Harga Batubara Rebound Berkat Permintaan China Jelang Musim Panas

Selasa, 11 Juni 2019 | 08:43 WIB
Harga Batubara Rebound Berkat Permintaan China Jelang Musim Panas
[]
Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara berhasil rebound di awal pekan ini. Kemarin, harga batubara kontrak pengiriman Juli 2019 di ICE Futures menguat 0,61% menjadi US$ 74,50 per metrik ton. Bila dihitung dalam sepekan, harga komoditas energi ini menguat 0,81%.

Namun, para analis menilai, kenaikan harga tersebut terjadi karena faktor teknikal. Maklum saja, harga si hitam ini sejatinya masih dihantui masalah stok dan berkurangnya permintaan.

Harga batubara diperkirakan masih berada dalam tren bearish mengingat sejak awal tahun harga sudah anjlok 23,27%. Sekadar info, akhir tahun lalu, harga batubara di US$ 97,10 per metrik ton.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, tren pelemahan harga dimulai karena batubara mulai ditinggalkan oleh sebagian besar konsumen global. Beberapa negara besar sudah berencana meninggalkan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Alasannya, batubara menyebabkan emisi udara yang berakhir pada pemanasan global. “Batubara jadi anak haram komoditas energi, dibanding minyak dan gas alam,” kata Wahyu, Senin (10/6).

Namun, peluang harga batubara kembali menguat masih terbuka. Sebab komoditas energi ini masih penting bagi ekonomi China dan Australia. Bahkan, bila harga batubara merosot ke US$ 50 per metrik ton, pasar modal dunia bisa tertekan dan berujung pada krisis ekonomi.

Wahyu menilai, China sudah memprediksi penurunan harga batubara saat ini. Makanya Negeri Tirai Bambu tersebut bakal mengantisipasi dengan melakukan impor batubara. Memang biasanya, impor batubara China jelang musim panas menanjak.

Qianghuangdao Seaborne Coal Market melaporkan, stok batubara di enam pembangkit listrik tenaga batubara terbesar di China mencapai 17,9 juta ton, setara dengan konsumsi harian hampir 33 hari.

Prediksi Wahyu, harga batubara hari ini di rentang US$ 72–US$ 76,60 per metrik ton. Sepekan, harga si hitam ada di level US$ 70–US$ 78 per metrik ton.

Bagikan

Berita Terbaru

Nepo Baby & Asian Spring
| Minggu, 14 September 2025 | 05:30 WIB

Nepo Baby & Asian Spring

Di Nepal. kicauan ramai dengan tagar nepo kid atau nepo baby di dunia maya. Aksi demo Nepal digerakkan oleh generasi Z (Gen Z).​

Meraup Peluang dari Ban Mobil Ramah Lingkungan
| Minggu, 14 September 2025 | 04:58 WIB

Meraup Peluang dari Ban Mobil Ramah Lingkungan

Perusahaan ban punya peluang menurunkan jejak karbon. Mulai dari penggunaan bahan baku terbarukan, sampai dengan penggun

Setelah Pergantian Sri Mulyani, Sepekan Asing Catatkan Net Sell Rp 6,6 Triliun
| Minggu, 14 September 2025 | 03:42 WIB

Setelah Pergantian Sri Mulyani, Sepekan Asing Catatkan Net Sell Rp 6,6 Triliun

Keeseokan harinya pada Selasa (9/9), investor asing mencatatkan aksi jual bersih alias net sell super jumbo, sekitar Rp 4,52 triliun. 

Mengincar Pertumbuhan Laba, KLBF Geber Ekspansi Bisnis
| Minggu, 14 September 2025 | 03:30 WIB

Mengincar Pertumbuhan Laba, KLBF Geber Ekspansi Bisnis

Prospek kinerja KLBF didukung pipeline produk obat biologis dan fokus produksi alat kesehatan yang sejalan dengan permintaan domestik. 

Menjalankan Amanah Serta Mengemban Tanggungjawab
| Sabtu, 13 September 2025 | 15:25 WIB

Menjalankan Amanah Serta Mengemban Tanggungjawab

Mengintip perjalanan karier Imam Teguh Saptono hingga menjadi Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia

Berkali-Kali Terpilih MenJadi Pemimpin di Situasi Genting
| Sabtu, 13 September 2025 | 13:20 WIB

Berkali-Kali Terpilih MenJadi Pemimpin di Situasi Genting

Sukatmo Padmosukarso sukses meniti karier di industri keuangan dan tenar sebagai arsitek transformasi

Dari Mimpi Bekerja di Tempat Mentereng Hingga Jadi Pemimpin di Kantor Besar
| Sabtu, 13 September 2025 | 11:14 WIB

Dari Mimpi Bekerja di Tempat Mentereng Hingga Jadi Pemimpin di Kantor Besar

Mengikuti jalan panjang Mira Wibowo hingga mencapai puncak kepemimpinan di PT Indodana Multi Finance

Bidik Pertumbuhan Kinerja 20%, SMIL Genjot Bisnis Forklift Listrik
| Sabtu, 13 September 2025 | 09:31 WIB

Bidik Pertumbuhan Kinerja 20%, SMIL Genjot Bisnis Forklift Listrik

Pada 2029 diharapkan 3 dari 4 forklift milik PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) akan menggunakan teknologi listrik.

Saat Bisnis Masih Lesu, Dana Jumbo Rp 200 Triliun Mengalir
| Sabtu, 13 September 2025 | 08:43 WIB

Saat Bisnis Masih Lesu, Dana Jumbo Rp 200 Triliun Mengalir

Menakar efek pengucuran dana pemerintah senilai Rp 200 triliun ke pasar saham domestik. Sektor mana paling terdampak positif?

Intip Racikan Reksadana Saham Jawara Bulan Agustus
| Sabtu, 13 September 2025 | 08:36 WIB

Intip Racikan Reksadana Saham Jawara Bulan Agustus

Hingga akhir Agustus 2025, reksadana saham mencetak return tertinggi dibandingkan produk reksadana lain, yakni 2,85% secara bulanan.

INDEKS BERITA

Terpopuler