Era baru kartu debit cip

Rabu, 20 Februari 2019 | 17:51 WIB
Era baru kartu debit cip
[]
Reporter: Sumber: Tabloid Kontan | Editor: Nina Dwiantika

KONTAN.CO.ID - Pekan lalu, Eka memenuhi “undangan” salah satu bank nasional tempatnya membuka rekening tabungan. Karyawati swasta ini menyambangi salah satu cabang bank itu di Jakarta Selatan.


Sesuai isi “undangan”, kedatangan Eka untuk menukar kartu debit lamanya dengan kartu baru yang mengusung teknologi cip. “Saya jadi merasa aman bertransaksi kartu debit yang baru dilengkapi cip dan PIN (nomor identifikasi pribadi) enam digit,” katanya.


Tentu, bukan cuma Eka yang mendapat “undangan” tersebut dari bank. Perbankan di tanah air memang tengah  getol mengajak nasabah mereka untuk datang ke cabang terdekat guna melakukan penukaran kartu debit atau ATM. Maklum, perbankan wajib melakukan migrasi seluruh kartu ATM, dari magnetis ke cip, paling lambat 1 Januari 2022 mendatang. 


Bank Indonesia (BI) menargetkan, hingga akhir 2018 lalu, sebanyak 30% kartu debit yang beredar sudah menggunakan teknologi cip.
Dan, target itu telah tercapai pada ujung Oktober 2018 lalu. Per akhir Desember, angkanya meningkat menjadi 38% atau sekitar 44 juta kartu debit.


Makanya, Deputi Gubernur BI Sugeng optimistis, perbankan bisa memenuhi target 50% kartu debit cip pada akhir 2019 nanti. “Karena posisi akhir Januari, pencapaiannya sudah di angka 42% atau hampir 50 juta kartu,” ungkap dia.


Tentu, bank sentral terus mendorong dan memonitor proses migrasi kartu cip. Sebab, bank dan nasabah membutuhkan teknologi ini untuk meningkatkan keamanan bertransaksi sekaligus mengurangi risiko duplikasi (skimming).


Perbankan pun pelan tapi pasti melakukan proses itu. Bahkan, pelaksanaan migrasi kartu cip Bank Central Asia (BCA) sudah mencapai 8,5 juta keping dari total 17,6 juta keping, “Jadi, hampir 50%,” kata Santoso, Direktur BCA.


Karena itu, bank yang terafiliasi dengan Grup Djarum ini yakin, seluruh kartu ATM mereka sudah berbekal teknologi cip pada akhir 2021 nanti.
Enggak mau kalah, Bank CIMB Niaga juga getol melakukan migrasi kartu cip. Sejauh ini, bank milik investor Malaysia tersebut mencatat sudah lebih dari 50% kartu debitnya yang beredar berteknologi cip. “Kami akan menyesuaikan aturan tepat waktu,” ucap Lani Darmawan, Direktur Perbankan Konsumer Bank CIMB Niaga. 

Banyak Kendala

Sementara Bank Rakyat Indonesia (BRI) berkomitmen, bakal mengejar pencapaian migrasi kartu cip minimal 50% dari total kartu debit mereka. Saat ini, baru 22 juta keping yang berteknologi cip.


Menurut Handayani, Direktur Konsumer BRI, banknya memiliki banyak nasabah pemegang kartu debit. Sehingga, proses migrasi kartu cip tidak akan sederhana. “Strategi terpenting dalam proses migrasi ini adalah sosialisasi kepada pemegang kartu,” imbuh Handayani.


Memang, tidak mudah buat bank besar yang memiliki banyak nasabah untuk melakukan migrasi kartu cip. Santoso mengungkapkan, ada sejumlah tantangan. Pertama, nasabah memiliki waktu yang terbatas untuk datang ke cabang. Kedua, biaya investasi yang besar pada mesin dan kartu debit.


Contoh, BCA mengeluarkan biaya operasional untuk penerbitan kartu cip sekitar US$ 2–US$ 3 per keping tergantung jenis dan kuantitas kartu. Ini untuk mendesain dan mencetak kartu. “Ini baru biaya kartu, belum mesin pembaca dan mesin ATM,” tambah Santoso.


Untuk nasabah lama yang ingin mengganti kartu debit cip, BCA tidak mengenakan biaya sama sekali. Sebaliknya, nasabah baru terkena biaya. 
Betul, ada biaya investasi untuk melakoni migrasi kartu cip. Lani menuturkan, investasi ini merupakan bagian dari debet development CIMB Niaga. “Tapi, bank akan mendapatkan manfaat yang berasal dari peningkatkan transaksi penggunaan kartu,” ujar dia.


Tantangan lainnya, Ka Jit, Head of Individual Customer Solution Bank OCBC NISP, menambahkan, adalah meningkatkan kesadaran nasabah untuk mengganti kartu cip. Karena itu, OCBC NISP akan menjalankan banyak program untuk menggerakan nasabah mengganti kartu lama mereka.


Saat nasabah mengajukan penukaran, OCBC NISP akan menawarkan kartu debit cip berlogo GPN, singkatan dari Gerbang Pembayaran Nasional. Tentu, Ka Jit menegaskan, banknya tetap menyediakan kartu chip dari prinsipal asing yakni Mastercard, yang bisa nasabah gunakan untuk bertransaksi di luar negeri.


Hanya, penawaran kartu debit cip Mastercard khusus untuk nasabah yang sudah mempunyai kartu logo GPN dari bank lain dan tidak mau kartu GPN tambahan. “Saat ini, kartu debit yang sudah bercip di atas 30%, dan target akhir tahun di atas 50%,” kata Ka Jit.

