Era Digitalisasi, Kebutuhan SDM Data Science dan Kecerdasan Buatan Melonjak

Kamis, 15 Juli 2021 | 08:09 WIB
Era Digitalisasi, Kebutuhan SDM Data Science dan Kecerdasan Buatan Melonjak
[ILUSTRASI. Ilustrasi artificial intelligence. KONTAN/Muradi/2019/06/27]
Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Percepatan penggunaan teknologi digital dalam kehidupan masyarakat, terdongkrak seiring merebaknya wabah Covid-19. Kondisi ini menyebabkan ketersediaan talenta di bidang teknologi, khususnya data science dan artificial intelligence (kecerdasan buatan) kian mendesak.

Pandemi mendorong masyarakat semakin mengandalkan platform digital seperti Tokopedia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mengingat bertransaksi online sudah menjadi pilihan untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19. Fenomena ini turut mendorong jumlah pengguna aktif bulanan Tokopedia yang meningkat lebih dari 10 juta, dari 90 juta pada awal pandemi, menjadi 100 juta per Mei 2021.

Pandemi juga menjadi momentum bagi para pegiat usaha lokal, khususnya UMKM lokal, untuk beradaptasi dan mencapai lebih lewat kanal digital. Terbukti, dari jumlah penjual yang tergabung di Tokopedia saat ini menjadi lebih dari 11 juta penjual, hampir 100%nya adalah UMKM bahkan 94%-nya penjual berskala ultra mikro.

Hal itu menunjukkan ada peningkatan sebesar lebih dari 3,8 juta dari 72 juta penjual sejak sebelum pandemi Januari 2020 lalu. Berbagai kenaikan ini berbanding lurus dengan kebutuhan akan talenta digital yang semakin tinggi, termasuk di bidang data science dan artificial intelligence

"Mengingat kondisi pandemi telah membuat digitalisasi dan teknologi bukan lagi sekadar nilai tambah, tetapi berkembang pesat emnjadi sebuah kebutuhan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Charlie Tjandra Head of Data Analytics Business Intelligence Tokopedia.

Hal tersebut tentu perlu menjadi perhatian kalangan perguruan tinggi dan pemangku kepentingan lainnya. Laporan The Future Job of Report 2020 oleh World Economic Forum (WEF) menemukan terjadinya adopsi teknologi oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.

"Hal ini mengindikasikan mendesaknya kebutuhan pekerja antara lain di bidang data science dan analytics, artificial intelligence (AI) dan machine learning specialist, big data analytics, internet of thing (IoT) specialist, serta digital marketing specialist,” terang Nadia Alatas, saat memberi kuliah umum di Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada 22 Juni 2021. Nadia, merupakan pemenang Women in ICT-Channel Asia Award 2020. 

Nadia yang juga menjadi finalis pada Women in ICT - Channel Asia Award 2021 yang sedang berlangsung, menekankan perlunya lulusan perguruan tinggi bahkan karyawan perusahaan melakukan up-skilling dan re-skilling agar cepat beradaptasi dengan kebutuhan pasar industri yang mengadopsi teknologi mutakhir.

Sebab, lanjut Nadia, masih ada kesenjangan yang lebar antara kebutuhan industri atas talenta bidang data science dan artificial intelligence dengan ketersedian yang disiapkan oleh dunia pendidikan. Perguruan tinggi mempunyai tantangan guna menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri.

“Data Academy menyiapkan training, sertifikasi, standarisasi, serta mendampingi perguruan tinggi dalam menyusun kurikulum dan riset data science & AI. Sekaligus menyediakan program magang dan perekrutan. Semua itu dalam rangka mendekatkan perguruan tinggi dengan kebutuhan industri,” imbuh Nadia, yang juga pendiri Data Academy.

Kebutuhan profesional di bidang data science dan kecerdasan buatan ternyata juga bukan terbatas pada perusahaan digital saja, tetapi kian makin merata ke semua perusahaan bahkan organisasi pemerintahan dan layanan publik. Otomatisasi sudah menjadi pilihan perusahaan agar lebih efisien dan kompetitif serta terus berkembang.

Perusahaan yang bergerak di sektor non teknologi seperti tambang, kesehatan, asuransi bahkan pemerintahan dan layanan publik juga turut mengadopsi teknologi mutakhir  termasuk data  science dan artificial intelligence serta internet of thing (IoT).

Menurut Rio Novrianti, General Manager internet of thing Business Operation dan Analytics Telkomsel, perpaduan data science dan artificial intelligence dengan internet of thing akan memperkuat berjalannya otomatisasi dan analisa.

