Ekadharma International Bidik Pertumbuhan Kinerja 10% Tahun ini

Selasa, 21 Mei 2019 | 09:56 WIB
Ekadharma International Bidik Pertumbuhan Kinerja 10% Tahun ini
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, PT Ekadharma International Tbk lebih mengutamakan pengembangan bisnis organik. Produsen aneka jenis pita perekat alias selotip itu telah menyiapkan dana belanja modal Rp 33 miliar-Rp 35 miliar.

Fokus ekspansi Ekadharma di Jawa dan Bali yang tak lain adalah penyumbang pendapatan terbesar untuk pasar domestik. "Kami menyasar pertumbuhan organik dengan terus menambah kantor cabang dan stock point yang rencananya ada empat titik yang bakal ditambah," ungkap Judi Widjaja Leonardi, Direktur Utama PT Ekadharma International Tbk, saat paparan publik, Senin (20/5).

Sementara fasilitas produksi masih mengandalkan pabrik yang sudah ada. Ekadharma atau yang tercatat dengan kode saham EKAD di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki pabrik berkapasitas 305 juta meter persegi (m) per tahun. Produksinya antara lain berupa cloth tape, double side tape, kraft paper tape dan masking tape.

Dengan cara menambah jaringan pemasaran, Ekadharma berharap bisa membukukan pertumbuhan kinerja 10% pada tahun ini. Dengan catatan penjualan Rp 739,58 miliar dan laba bersih Rp 72,36 miliar tahun lalu, berarti tahun ini target penjualan senilai Rp 813,54 miliar dan laba bersih sekitar Rp 79,59 miliar.

Namun Ekadharma juga menghadapi tantangan. Sejak April 2019, mereka kembali menghadapi tantangan kurs dollar Amerika Serikat (AS). Penguatan mata uang Uwak Sam menyebabkan harga minyak dunia yang merupakan bahan baku perekat, menjadi melambung.

Padahal pada kuartal I-2019 kemarin, stabilnya kurs dollar AS cukup menguntungkan kinerja Ekadharma. Kondisi itu tersebut menyebabkan ongkos belanja bahan baku lebih murah. "Sehingga harga pokok penjualan atau HPP kami turun dan margin bisa naik," terang Judi.

Dividen Rp 30 per saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Ekadharma International Tbk kemarin, menyetujui pembagian dividen tunai sebanyak Rp 30 per saham. Total dividen tunai yang mereka bagikan hampir 29% terhadap total capaian laba bersih tahun 2018.

Informasi saja, tahun lalu, Ekadharma mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih, senilai Rp 72,36 miliar. Laba bersih tersebut turun 3,98% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 75,36 miliar.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) menyebabkan keuntungan tahun lalu tergerus. "Juga, kenaikan harga minyak dunia di kuartal I sampai kuartal III-2018 mempengaruhi harga pokok penjualan kami," jelas Lie Phing, Direktur PT Ekadharma International Tbk saat paparan publik, Senin (20/5).

Sementara kinerja penjualan Ekadharma tahun lalu masih terhitung tumbuh 14,91% year on year (yoy) menjadi Rp 739,58 miliar. Penjualan domestik mendominasi hingga Rp 731,57 miliar. Sisanya penjualan ekspor.

Bagikan

Berita Terbaru

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

INDEKS BERITA

Terpopuler