Ekonomi Mulai Pulih, Laba Perusahaan Pelayaran Dunia Ini Naik hingga 10 Kali Lipat
KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Perusahaan pelayaran peti kemas Jerman Hapag-Lloyd, Kamis (12/8), mengatakan, kapasitas pengiriman tetap ketat di tahun ini. Tingginya bisnis runaway freight telah mendorong laba bersih Hapag Llyod dalam enam bulan pertama tahun hampir 10 kali lipat.
Antrian dalam infrastruktur logistik terjadi karena waktu tunggu pelabuhan yang diperpanjang, akibat kekurangan tenaga kerja dan kemacetan lalu lintas. Ini menyebabkan waktu pengembalian peti kemas kosong tertunda.
“Ekonomi dunia mulai pulih dan itu meningkatkan permintaan, yang bertepatan dengan pelabuhan yang tersumbat akibat krisis virus corona,” tutur kepala eksekutif Hapag Lloyd, Rolf Habben Jansen. “Ada ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan dan itu sebabnya tetap ketat,” imbuh dia.
Baca Juga: Harga minyak tergelincir, kekhawatiran banjir pasokan kembali muncul
Perusahaan pelayaran terbesar kelima di dunia itu, melaporkan laba bersih untuk semester pertama sebesar 2,7 miliar euro, atau setara Rp 45,8 triliun, melonjak jauh dibanding hasil di periode sama tahun sebelumnya, 285 juta euro (Rp 4,8 triliun).
Kemacetan dalam rantai pasokan memang meningkatkan tarif pengiriman dan pendapatan, namun tidak demikian dengan volume. Hapag Lloyd memprediksi peningkatan volume hanya beberapa persen dalam setahun penuh, setelah membukukan kenaikan volume sebesar 4% pada Januari-Juni.
Hapag-Lloyd memesan selusin kapal kontainer besar pada bulan Desember dan Juni, yang baru akan tiba antara akhir 2022 dan hingga 2024.
Peti kemas baru yang dipesan awal tahun ini, sudah mengalir masuk. Dan, jumlah pesanan yang tiba akan meningkat di kuartal keempat, tutur Jansen. Namun, Hapag Llyod tetap tak mampu memenuhi semua permintaan transportasi yang mengalir masuk.
Baca Juga: Pelayaran Nelly Dwi Putri (NELY) bagikan dividen interim 2021 total Rp 11,75 miliar
Laba semester pertama Hapag-Lloyd sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) naik 52% year-on-year (yoy) menjadi 3,5 miliar euro (Rp 59,1 triliun) dan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) naik 21% yoy menjadi 2,9 miliar euro (Rp 49 triliun)
Pendapatan meningkat 51% yoy menjadi 8,8 miliar euro (Rp 148,6 triliun).
Tarif angkutan meningkat 46% menjadi US$1.612 per 20-kaki setara standar unit kontainer (TEU) dan biaya bahan bakar turun 6% menjadi US$421 per ton.
Hapag-Lloyd mempertahankan target EBITDA dan EBIT yang lebih tinggi pada tahun 2021. Pesaingnya yang lebih besar, Maersk, juga mengangkat prospek pendapatan 2021.
Selanjutnya: Tertopang Pesanan Apple, Laba Bersih Foxconn Kuartal II Terungkit Hingga 30% Yoy