"Sebelum pandemi, kami dari Telkomsel sudah banyak menyiapkan  teknologi IoT bagi banyak perusahaan. Salah satunya bersama Cybertrend sebagai penyedia layanan Data Science & AI, menerapkan data science dan machine learning di salah satu  perusahaan tambang besar di Indonesia," ujar Rio Novrianti.

Potensi pertumbuhan talenta di bidang teknologi, baik secara kualitas maupun kuantitas, sangat tinggi. “Karena data science dan artificial intelligence, merupakan teknologi teraktual yang digunakan hampir semua bidang," kata Dr. Erwina, Ketua Program Studi Matematika dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung.

Oleh karena itu, mengenalkan teknologi tersebut serta menaikkan keterampilannya menjadi bagian program pelatihan bekerja sama dengan lembaga pembelajaran. Melalui program-program tersebut, diharapkan bukan hanya alih pengetahuan semata, tetapi menjadi pengalaman dalam penerapannya.

Bagikan

Berita Terbaru

Potensi Bisnis Besar Tapi Anggota BRICS+ Masih Pilih Melangkah Sendiri
| Senin, 11 Agustus 2025 | 13:00 WIB

Potensi Bisnis Besar Tapi Anggota BRICS+ Masih Pilih Melangkah Sendiri

BRICS+ yang digadang sebagai simbol kekuatan ekonomi baru belum menunjukkan tajinya sebagai penyeimbang dominasi negara barat.

Balik Laba Jadi Untung, RAAM Memacu Bisnis Bioskop Platinum Cineplex
| Senin, 11 Agustus 2025 | 12:00 WIB

Balik Laba Jadi Untung, RAAM Memacu Bisnis Bioskop Platinum Cineplex

RAAM berhasil membalik kerugian dari rugi Rp 98,37 miliar menjadi laba Rp 7,19 miliar, kinerja bioskop turut mendongkrak kinerja perusahaan ini.

Genjot Kinerja, HERO Perkuat Strategis Bisnis Guardian dan IKEA
| Senin, 11 Agustus 2025 | 11:00 WIB

Genjot Kinerja, HERO Perkuat Strategis Bisnis Guardian dan IKEA

Transformasi membuat HERO lebih fokus mengelola dua lini bisnis utama yakni ritel kecantikan kesehatan dan furnitur perabot rumah tangga.

Profit 27,84% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (11 Agustus 2025)
| Senin, 11 Agustus 2025 | 09:35 WIB

Profit 27,84% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (11 Agustus 2025)

Harga emas batangan bersertifikat di laman resmi Logam Mulia PT Aneka Tambang turun Rp 6.000 per gram ke Rp 1.945.000 per gram.

Sudah Saatnya Mengevaluasi Tantiem Direksi dan Komisaris BUMN
| Senin, 11 Agustus 2025 | 09:13 WIB

Sudah Saatnya Mengevaluasi Tantiem Direksi dan Komisaris BUMN

Bonus dan tantiem di BUMN triliunan rupiah per tahun itu seharusnya berdasarkan pencapaian operasional riil. Bukan karena trik akuntans. 

Menimbang Investasi Jangka Panjang di Perbankan
| Senin, 11 Agustus 2025 | 08:19 WIB

Menimbang Investasi Jangka Panjang di Perbankan

Faktor diversifikasi juga perlu diperhatikan. Meski sama-sama bergerak di bidang keuangan masing-masing bank memiliki pasar yang dapat berbeda.

Mempercayai Data
| Senin, 11 Agustus 2025 | 06:09 WIB

Mempercayai Data

Lembaga riset CELIOS mengirimkan surat ke PBB dan meminta badan statistik PBB mengaudit BPS terkait data pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut.

Kinerja Emiten Danantara Merana
| Senin, 11 Agustus 2025 | 06:05 WIB

Kinerja Emiten Danantara Merana

Mayoritas emiten pelat marah di bawah naungan BPI Danantara mengalami penurunan laba di semester I-2025.

Investor Individu Terus Menampung Saham Bank
| Senin, 11 Agustus 2025 | 06:00 WIB

Investor Individu Terus Menampung Saham Bank

Penurunan harga saham bank  besar memicu investor ritel menambah kepemilikan. Ini terlihat dari porsi saham milik individu yang naik.​

Mengawali Pekan, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini Dari Sejumlah Analis
| Senin, 11 Agustus 2025 | 05:56 WIB

Mengawali Pekan, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini Dari Sejumlah Analis

Pasar menantikan peluang The Fed menurunkan suku bunga. Sementara dari sentimel lokal, investor menunggu data penjualan ritel Indonesia.

INDEKS BERITA

Terpopuler