Harga CPO Tembus Level Tertinggi, IHSG Hari Ini Menguat 0,52%

Rabu, 23 Oktober 2019 | 22:34 WIB
Harga CPO Tembus Level Tertinggi, IHSG Hari Ini Menguat 0,52%
[ILUSTRASI. Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (20/8/2019).]
Reporter: Irene Sugiharti, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat dalam sembilan hari perdagangan berturut-turut hingga Rabu (23/10). Dalam penutupan perdagangan, IHSG hari ini menguat 0,52% ke level 6.257,81.

Head of Research Investment Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menyebutkan, pendorong penguatan IHSG hari ini adalah saham-saham perusahaan pelat merah yang menguat menyambut menteri BUMN baru.

Selain sentimen Kabinet Indonesia Maju, kenaikan IHSG hari ini juga berasal dari dorongan penguatan harga minyak kelapa sawit mentah (CPO). Menurut Lanjar, harga CPO menembus level tertinggi sejak Juni tahun lalu.

Baca Juga: Saham-saham BUMN Mendaki, IHSG Hari Ini Menguat Ke Level 6.257,81

Harga CPO naik setelah China memutuskan menghapus tarif balasan atas pembelian kedelai Amerika Serikat (AS) serta lonjakan ekspor komoditas tersebut dari Malaysia ke Tiongkok.

Pada perdagangan hari ini, delapan sektor menyokong kenaikan IHSG pada hari pelantikan Kabinet Indonesia Maju. Sektor perkebunan menguat 1,35%, industri dasar 1,23%, tambang 1,17%, dan konstruksi 1,06%.

Hanya dua indeks sektoral yang melemah pada hari ini. Sektor perdagangan dan jasa turun 0,56%, sementara sektor barang konsumen menyusut 0,28%.

Total volume transaksi bursa mencapai 17,75 miliar saham, dengan nilai transaksi Rp 9,66 triliun. Kenaikan harga tampak pada 198 saham. Sedang 190 saham turun harga dan 166 saham memilih flat.

Baca Juga: IHSG menguat sembilan hari berturut-turut, bagaimana pergerakan esok?

Investor asing mencatat penjualan bersih Rp 303,39 miliar di seluruh pasar. Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 339,9 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 108,7 miliar, dan PT Astra International Tbk (ASII) Rp 92,1 miliar.

Untuk perdagangan besok, Lanjar mengatakan, data PMI Eropa dan AS akan menjadi sentimen pasar. Selain itu, pasar saham domestik akan menunggu kepastian suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee bilang, BI kemungkinan belum akan menurunkan suku bunga lagi. Bisa jadi, bank sentral menunggu keputusan suku bunga The Fed yang akan diumumkan akhir Oktober.

Baca Juga: IHSG menguat 0,52% pada hari pelantikan Kabinet Indonesia Maju

Kalaupun penurunan bunga kembali terjadi, Hans menyatakan, keputusan ini tidak akan membawa banyak dampak positif dan hanya akan jadi sentimen jangka pendek. “Kita tahu, penurunan suku bunga juga tidak terlalu efektif menolong ekspansi kredit sekarang karena LDR bank tinggi, perkiraan NPL bank juga tinggi," tuturnya.

Jadi, "Pasar saham berpeluang untuk koreksi besok," imbuh Hans. Ia menambahkan, koreksi IHSG juga bisa terjadi akibat profit taking lantaran sudah terdapat indikasi jenuh beli.

Sementara Lanjar justru berpendapat, BI akan kembali menurunkan suku bunga. Menurut survei, BI memangkas suku bunga sebesar 25 bps, yang bisa berdampak positif bagi emiten konstruksi tapi negatif buat emiten perbankan.

Baca Juga: IHSG terkoreksi 0,04% ke 6.222 di akhir perdagangan sesi I hari ini

“Efek jangka panjang dengan suku bunga rendah akan kena ke perusahaan properti, konstruksi yang memiliki rasio utang yang besar untuk menciptakan marketing sales dan laba," jelasnya.

