Initial Public Offering (IPO) untuk menambah kapal dan modal kerja

Penyaluran Bantuan Subsidi Upah Baru Menjangkau 3,69 Juta Penerima
| Rabu, 25 Juni 2025 | 06:00 WIB

Penyaluran Bantuan Subsidi Upah Baru Menjangkau 3,69 Juta Penerima

Kementerian Ketenagakerjaan menargetkan seluruh penerima bantuan subsidi upah bakal dicairkan secepatnya.

Regulasi Anyar Jadi Tantangan Baru PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)
| Rabu, 25 Juni 2025 | 06:00 WIB

Regulasi Anyar Jadi Tantangan Baru PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)

PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) tetap gencar ekspansi layanan dan menambah RS baru pada tahun ini

Danantara Berharap Garuda Terbang Tinggi
| Rabu, 25 Juni 2025 | 05:40 WIB

Danantara Berharap Garuda Terbang Tinggi

Danantara memberi sokongan dana pinjaman ke Garuda Indonesia senilai US$ 405 juta untuk layanan purna jual.

Awas, Pasar Masih Sangat Fluktuatif
| Rabu, 25 Juni 2025 | 05:20 WIB

Awas, Pasar Masih Sangat Fluktuatif

Pasar keuangan dalam negeri masih tetap dihantui oleh ancaman perang, kendati Trump mengklaim Iran dan Israel sudah menyepakati gencatan senjata. 

INDEKS BERITA

Terpopuler