Google Menilai Boikot Huawei Justru Berisiko Merugikan Kepentingan Amerika

Sabtu, 08 Juni 2019 | 08:58 WIB
Google Menilai Boikot Huawei Justru Berisiko Merugikan Kepentingan Amerika
[]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Alphabet Inc. menyatakan keamanan Amerika Serikat (AS) justru bisa terganggu jika Washington memaksakan boikot atas produk Huawei. Perusahaan raksasa informasi dan teknologi (IT) itu cemas jika Google, yang merupakan unit usahanya, terlarang oleh hukum AS untuk memperbarui sistim operasi Android yang ada di ponsel buatan Huawei.

Pemerintah AS pada 16 Mei lalu menempatkan Huawei dan 20 unit usahanya ke dalam daftar perusahaan yang dianggap merugikan kepentingan AS. Itu berarti, perusahaan yang berbasis di AS, termasuk raksasa-raksasa pembuat piranti lunak, seperti Google dan Facebook, terlarang untuk melakukan hubungan dagang dengan Grup Huawei, tanpa izin dari Pemerintah AS.

Namun karena larangan itu sulit dilakukan segera, Pemerintah AS merilis izin sementara bagi mitra Huawei asal AS selama 90 hari. Jadi, baru pada Agustus mendatang, vendor asal AS tak lagi bisa memasok Huawei.

Nah, Alpabhet menilai larangan ini justru akan membuka celah bagi aksi peretasan.  Jika Google, yang merupakan anak usahanya tak lagi bisa memperbarui sistim operasi yang terlanjur terpasang di ponsel-ponsel Huawei yang sudah beredar di pasar, maka besar kemungkinan Huawei akan mengotak-atik piranti lunak di produknya.

Dan jika prediksi itu benar terjadi, maka akan ada banyak  ponsel dengan sistim operasi Android yang sudah dimodifikasi Huawei. Seperti yang diberitakan harian FT mengutip sumber anonimnya, situasi ini yang dicemaskan Alphabet bisa mengganggu keamanan nasional Negeri Paman Sam. Alphabet pun berniat melobi Pemerintah AS untuk membatalkan pemaksaan boikot atas Huawei, imbuh sumber yang disebut FT mengetahui tentang rencana induk dari Google it.

Dalam berita FT yang dikutip Reuters, para ahli industri IT juga mencemaskan dampak jangka panjang dari boikot Washington atas produk buatan Huawei. Dalam jangka pendek, penempatan Huawei dalam entity list, alias daftar perusahaan yang terlarang memiliki hubungan bisnis langsung dengan perusahaan AS, memang akan merugikan produsen aneka produk telekomunikasi asal China itu.

Namun boikot itu akan memaksa Huawei berpaling ke para pembuat piranti lunak di luar AS, terutama di dalam negerinya sendiri. Dan jika langkah Huawei itu diikuti oleh produsen gadget Tiongkok lainnya, yang mungkin terjadi adalah dominasi perusahaan AS di industri piranti lunak dunia akan terancam.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI
| Selasa, 02 Desember 2025 | 18:09 WIB

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI

Untuk masuk MSCI, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) membutuhkan free float market cap minimal US$ 1,8 miliar hingga US$ 2,0 miliar.

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan
| Selasa, 02 Desember 2025 | 13:00 WIB

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan

Sektor consumer staples terkini menunjukkan pemulihan daya beli yang lebih solid sejak kuartal III-2025. Belanja fiskal menjadi pendorong penting.

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:43 WIB

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki

Baru dua hari keluar dari Papan Pemantauan Khusus, saham PT Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) disuspensi BEI. 

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:05 WIB

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA

Prospek saham Prajogo Pangestu di awal Desember 2025: BREN masuk MSCI, CUAN ekspansi energi, TPIA breakout.

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:34 WIB

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia

Lewat Starlink, Musk memancarkan internet hingga ke pedalaman Afrika. Dengan Neuralink ia bercita-cita menghubungkan otak manusia dengan mesin.

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:30 WIB

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu

Bencana banjir dan longsor tersebut mengakibatkan padamnya pasokan listrik di sejumlah wilayah.di Sumatra.

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:19 WIB

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi

Pada 2031, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan bisa mencapai komposisi 50% antara pendapatan batubara dan non-batubara.

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:17 WIB

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing

Saham BUMI didorong sentimen kuasi reorganisasi dan diversifikasi bisnis mineral. Analisis lengkap pendorong.

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:12 WIB

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berupaya memoles kondisi keuangannya. Terbaru, GIAA melakukan aksi penambahan modal melalui private placement.

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:10 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini

Hingga September 2025 CSAP tercatat mengantongi pendapatan sebesar Rp 12,9 triliun, atau tumbuh tipis 1,2% secara tahunan atau yoy.​

INDEKS BERITA

Terpopuler