Gara-Gara Social Distancing, Kekayaan Taipan Ini Naik US$ 1,2 Miliar

Minggu, 24 Mei 2020 | 12:35 WIB
Gara-Gara Social Distancing, Kekayaan Taipan Ini Naik US$ 1,2 Miliar
[ILUSTRASI. Seorang guru menggunakan kamera pemindai panas untuk mengecek suhu pelajar sebuah sekolah tinggi saat memasuki sekolah ditengah pandemi global virus corona (COVID-19), di Seoul, Korea Selatan, Kamis (21/5/2020). Yonhap/via REUTERS]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya pembatasan sosial (social distancing) akibat pandemi virus corona ternyata menjadi berkah bagi sejumlah sektor bisnis. Salah satunya dirasakan oleh Brian Kim, taipan asal Korea Selatan, pendiri Kakao Corporation yang memiliki aplikasi pesan KakaoTalk.

Kekayaan pria berusia 54 tahun ini melonjak drastis sejak pandemi corona merebak. Saham Kakao telah melonjak 55% tahun ini. Lonjakan saham itu menambah US$ 1,2 miliar terhadap kekayaan bersih Kim yang saat ini sudah mencapai US$ 3,7 miliar. Nilai ini semakin mendekati peluang untuk masuk dalam Bloomberg Billionaires Index yang memuat daftar 500 orang terkaya di dunia. 

Baca Juga: Nilai sumbangan Bill Gates lebih kecil ketimbang filantropi Warren Buffett

Hwang Seung-taek, analis Hana Financial Investment Co, menghubungkan lonjakan saham Kakao dengan social distancing akibat pandemi virus corona. Sejauh ini, Korea Selatan berhasil mengendalikan infeksi tanpa pemaksaan lockdown atau melarang perjalanan internasional. 

Namun, pemerintah Korea menutup tempat-tempat umum seperti taman dan perpustakaan dan mendorong masyarakat untuk tinggal di rumah. Banyak perusahaan yang meminta karyawan mereka untuk tidak datang ke kantor.

Baca Juga: Mochtar Riady: Sepenggal kisah revolusi industri 4.0, handuk bolong dan sepatu diskon

"Hal ini berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan untuk layanan Kakao, meskipun pengeluaran konsumen berkurang," ujar Hwang, seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (23/5). 

Kim yang memulai bisnisnya dengan aplikasi pesan sosial, telah memperluas gurita bisnisnya selama dekade terakhir dengan membeli sebuah perusahaan hiburan K-pop dan bergabung dengan situs portal terbesar kedua di negara itu. Kakao juga menjadi aplikasi mobile messanger paling favorit di Korea Selatan. 

Kim memiliki 26% saham Kakao secara langsung dan melalui perusahaan induk yang dimiliki sepenuhnya. Perhitungan kekayaannya itu tidak termasuk saham yang dijaminkan untuk pinjaman. 

Di kuartal pertama tahun ini, Kakao membukukan pendapatan pendapatan 868 miliar won atau setara dengan US$ 705 juta. Lebih dari separuh pendapatan itu berasal dari segmen apllikasi pesan, portal web, dan bisnis pembayaran. 

Baca Juga: Kekayaan 15 miliarder Inggris ini menyusut US$ 16 miliar selama pandemi corona

Aktivitas perdagangan pada aplikasi pesan KakaoTalk telah melonjak 55% dari periode yang sama tahun sebelumnya. "Ketika Covid-19 mencapai puncaknya, waktu yang dihabiskan konsumen untuk mengobrol di KakaoTalk mencatat tertinggi secara mingguan," kata co-Chief Executive Officer Mason Yeo. 

Ia mengatakan, trafik panggilan suara dan video call mencatat peningkatan yang cukup besar. Bisnis lain perusahaan, seperti pembayaran dan bisnis perbankan online juga tumbuh tinggi karena dioperasikan tanpa kontak fisik, tulis analis Ebest Investment & Securities Co. Sung Jonghwa dalam riset 21 Mei.

KakaoTalk memiliki 52 juta pengguna di seluruh dunia, termasuk lebih dari 45 juta pengguna di Korea Selatan atau hampir 90% dari total populasi. 

Bagikan

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA