KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berduka menyusul wafatnya Presiden RI ke-3, BJ Habibie.
Habibie meninggal di RSPAD Gatot Soebroto dalam usia 83 tahun pada Rabu, 11 September 2019 pukul 18.05 WIB.
Habibie menapaki jalan menjadi orang nomor satu di Indonesia saat ia diangkat menjadi wakil presiden RI ke-7 menggantikan Try Sutrisno.
Hanya berselang dua bulan tujuh hari, ia dilantik sebagai Presiden RI ke-3 menyusul pengunduran diri Soeharto pada 21 Mei 1998.
Baca Juga: BJ Habibie wafat, pemerintah serukan pengibaran bendera setengah tiang 3 hari
Ia memangku jabatan Presiden RI selama satu tahun dan lima bulan sebelum digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Meski demikian, Habibie sejatinya lebih dikenal sebagai seorang teknokrat.
Riwayat karier anak keempat dari delapan bersaudara itu lebih banyak di dunia teknologi.
Mulai dari Direktur Utama PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad), Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Menristek empat kabinet
Puncak karier Habibie di dunia teknologi terukir saat ia menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek).
Habibie dipercaya menjadi menristek menggantikan Soemitro Djojohadikoesoemo.
Soemitro merupakan ayah Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra.
Tak tanggung-tanggung, Habibie memangku jabatan menristek selama empat kabinet berturut-turut sejak 1983 hingga 1998.
Ia dipercaya Soeharto sebagai Menristek mulai dari Kabinet Pembangunan III hingga Kabinet Pembangunan VII dan menjadikannya sebagai pejabat menristek dengan masa jabatan terpanjang di Indonesia.
Namun banyak pihak memandang salah satu pencapaian terbesar Habibie saat ia membesarkan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN).
Ialah yang membidani kelahiran pesawat CN 235 yang legendaris dan masih mengangkasa hingga sekarang.
Baca Juga: Produser: Pak Habibie senang nonton teaser dan trailer film Habibie & Ainun 3
Bapak Teknologi Indonesia, itu masih menyimpan mimpi untuk menerbangkan pesawat R80.
Ia merancang R80 untuk keperluan penerbangan jarak pendek dan menengah.
Mimpi itu kini tengah berusaha diwujudkan oleh anaknya, Ilham Akbar Habibie.
Selamat jalan, Pak Habibie.