Di sisi lain, efek jangka panjang negatif ke emiten perbankan. "Karena ada suku bunga yang lebih ringan, pertumbuhan kredit akan meningkat dan tentu pertumbuhan NPL pun dikhawatirkan naik menyusul beberapa kasus gagal bayar perusahaan besar,” kata Lanjar.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Prajogo Pangestu Bergerak Fenomenal, Ini Review dan Pilihan Saham 2026
| Kamis, 01 Januari 2026 | 06:06 WIB

Saham Prajogo Pangestu Bergerak Fenomenal, Ini Review dan Pilihan Saham 2026

Analis melihat TPIA layak dicermatiterutama jika valuasi kian rasional dan perkembangan ekspansi mulai tercermin dalam kinerja keuangan.

Menatap Tahun 2026, PJAA Genjot Optimalisasi Bisnis dan Proyek Reklamasi
| Kamis, 01 Januari 2026 | 05:28 WIB

Menatap Tahun 2026, PJAA Genjot Optimalisasi Bisnis dan Proyek Reklamasi

PJAA siapkan strategi 2026: optimalisasi bisnis eksisting, ekspansi reklamasi bertahap, capex Rp 123 miliar, target pendapatan 10% dan laba 29%.

Defisit Pasokan Bayangi Pasar, Harga Tembaga Berpeluang Tetap Tinggi di 2026
| Kamis, 01 Januari 2026 | 05:01 WIB

Defisit Pasokan Bayangi Pasar, Harga Tembaga Berpeluang Tetap Tinggi di 2026

Prospek harga tembaga 2026 tetap bullish berkat defisit pasokan 330 kmt dan permintaan EV. Analis proyeksi US$ 10.000-13.500 per ton.

Pasar Modal Indonesia 2025 Didominasi Investor Muda dan Ritel
| Rabu, 31 Desember 2025 | 20:14 WIB

Pasar Modal Indonesia 2025 Didominasi Investor Muda dan Ritel

Hingga 24 Desember 2025, KSEI mencatat jumlah investor pasar modal telah menembus 20,32 juta Single Investor Identification (SID).

Produsen Menahan Diri, Konsumen Mulai Optimistis: Gambaran Ekonomi 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 19:01 WIB

Produsen Menahan Diri, Konsumen Mulai Optimistis: Gambaran Ekonomi 2025

Ekonomi Indonesia menunjukkan dua wajah yang berbeda. Produsen mulai bersikap lebih hati-hati saat keyakinan konsumen mulai membaik.

IHSG Menguat 22,13%, Asing Net Sell Rp 17,34 Triliun Pada 2025, Prospek 2026 Membaik
| Rabu, 31 Desember 2025 | 17:27 WIB

IHSG Menguat 22,13%, Asing Net Sell Rp 17,34 Triliun Pada 2025, Prospek 2026 Membaik

IHSG menguat 22,13% di 2025, ditutup 8.646,94, didorong investor lokal. Asing net sell Rp 17,34 triliun.

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan
| Rabu, 31 Desember 2025 | 15:00 WIB

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan

ESSA mulai menunjukkan sinyal yang semakin konstruktif dan menarik bagi investor dengan profil risiko lebih agresif.

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 14:05 WIB

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun

Kesepakatan merger dan akuisisi di sektor keuangan melesat 56,3% secara tahunan, di saat total aktivitas merger dan akuisisi turun

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:50 WIB

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 22,13% sepanjang tahun 2025. IHSG ditutup pada level 8.646,94 pada perdagangan terakhir.

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:01 WIB

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025

Nilai kesepakatan merger dan akuisisi yang terjadi sepanjang 2025 mencapai US$ 5,3 miliar, atau setara sekitar Rp 88,46 triliun

INDEKS BERITA

Terpopuler