Genjot Produksi Sawit, Dharma Satya (DSNG) Maksimalkan Pabrik yang Baru diakuisisi

Jumat, 08 Februari 2019 | 08:13 WIB
Genjot Produksi Sawit, Dharma Satya (DSNG) Maksimalkan Pabrik yang Baru diakuisisi
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) ingin meningkatkan volume produksi crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit sebesar 26% pada tahun ini. Makanya, perusahaan tersebut berkepentingan untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik kelapa sawit (PKS).

Sasaran Dharma Satya adalah meningkatkan kapasitas salah satu PKS di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur dari semula 30 ton per jam menjadi 60 ton per jam. PKS itu beroperasi melalui PT Bima Palma Nugraha.

Saat ini, Dharma Satya memiliki sembilan PKS dengan total kapasitas 510 ton per jam. "Ini belum termasuk yang extension dan belum termasuk PKS 8," terang Paulina Suryanti, Corporate Secretary PT Dharma Satya Nusantara Tbk saat dihubungi KONTAN, Kamis (7/2).

Adapun Bima Palma Nugraha tadi, adalah satu dari dua anak usaha baru Dharma Satya. Pada Desember 2018 lalu, mereka mengakuisisi seluruh saham keduanya dari Bima Palma Group. Nilai akuisisi transaksi tersebut mencapai Rp 1,35 triliun.

Sementara untuk memuluskan ekspansi PKS tahun ini, Dharma Satya akan mencuil sebagian alokasi dana belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini. Asal tahu, perusahaan tersebut menyediakan capex sebesar Rp 800 miliar atau sekitar 33,33% lebih banyak ketimbang capex tahun lalu yakni Rp 600 miliar.

Sumber capex tahun ini berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan. Jika mengintip laporan keuangan yang terakhir kali dipublikasikan per 30 September 2018, Dharma Satya masih memiliki kas dan setara kas senilai Rp 335,09 miliar.

Target produksi CPO Dharma Satya tahun ini sebanyak 614.880 ton. Sementara tahun lalu perseroan memproduksi 488.000 ton CPO atau naik 21% ketimbang realisasi produksi 2017.

Produksi CPO tahun lalu tertopang kenaikan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 19,35% year on year (yoy) menjadi 1,85 juta ton. Dari capaian itu, produksi kebun inti mencapai 1,59 juta ton atau tumbuh 15% (yoy).

Kontribusi bisnis kayu

Selain bisnis CPO, Dharma Satya juga mengembangkan bisnis kayu. Asal tahu, mereka memiliki pabrik pengolahan kayu di Temanggung, Jawa Tengah. Pabrik itu memproduksi panel dan engineered hardwood flooring atau lantai kayu.

Menurut pengalaman Dharma Satya, pasar panel kayu terbesar saat ini adalah Jepang. Tahun ini, mereka berharap penjualan panel kayu bisa tumbuh sekitar 10%-15% (yoy). "Kami memproyeksikan untuk permintaan panel kayu akan terus meningkat," tutur Paulina.

Sementara pasar lantai kayu paling laris ada di kawasan Uni Eropa dan Amerika Utara. Sejauh ini, Dharma Satya memang lebih banyak menjualnya di pasar mancanegara. Namun mulai tahun 2019, perusahaan tersebut ingin memperkuat penjualan lantai kayu di dalam negeri. Ada beberapa pasar lokal yang sedang mereka bidik.

Secara keseluruhan, Dharma Satya menargetkan kontribusi penjualan kayu sepanjang tahun ini sebesar 30% terhadap total target penjualan. Sebagai perbandingan, tahun lalu mereka memperkirakan kontribusi penjualan kayu mencapai 25%-30% terhadap total penjualan.

Tahun lalu, Dharma Satya memproduksi panel sebesar 84.000 meter kubik (m3) atau tumbuh sekitar 19% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara sejalan dengan produksi, rata-rata harga penjualan panel mereka naik sekitar 15% (yoy) menjadi Rp 6,1 juta per m2.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:25 WIB

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes

KLBF jaga dividen 50‑60% sambil menyiapkan produksi X‑Ray, dialyzer, dan kolaborasi CT Scan dengan GE.

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental

Tekanan yang dialami saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) berpotensi berlanjut namun dinilai belum membalikkan tren.

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor

Segmentasi penggunaan kedelai lokal dan impor menjadi strategi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri sekaligus menekan risiko inflasi pangan.

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:46 WIB

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue

PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) akan menerbitkan saham baru maksimal 522.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:40 WIB

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah

Pemulihan permintaan ekspor serta stabilnya pasar domestik menjadi penopang utama outlook kinerja emiten kertas pada 2026.

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:34 WIB

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Di tengah tren penurunan harga CPO global, sejumlah emiten sawit tetap memasang target pertumbuhan kinerja pada 2026.

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%

Hingga saat ini sudah ada 741.985 tenaga kerja yang terlibat dalam melayani program makan bergizi gratis.

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar

Emiten yang berafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini mengambil alih PT Bukit Permai Properti, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:29 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah

Tekanan kehati-hatian datang dari pergerakan rupiah yang melemah ke Rp16.685 per dolar AS di pasar spot pada saat indeks dolar AS melemah. 

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:25 WIB

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed

Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) kelebihan permintaan atau oversubscribed 318,69 kali.

INDEKS BERITA

Terpopuler