Gagal membayar bunga utang, nasib Express Transindo Utama di ujung tanduk

Rabu, 28 Maret 2018 | 21:46 WIB
Gagal membayar bunga utang, nasib Express Transindo Utama di ujung tanduk
[ILUSTRASI. Taksi PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI)]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib perusahaan penyedia layanan taksi PT Express Transindo Utama Tbk  semakin mengkhawatirkan. Kinerja operator taksi Express ini terus merosot akibat tergerus tren taksi online.

Yang terbaru, emiten dengan kode saham TAXI ini baru saja gagal membayar bunga ke-15 Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014. Mengutip siaran pers PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Express Transindo semestinya membayarkan bunga kepada pemegang Obligasi I/2014 pada 26 Maret lalu.

Obligasi I/2014 terbit pada 24 Juni 2014 silam dengan nilai emisi Rp 1 triliun. Surat utang ini akan jatuh tempo pada 24 Juni 2019. Saat itu, Pefindo mengganjar peringkat A untuk surat utang tersebut.

Berjangka waktu lima tahun, Obligasi I/2014 menawarkan kupon tetap sebesar 12,25%. Pembayaran bunga pertama pada 24 September 2014 dan selanjutnya dibayarkan setiap tiga bulan.

Dana hasil penerbitan Obligasi I/2014 ditujukan pembelian kendaraan, tanah, bangunan, dan infrastruktur pendukung lainnya. Dari hasil penawaran umum sebesar Rp 1 triliun, Express Transindo pada saat itu meraup hasil bersih Rp 988,2 miliar.

Pada April 2015, Express Transindo melaporkan telah menghabiskan seluruh dana hasil penerbitan obligasi itu untuk membeli kendaraan berupa taksi reguler, taksi premium, maupun kendaraan value added transportation business (VATB) beserta perangkat pendukung lainnya. Selain itu, TAXI juga menggunakan dana obligasi untuk membeli tanah, bangunan, serta sarana dan infrastruktur pendukung lainnya.

Atas kegagalan TAXI membayar bunga ke-15, Pefindo kemarin menurunkan peringkat  Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 dari BB- menjadi D alias default atau gagal bayar.

Dalam keterangannya, Analis Pefindo Yogie Surya Perdana, mengatakan, efek utang akan mendapat peringkat D ketika terjadi kegagalan pembayaran. Peringkat gagal bayar sebuah surat utang otomatis terjadi pada saat pertama kali perusahaan tidak membayarkan bunga obligasi.

Pada saat bersamaan, Pefindo juga menggunting peringkat utang TAXI dari BB- menjadi SD (selective default). Obligor memperoleh peringkat SD saat gagal membayar satu atau lebih surat utang saat jatuh tempo namun akan tetap melanjutkan pembayaran tepat waktu untuk surat utang tersebut di kemudian hari.

Direktur Utama Express Transindo Utama Benny Setiawan mengatakan, perusahaan telah mengirim surat ke Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) untuk memberitahukan mengenai penundaan pembayaran bunga ke-15 Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014.

Dalam surat tersebut, Express Transindo akan menunda penyetoran dana ke rekening KSEI dari seharusnya pada 23 Maret 2018 menjadi pada tanggal 5 April 2018. Express Transindo beralasan tengah dalam proses pengadaan pendanaan untuk pembayaran bunga obligasi ke-15.

Dalam surat tertanggal 23 Maret 2018 kepada pemegang rekening KSEI, KSEI juga telah menyampaikan mengenai penundaan pembayaran bunga tersebut. Surat yang diteken oleh Direktur KSEI Supranoto Prajogo itu menyebutkan, pembayaran bunga ke-15 Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 yang seharusnya dilaksanakan pada 26 Maret 2018 ditunda karena dana belum efektif di rekening KSEI sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Benny mengaku, memang ada keterlambatan pembayaran. Namun, dia akan mengupayakan agar dana pembayaran bunga ke-15 bisa masuk ke rekening KSEI sebelum tanggal 5 April 2018. Sayang, Benny masih belum mau memberikan inforasi lebih banyak mengenai pembayaran bunga utang Obligasi I/2014.

Yang jelas, Express Transindo tampaknya memang tengah membutuhkan likuditas. Per 30 September 2017 lalu, kas dan setara kas TAXI hanya Rp 7,3 miliar, turun 50,6% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Sementara, rugi bersih perusahaan justru membengkak 2,5 kali lipat menjadi Rp 210,57 miliar.

Pefindo beberapa kali menggunting peringkat utang TAXI. Sebelumnya, pada pertengahan Maret ini, Pefindo menurunkan peringkat utang TAXI dari BB+ menjadi BB-. Pada Agustus 2017, Pefindo juga telah memangkas peringkat utang TAXI dari BBB menjadi BB+. Pada Maret 2017, peringkat utang TAXI turun dari BBB+ menjadi BBB. Agustus 2016, peringkat utang TAXI turun dari A- menjadi BBB+.

Berdiri pada tahun 1989, TAXI sempat menjadi pemimpin pasar penyedia layanan taksi di Indonesia yang beroperasi terutama di Jabodetabek. Per 30 September 2017, TAXI memiliki 10.000 kendaraan.

Per akhir Februari lalu, pemegang saham TAXI adalah Rajawali Corpora yang menguasi 51% kepemilikan saham. Sementara 49% sisanya dipegang oleh publik.

Bagikan

Berita Terbaru

Investor Domestik Tambah Posisi di Sejumlah Sektor Saham pada Mei 2025
| Minggu, 08 Juni 2025 | 21:00 WIB

Investor Domestik Tambah Posisi di Sejumlah Sektor Saham pada Mei 2025

BRI Danareksa Sekuritas mencermati penambahan posisi investor domestik pada sejumlah sektor, terutama logam, otomotif, dan retail pada Mei 2025.

Berusaha Membuai Pasar dengan Pinjaman Tunai
| Minggu, 08 Juni 2025 | 20:05 WIB

Berusaha Membuai Pasar dengan Pinjaman Tunai

Bank digital berusaha menjaring debitur dengan cash loan.                                                    

Prospek Cerah dari Manfaat Teknologi Data Spasial
| Minggu, 08 Juni 2025 | 20:01 WIB

Prospek Cerah dari Manfaat Teknologi Data Spasial

Berbagai sektor industri termasuk institusi pemerintah bakal makin membutuhkan data spasial.                

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)
| Minggu, 08 Juni 2025 | 09:23 WIB

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (8 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,63% jika menjual hari ini.

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:35 WIB

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas

Di balik reputasinya sebagai penyedia kamar murah dan layanan check-in kilat, OYO punya ambisi lebih besar. Apa itu?

 
Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:20 WIB

Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang

Ribuan calon jemaah haji furoda gagal berangkat ke Tanah Suci. Tak hanya calon jemaah yang gundah gulana, agen travel juga pusing alang kepalang. 

 
Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:50 WIB

Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil

Bermain kini bukan hanya urusan anak-anak. Playground kini menjadi ruang pelepas penat bagi orang dewasa. Apa peluang bisnisnya?

 
Kopdes Melaju Buat Siapa?
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:10 WIB

Kopdes Melaju Buat Siapa?

​Hingga awal Juni, sebanyak 78.000 lembaga Kopdes Merah Putih sudah terbentuk melalui musyawarah desa khusus.

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

INDEKS BERITA

Terpopuler