Granali Budi Jual 3,26% Saham Wahana Interfood (COCO) di Harga Rp 930
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu pemegang saham PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) diketahui menjual sebagian kepemilikannya.
Pemegang saham tersebut, yakni PT Granali Budi Berjaya menjual 18.279.600 unit, setara 3,26% saham COCO.
Merujuk data transaksi harian COCO, transaksi berlangsung di pasar negosiasi pada 10 Januari 2019 dengan harga penjualan Rp 930 per saham.
Dari transaksi tersebut, Granali Budi Berjaya meraup dana Rp 17 miliar.
Sebagai perbandingan, harga saham produsen cokelat, itu di pasar reguler pada hari yang sama adalah Rp 860 per saham.
Baca Juga: Berjalan Sesuai Rencana, Pabrik Baru Wahana Interfood (COCO) Beroperasi Tahun Ini
Dilihat laporan kepemilikan efek di atas 5% yang dilaporkan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) tidak tersedia data soal siapa lawan transaksi Granali Budi Berjaya.
Yang jelas, Granali menggunakan jasa perantara Onix Sekuritas untuk menjual saham COCO.
Sementara perantara pihak pembeli menggunakan jasa MNC Sekuritas.
Oh ya, selain Granali Budi Berjaya, pemegang saham COCO di atas 5% yang lainnya adalah PT Inter Jaya Corpora dengan kepemilikan per 31 Desember 2019 sebanyak 44,91%.
Lagi butuh duit
Merujuk pemberitaan Kontan sebelumnya, Wahana Interfood Nusantara saat ini tengah membangun pabrik baru seluas 2.291,60 meter persegi (m) di Sumedang, Jawa Barat.
Fasilitas produksi anyar tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada semester kedua 2020.
Agenda lainnya, COCO berniat menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).
Rencananya, Wahana Interfood ingin mencari pendanaan eksternal berupa pinjaman perbankan ataupun lembaga keuangan lain.
Dana yang diperoleh akan digunakan untuk membeli bahan baku kakao.
Baca Juga: Ini yang bikin laba bersih Wahana Interfood (COCO) melesat hingga kuartal III
COCO sendiri memerlukan restu pemegang saham lantaran likuiditasnya yang kering.
Berdasar laporan keuangan per 30 September 2019, perusahaan itu hanya memiliki kas dan bank sebesar Rp 127,75 juta.
Duit lancar tersebut berkurang sekitar 50,90% ketimbang posisi per akhir tahun 2018.