Informasi saja, Indonesia baru memiliki GPN setelah pengkajian selama 20 tahun. GPN yang resmi meluncur Mei 2018 lalu merupakan suatu sistem yang mengintegrasikan transaksi antarbank. GPN memudahkan masyarakat jika ingin melakukan transaksi pembayaran nontunai menggunakan kartu debit di toko.

Terus Tumbuh

Jumlah nasabah yang tidak sebanyak bank besar jelas menjadi keuntungan bank kecil dalam melaksanakan migrasi kartu debit cip. Alhasil, Bank Sahabat Sampoerna, misalnya, telah melakukan migrasi sekitar 60% dari total kartu debit.


Ridy Sudarma, Kepala Divisi Corporate Communication and Investor Relation Bank Sampoerna, menyampaikan, banknya memang ngebut melakukan migrasi. Sebab, keberadaan kartu cip bisa mendongkrak keamanan transaksi.


Untuk itu, Bank Sampoerna bakal terus mendorong nasabah untuk mengganti kartu lama tanpa dipungut biaya apapun. Caranya, dalam satu tahun terakhir mereka tak henti melakukan edukasi. Pertama, edukasi lewat penjelasan dan poster di semua cabang Bank Sampoerna. Kedua, penyampaian informasi di website Bank Sampoerna. Ketiga, memberikan info melalui media sosial.


Memang, tingkat kesadaran nasabah,  khususnya nasabah lama, masih rendah tentang manfaat menggunakan kartu debit cip. Itu sebabnya, Bank Sampoerna secara rutin memberi edukasi ke nasabah lewat e-mail, pesan singkat (SMS), flyer, dan media digital.


Tak hanya itu, Ridy menambahkan, banknya memerintahkan semua customer service di kantor cabang untuk menanyakan langsung ke setiap nasabah yang datang, apakah mereka sudah mengganti kartu debit magnetis ke kartu cip.


Jelas, Bank Sampoerna juga membutuhkan biaya untuk menjalankan migrasi tersebut. Bank Sampoerna memasukan tambahan investasi pengadaan kartu ke biaya operasional.


Meski ada kendala, terutama nasabah yang belum ada waktu untuk datang ke cabang guna mengganti kartu, Deddy Triyana, Sekretaris Korporasi Bank Artos Indonesia, menyebutkan, proses migrasi banknya sudah berjalan 95% atau sekitar 35.000 kartu. “Kami akan menyelesaikan 5%-nya,” sebut dia.


Untuk menjalankan migrasi kartu debit cip tersebut Bank Artos mengeluarkan biaya sekitar Rp 900 juta. Harapannya, kartu cip akan memberikan rasa aman dan nyaman kepada nasabah, serta kemudahan akses jaringan dengan bank manapun.


Sugeng menjelaskan, kartu debit yang mengusung teknologi cip dan PIN 6 digit akan selaras dengan perkembangan zaman. Pasalnya, di era serba digital, masyarakat terdorong untuk melakukan pembayaran tanpa uang tunai atawa cashless. Ia memperkirakan, kartu debit sebagai salah satu instrumen pembayaran nontunai bakal jadi pilihan masyarakat.


BI pun memproyeksikan, jumlah kartu debit tahun ini akan tumbuh di atas 20% dan akan terus meningkat setiap tahun sejalan dengan digitalisasi yang semakin menyentuh setiap aspek kehidupan masyarakat. Data BI menunjukkan, volume transaksi kartu debit tahun lalu meningkat 13,52%, dengan nilai transaksi naik 12,17% atau mencapai Rp 6.966,13 triliun.


“Ke depan, GPN juga akan dikembangkan untuk skema online payment yang selaras digitalisasi,” kata Sugeng.      

 

 

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Nasib Gamang Proyek PSEL di Tangerang Selatan Antara Lanjut atau Harus Lelang Ulang
| Jumat, 21 November 2025 | 18:25 WIB

Nasib Gamang Proyek PSEL di Tangerang Selatan Antara Lanjut atau Harus Lelang Ulang

Nasib proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Tangerang Selatan hingga kini belum jelas.

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi
| Jumat, 21 November 2025 | 08:52 WIB

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi

Anak usaha SGRO, BSM, menargetkan pasar benih sawit dengan DxP Sriwijaya. Antisipasi kenaikan permintaan, jaga kualitas & pasokan. 

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:35 WIB

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan

PT Timah Tbk (TINS) optimistis dapat memperbaiki kinerja operasional dan keuangannya sampai akhir 2025. 

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa
| Jumat, 21 November 2025 | 08:30 WIB

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa

Langkah Grup Sampoerna melepas PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), meninggalkan catatan sejarah dalam dunia pasar modal di dalam negeri. ​

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI
| Jumat, 21 November 2025 | 08:29 WIB

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI

NPI kuartal III-2025 mengalami defisit US$ 6,4 miliar, sedikit di bawah kuartal sebelumnya yang defisit sebesar US$ 6,7 miliar

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:23 WIB

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan

Kemkeu telah menerima surat dari Menteri PANRB terkait pertimbangan kenaikan gaji ASN di 2026       

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit
| Jumat, 21 November 2025 | 08:09 WIB

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit

Tambahan penempatan dana ini lanjutan dari penempatan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun akhir Oktober lalu​

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah
| Jumat, 21 November 2025 | 07:56 WIB

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ini rawan koreksi dengan support 8.399 dan resistance 8.442. 

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:54 WIB

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun

Dalam dua bulan, pemerintah harus mengumpulkan penerimaan pajak Rp 730,27 triliun lagi untuk mencapai target dalam APBN

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:47 WIB

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun

Grup Sampoerna melepas seluruh kepemilikannya di PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) 1,19 juta saham atau setara 65,72% kepada Posco International.​

INDEKS BERITA