Fokus Mencetak Laba, Grab Rombak Lini Bisnis Fintech yang Selama Ini Merugi

Kamis, 26 Mei 2022 | 16:12 WIB
Fokus Mencetak Laba, Grab Rombak Lini Bisnis Fintech yang Selama Ini Merugi
[ILUSTRASI. Logo Grab dalam acara Money 20/20 Asia Fintech Trade Show di Singapura, 21 Maret 2019. REUTERS/Anshuman Daga]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Daftar nama eksekutif senior Grab Holdings yang mengundurkan diri bertambah. Terbaru, dua eksekutif puncak di lini teknologi keuangan (fintech) Grab Holdings mundur. Tren itu sejalan dengan upaya perusahaan ride hailing dan delivery tersebut melakukan pergantian di bisnis intinya yang mengalami kerugian, demikian penuturan dua sumber Reuters. 

Setelah berkarir di Grab selama hampir enam tahun, Chris Yeo, yang mengepalai bisnis pembayaran dan penghargaan Grab akan pergi. Nama lain yang mengundurkan diri adalah Jeffrey Goh, pimpinan bisnis gateway pembayaran, demikian penuturan sumber yang mengetahui masalah tersebut ke Reuters.

Baik Yeo maupun Goh bekerja di GrabFin, yang merupakan unit dari Grab Financial Group. Ini adalah unit yang menyediakan layanan pembayaran digital, pembiayaan, asuransi, penghargaan, dan manajemen kekayaan. Unit ini disebut-sebut sebagai bagian penting dari strategi pertumbuhan regional Grab.

Pengunduran diri dua eksekutif itu terjadi di saat kerugian Grab meningkat menjadi US$ 3,6 miliar pada tahun 2021, dibandingkan US$ 2,7 miliar pada tahun sebelumnya. Sementara pendapatan naik 44%, dengan investor berfokus pada bagaimana perusahaan berencana untuk membendung kerugian.

Baca Juga: Diizinkan Delisting dari Bursa AS, Didi Masih Harus Berjuang untuk Tumbuh

Grab mempersempit kerugiannya di kuartal pertama. 

Sejak terdaftar di Nasdaq pada bulan Desember, melalui penggabungan usaha dengan perusahaan khusus untuk tujuan akuisisi (SPAC) senilai US$ 40 miliar, saham Grab telah merosot tiga perempat dari nilai awalnya. Penurunan itu juga berbarengan masa bearish yang melanda saham-saham sektor teknologi.

"Banyak unit bisnis di dalam GrabFin yang mendapat sorotan dengan metrik kinerja yang signifikan. Fokus mencapai profitabilitas semakin intens," kata seorang sumber. 

Yeo dan Goh, direktur pelaksana di Grab, sedang menjalani notice periode, kata sumber yang menolak disebutkan namanya karena tidak berwenang untuk berbicara ke media. Kabar kepergian kedua eksekutif itu dan perubahan di GrabFin belum pernah dipublikasikan sebelumnya.

Pengunduran eksekutif di GrabFin terjadi berselang sebulan setelah Ankur Mehrotra, head of lending Grab, mundur. Mantan bankir yang memainkan peran penting dalam ekspansi unit fintech Grab itu, berhenti setelah bertugas selama enam tahun.

Di tahun ini, seorang eksekutif teknologi senior Grab juga mundur, dan pindah ke perusahaan game berbasis kripto. Sementara kepala asuransi dan kekayaan Grab pergi untuk membentuk startup.

Grab menolak berkomentar secara khusus tentang kepergian para eksekutif. Tidak ada tanggapan langsung dari Yeo dan Goh atas permintaan Reuters. Dalam tanggapan email kepada Reuters, Grab mengatakan pihaknya fokus pada perluasan ekosistem fintech regional dan melihat peluang signifikan di Asia Tenggara di semua bisnisnya.

Perusahaan yang mendapatkan dukungan dari Vision Fund milik Softbank dan Uber itu, menyatakan operasi fintech miliknya sekarang berada di bawah komando tim yang ada di masing-masing negara.

Grab pekan lalu memperkirakan rebound dalam bisnis ride-share dan pengiriman makanan andalannya karena ekonomi Asia Tenggara pulih dari kemerosotan yang disebabkan oleh pandemi.

Baca Juga: Twitter Bayar Denda US$ 150 Juta ke AS, Penyelesaian Gugatan Pelanggaran Privasi

Anthony Tan, pendiri sekaligus CEO Grab, mengatakan kepada para analis bahwa Grab mendorong profitabilitas melalui manajemen biaya yang disiplin.

GrabFin merampingkan tim regional dan negaranya dengan tujuan untuk fokus pada area yang menguntungkan, kata sumber tersebut. Salah satu sumber mengatakan perusahaan sedang berusaha untuk mengurangi kerugian di banyak area tempat GrabFin beroperasi.

Grab, yang beroperasi di 480 kota di delapan negara di Asia Tenggara, memiliki lebih dari lima juta pengemudi terdaftar dan dua juta lebih pedagang di platformnya. Perusahaan melihat Grab Financial Group sebagai bisnis dengan potensi pertumbuhan yang sangat besar.

Bisnis perbankan digital regional Grab, yang mencakup usaha patungan perbankan digital di Singapura dan Malaysia, juga merupakan bagian dari Grab Financial Group. Tahun ini, Grab mengakuisisi saham minoritas di sebuah bank di Indonesia.

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)
| Jumat, 09 Mei 2025 | 09:20 WIB

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 Mei 2025) 1 gram Rp 1.926.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,91% jika menjual hari ini.

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:35 WIB

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan

Penjualan semen INTP di pasar domestik turun 4,2% year on year (yoy) menjadi 4,29 juta ton pada kuartal I-2025

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:32 WIB

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka pendaftaran bagi anggota bursa (AB) yang berminat menjadi Liquidity Provider Saham. 

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:11 WIB

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita

Dalam dunia yang saling terhubung saat ini, menegaskan kedaulatan tidak berarti mundur dari kerja sama global.

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:59 WIB

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab

Rumor merger dan akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) oleh Grab telah berembus, setidaknya sejak Februari 2020.

Inklusi dan Literasi
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:55 WIB

Inklusi dan Literasi

Gap antara literasi dan inklusi harus terus diperkecil agar tercipta pasar keuangan yang benar-benar berkualitas.

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:28 WIB

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP

Kinerja PNBP yang terkontraksi di awl tahun ini dan potensi kehilangan penerimaan negara daridividen BUMN memperbear pencapaian target PNBP 2025

Masih Ada Risiko  Tekanan Cadangan Devisa
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:24 WIB

Masih Ada Risiko Tekanan Cadangan Devisa

Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa akhir April 2025 turun US$ 4,6 miliar menjadi US$ 152,5 miliar

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:13 WIB

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles

Jika tidak dikelola secara hati-hati, Danantara kelak bisa menjadi sumber risiko besar bagi keuangan negara

Pendapatan Surya Semesta Internusa (SSIA) Kuartal I Ditopang Bisnis Konstruksi
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:00 WIB

Pendapatan Surya Semesta Internusa (SSIA) Kuartal I Ditopang Bisnis Konstruksi

SSIA melaporkan pendapatan sebesar Rp 1,06 triliun pada kuartal I-2025. Angka ini menurun 2,1% secara tahunan atau year on year (yoy).

INDEKS BERITA

Terpopuler