Efek Jokowi Memoles Saham Konstruksi

Senin, 22 April 2019 | 07:30 WIB
Efek Jokowi Memoles Saham Konstruksi
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sektor konstruksi diprediksi kembali menguat tahun ini. Sejak awal tahun hingga Kamis (18/4), indeks sektor properti dan konstruksi menguat 11,32%. Kinerja indeks sektor ini tertinggi kedua setelah indeks sektor finansial.

Analis MNC Sekuritas Rudy Setiawan mengatakan, penguatan yang terjadi pada indeks konstruksi, terutama akhir pekan lalu, merupakan sentimen euforia pemilihan presiden. Berdasarkan perhitungan cepat dari berbagai lembaga survei, pasangan capres Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dibanding dengan Prabowo-Sandi.

"Kalau melihat dari visi misi Jokowi-Amin memang masih ada peluang sektor konstruksi menguat, sebab ada visi misi tentang pembangunan pada poin ketiga mereka," ungkap Rudy, Kamis lalu.

Jika dilihat daftar visi-misi capres, fokus utama kinerja petahana cenderung pada pengembangan sumber daya manusia dan industri 4.0. Dengan begitu, pasar tetap harus melihat tawaran pemerintahan baru Jokowi pada Oktober mendatang.

Rudy menilai kinerja emiten konstruksi masih bisa melaju positif sepanjang 2019. Ia menilai, secara fundamental, emiten konstruksi pelat merah menarik, terutama PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT PP Tbk (PTPP). Kinerja emiten tersebut bakal makin positif bila banyak memperoleh kontrak proyek di luar proyek pemerintah.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, kebijakan pemerintah terkait akselerasi infrastruktur akan menjadi katalis positif bagi emiten sektor konstruksi. Apalagi, masih banyak proyek strategis nasional yang belum dieksekusi. Katalis lainnya, stabilitas nilai tukar rupiah.

Nafan menghitung, valuasi saham-saham sektor konstruksi masih menarik. Tetapi, beberapa emiten sudah melewati target harganya.

Hitungan Nafan, PTPP memiliki target harga baru di level Rp 2.540 setelah menembus Rp 2.240. Sedang WSKT yang sudah melampaui target Rp 2.030 memiliki target terdekat Rp 2.240 per saham.

ADHI yang melewati target harga Rp 1.775, memiliki target terdekat Rp 2.000 per saham. Sedang WIKA telah melewati target harga Rp 2.370 per saham.

Dengan kondisi tersebut, dia merekomendasikan investor mulai ambil untung sementara di saham PTPP dan WIKA. "Tetapi, saya pikir sektor konstruksi tahun ini sangat potensial. Maka, keempat saham konstruksi BUMN, yaitu WSKT, WIKA, PTPP dan ADHI, memiliki peluang yang bagus tahun ini," ujar Nafan.

Panen pembayaran

Dalam risetnya awal April, Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya memasang rekomendasi overweight untuk saham-saham emiten konstruksi BUMN. Artinya, investor bisa menambah bobot saham-saham tersebut di portofolio.

Pembentukan holding konstruksi juga diharapkan mendorong kinerja operasional emiten-emiten tersebut. Holding juga akan mengurangi beban biaya dan memperbaiki arus kas emiten.

Dari sisi valuasi, sektor konstruksi masih menarik. Apalagi, sejumlah proyek turnkey akan rampung tahun ini. Dus, arus kas operasional emiten akan membaik. "Kami melihat ini sebagai waktu bagi perusahaan konstruksi memanen dan menerima pembayaran untuk proyek multi tahun mereka," jelas Andrey.

Setidaknya, tujuh proyek dijadwalkan rampung tahun ini, nilainya sekitar Rp 49,4 triliun, atau dua kali lipat dari perolehan 2018. Di sisi lain, keempat emiten BUMN tadi diyakini bisa mengamankan kontrak baru total Rp 170 triliun, naik 35% dari 2018.

Dengan begitu, total proyek yang digarap bernilai Rp 472 triliun atau naik 12% dari 2018. Pilihan Andrey, buy untuk WSKT dengan target harga Rp 2.700, WIKA dengan target Rp 2.900, PTPP targetnya di Rp 2.800, serta ADHI di harga Rp 2.000 per saham.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)
| Minggu, 08 Juni 2025 | 09:23 WIB

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (8 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,63% jika menjual hari ini.

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:35 WIB

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas

Di balik reputasinya sebagai penyedia kamar murah dan layanan check-in kilat, OYO punya ambisi lebih besar. Apa itu?

 
Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:20 WIB

Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang

Ribuan calon jemaah haji furoda gagal berangkat ke Tanah Suci. Tak hanya calon jemaah yang gundah gulana, agen travel juga pusing alang kepalang. 

 
Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:50 WIB

Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil

Bermain kini bukan hanya urusan anak-anak. Playground kini menjadi ruang pelepas penat bagi orang dewasa. Apa peluang bisnisnya?

 
Kopdes Melaju Buat Siapa?
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:10 WIB

Kopdes Melaju Buat Siapa?

​Hingga awal Juni, sebanyak 78.000 lembaga Kopdes Merah Putih sudah terbentuk melalui musyawarah desa khusus.

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

INDEKS BERITA

Terpopuler