Efek Pelantikan Kabinet Memudar, Kurs Rupiah Hari Ini Melemah Ke 14.059

Kamis, 24 Oktober 2019 | 22:56 WIB
Efek Pelantikan Kabinet Memudar, Kurs Rupiah Hari Ini Melemah Ke 14.059
[ILUSTRASI. Karyawan penukaran mata uang asing menunjukan dolar Amerika Serikat di Masayu Agung, Jakarta, Rabu (5/9/2018).]
Reporter: Adrianus Octaviano, Intan Nirmala Sari | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) tampak berdampak banyak ke rupiah. Kurs rupiah hari ini (24/10) di pasar spot melemah 0,19% ke level Rp 14.059 per dolar Amerika Serikat (AS).

Sedang berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau JISDOR, rupiah berhasil tembus ke bawah level psikologis Rp 14.000. Kurs rupiah hari ini menguat 0,39% menjadi Rp 13.996 per dolar AS.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengungkapkan, transaksi rupiah spot hari ini sempat dibuka menguat ke posisi Rp 13.980 per dolar AS. Tapi, sejak sesi siang, kurs rupiah melemah hingga akhir perdagangan.

Baca Juga: Suku bunga BI turun, rupiah hari ini ditutup melemah 0,19%

Salah satu penyebabnya adalah sentimen domestik, yakni efek pelantikan kabinet Joko Widodo yang mulai memudar di kalangan pelaku pasar. Pelaku pasar kini menanti program kerja 100 hari kabinet baru.

"Besok, rupiah kemungkinan bergerak sempit dengan kecenderungan melemah. Sentimennya masih didominasi dari eksternal," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (24/10).

Baca Juga: Penurunan suku bunga acuan tidak berdampak signifikan bagi rupiah

Pasar masih menunggu perkembangan Brexit hingga akhir bulan. Pasar global pun menunggu Federal Open Market Committee dan European Central Bank (ECB) soal arah moneter pada pekan depan.

Ekonom Pefindo Fikri C. Permana menilai, dampak pemangkasan suku bunga acuan BI lebih mendorong sektor konsumsi dan investasi dalam negeri. Karena itu, rupiah akan terdepresiasi dalam jangka pendek maupun menengah.

Apalagi, ada kemungkinan penurunan yield SUN dan beberapa suku bunga lain. Ini akan mempengaruhi ketertarikan asing. “Kemungkinan ketertarikan asing terhadap aset-aset Indonesia relatif akan lebih rendah dibanding sebelumnya,” ujar Fikri.

Baca Juga: Efek Jokowi memudar, rupiah berpotensi melemah jelang akhir pekan

Selain itu, Fikri bilang, tekanan rupiah juga datang dari data yang bisa jadi tidak sesuai perkiraan. Misalnya, tingkat inflasi, cadangan devisa, dan defisit transaksi berjalan. “Masih ada tren rupiah terdepresiasi," sebut dia.

Untuk jangka pendek, Fikri memproyeksikan, rupiah akan berada di kisaran Rp 14.000-Rp 14.150 per dolar AS. Sedangkan jangka panjang, mata uang garuda akan berada di rentang Rp 13.950-Rp 14.250 per dolar AS.

Ibrahim memperkirakan, rupiah besok akan bergerak dalam kisaran Rp 14.010 per dolar AS hingga Rp 14.070 per dolar AS.

Bagikan

Berita Terbaru

Pendapatan Berulang Jadi Senjata Andalan Pakuwon Jati (PWON) Tahun 2026
| Kamis, 27 November 2025 | 19:24 WIB

Pendapatan Berulang Jadi Senjata Andalan Pakuwon Jati (PWON) Tahun 2026

Satu pengembangan terbesar yang dilakukan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) adalah pengembangan fase 4 Kota Kasablanka.

Harga Komoditas Bikin Saham Emiten Emas Memanas
| Kamis, 27 November 2025 | 15:57 WIB

Harga Komoditas Bikin Saham Emiten Emas Memanas

Margin yang dibukukan para pemain di sektor emas jauh lebih tinggi dan konsisten, terutama karena peran emas sebagai aset lindung nilai.

Mengintip Blok Jabung dari Dekat di Tengah Upaya Menggenjot Produksi dan Efisiensi
| Kamis, 27 November 2025 | 10:00 WIB

Mengintip Blok Jabung dari Dekat di Tengah Upaya Menggenjot Produksi dan Efisiensi

PetroChina International Jabung Ltd. merupakan produsen migas terbesar ke-9 di Indonesia, dengan produksi 58 MBOEPD pada 2024.

Cek Kesehatan Korporasi Mendorong Kinerja DGNS Lebih Sehat
| Kamis, 27 November 2025 | 09:37 WIB

Cek Kesehatan Korporasi Mendorong Kinerja DGNS Lebih Sehat

Manajemen menargetkan pemulihan profitabilitas pada 2026 lewat efisiensi biaya, perluasan jaringan layanan, serta penguatan portofolio. 

Tambah Portofolio, PPRE Menggaet Kontrak Tambang Baru di Halmahera
| Kamis, 27 November 2025 | 09:33 WIB

Tambah Portofolio, PPRE Menggaet Kontrak Tambang Baru di Halmahera

Kontrak itu memperkuat langkah PPRE dalam menghadirkan operasional pertambangan yang efektif, aman, dan berkelanjutan. 

Proses Hukum, KPK Mencokok Dua Individu, Begini Penjelasan PTPP
| Kamis, 27 November 2025 | 09:24 WIB

Proses Hukum, KPK Mencokok Dua Individu, Begini Penjelasan PTPP

Perkembangan proses hukum ini tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional maupun layanan bisnis PTPP.  

Rumor ANZ Jual PNBN ke Mu'min Ali Gunawan, Angkat Saham Panin Group
| Kamis, 27 November 2025 | 07:58 WIB

Rumor ANZ Jual PNBN ke Mu'min Ali Gunawan, Angkat Saham Panin Group

Semestinya kalau informasi tersebut benar, ANZ maupun Panin Financial berkewajiban melaporkan perubahan itu kepada publik dan otoritas.

Industri Ban Tertekan Kebijakan Trump, Pasar Domestik yang Suram Hingga Laba Tertekan
| Kamis, 27 November 2025 | 07:53 WIB

Industri Ban Tertekan Kebijakan Trump, Pasar Domestik yang Suram Hingga Laba Tertekan

Amerika Serikat (AS) merupakan pasar ekspor ban terbesar bagi Indonesia, dengan porsi mencapai 40%-45%.

Kasus Pajak
| Kamis, 27 November 2025 | 07:05 WIB

Kasus Pajak

Jadi pekerjaan rumah pemerintah untuk terus meningkatkan kepatuhan pajak masyarakat ditengah marak kasus korupsi pajak.

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP
| Kamis, 27 November 2025 | 07:00 WIB

Mengukur Kerugian Akuisisi di Kasus ASDP

Kasus korupsi di ASDP yang melibatkan para mantan petinggi BUMN ini merupakan ujian integritas dan kualitas pengambilan keputusan.​

INDEKS BERITA

Terpopuler