Harga Emas: Koreksi Masih Akan Berlanjut

Jumat, 02 Agustus 2019 | 07:54 WIB
Harga Emas: Koreksi Masih Akan Berlanjut
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas spot masih tercatat turun 0,45% ke level US$ 1.406,35 per ons troi pada perdagangan Kamis (1/8).

Sedangkan harga emas berjangka untuk pengiriman Desember 2019 di Commodity Exchange, per pukul 16:18 WIB kemarin, turun 1,37% ke US$ 1.418,10 per ons troi.

Penyebab harga emas turun adalah pernyataan hawkish Gubernur The Fed Jerome Powell.

 Ia menyatakan pemangkasan Fed fund rate (FFR) ke level 2%-2,25% kali ini bukan awal dari serangkaian pemangkasan bunga panjang lainnya.

Baca Juga: The Fed turunkan bunga dolar AS, ini pernyataan lengkap FOMC

Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve kemarin menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin, seperti perkiraan pasar.

Keputusan The Fed ini, mestinya bisa melambungkan harga emas. Ini menimbulkan anomali.

"Seharusnya pemangkasan FFR membuat dollar AS melemah dan harga emas naik. Tapi sebaliknya, dollar AS kuat karena statement hawkish dari Powell," jelas Analis Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono, kemarin.

Analis Finex Berjangka Nanang Wahyudi menjelaskan, pernyataan Powell memberi tenaga untuk dollar AS.

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Ini Berbagai Sentimen yang Menopang Pergerakan IHSG Hingga Akhir Tahun premium

Ketika the greenback menguat, harga komoditas terasa makin mahal dan cenderung dilepas, sehingga harganya tertekan.

Secara teknikal, Nanang melihat, harga emas berada di area menurun di zona positif mendekati zona netralnya. Sedangkan indikator RSI tengah bergerak turun.

Berbagai indikator teknikal tersebut mencerminkan arah harga emas masih bearish hingga akhir tahun.

"Harga emas berpotensi bergerak turun, di mana range masih terjaga di rentang harga US$ 1.300 per ons troi-US$ 1.400 per ons troi di akhir tahun," ungkap Nanang.

Suluh juga melihat harga emas masih cenderung mengalami koreksi. Tapi, dia yakin, penurunan ini lebih karena pasar merespons pernyataan The Fed saja.

Menurut dia, harga emas masih terkoreksi menuju level psikologis US$ 1.400 per ons troi.

"Jika level tersebut ditembus, ada potensi harga emas rebound," kata Suluh. Suluh memprediksi harga emas akan mendekati US$ 1.500 per ons troi di akhir tahun.

Sentimen lain yang perlu menjadi perhatian ke depan yakni data non-farm payroll (NFP) AS, yang akan diumumkan hari ini.

Baca Juga: Emas direkomendasikan sell akibat sejumlah sentimen global

Jika data NFP positif, dollar AS kemungkinan akan melanjutkan penguatan terhadap emas, begitu juga sebaliknya.

Analis Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti menambahkan, masih ada sejumlah peristiwa yang berisiko sedang berlangsung dan dapat mempengaruhi pergerakan harga emas. Di antaranya meningkatnya kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan.

Selain itu, minimnya perkembangan negosiasi perang dagang AS dan China juga mempengaruhi pergerakan harga ke depan.

Secara umum, Puja melihat ada potensi koreksi lanjutan harga emas.

Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Masih dalam Momentum Pelemahan

Bagikan

Berita Terbaru

Cuan Asuransi Umum dari Kanal Digital Makin Tebal
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 04:15 WIB

Cuan Asuransi Umum dari Kanal Digital Makin Tebal

Penggunaan teknologi digital yang semakin masif menjadi berkah bagi sejumlah perusahaan asuransi umum. 

DJP Menarik Pajak  dari Instrumen Keuangan Kripto dan Bullion
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 04:15 WIB

DJP Menarik Pajak dari Instrumen Keuangan Kripto dan Bullion

Mengukur potensi penerimaan pajak dari pengenaan pajak terhadap emas dan kripto dinilai tidak akan banyak menggenjot kinerja. 

Biaya Pendidikan Bikin Inflasi Juli Naik
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 04:10 WIB

Biaya Pendidikan Bikin Inflasi Juli Naik

Inflasi secara bulanan pada Juli 2025 diperkirakan sebesar 0,29% month to month (mtm), dari bulan sebelumnya 0,19% 

Kinerja Emiten di Kuartal Kedua Tertekan, IHSG Rawan Terkoreksi
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 04:10 WIB

Kinerja Emiten di Kuartal Kedua Tertekan, IHSG Rawan Terkoreksi

Kinerja sejumlah emiten yang masih tertekan masih akan membayangi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Mengukur Potensi Penguatan Pasar Saham di Bulan Agustus
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 04:00 WIB

Mengukur Potensi Penguatan Pasar Saham di Bulan Agustus

Pergerakan IHSG di bulan Agustus masih akan dibayangi tekanan eksternal terutama dari kebijakan tarif Trump yang mulai berlaku 1 Agustus 2025. 

Laba dan Pendapatan Indosat (ISAT) Semester Pertama 2025 Melandai
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 02:35 WIB

Laba dan Pendapatan Indosat (ISAT) Semester Pertama 2025 Melandai

PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih pada semester pertama 2025.

Prospek Tetap Menarik, Namun Potensi Kenaikan Harga Saham SSIA Terbatas
| Kamis, 31 Juli 2025 | 19:51 WIB

Prospek Tetap Menarik, Namun Potensi Kenaikan Harga Saham SSIA Terbatas

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) tengah menghadapi realisasi valuasi harga saham yang semakin mendekati nilai wajarnya.

Harga Saham PGEO Terkoreksi Usai Ukir Rekor Baru, Manajemen Tunggu Arahan Danantara
| Kamis, 31 Juli 2025 | 19:30 WIB

Harga Saham PGEO Terkoreksi Usai Ukir Rekor Baru, Manajemen Tunggu Arahan Danantara

Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) lanjut terkoreksi usai menyentuh level tertinggi sepanjang masa di Rp 1.855 pada 29 Juli 2025.

Pendanaan Himbara ke Batubara Makin Marak, Saat Duit Pelaku Usaha Masih Melimpah
| Kamis, 31 Juli 2025 | 19:12 WIB

Pendanaan Himbara ke Batubara Makin Marak, Saat Duit Pelaku Usaha Masih Melimpah

Pendanaan perbankan domestik ke pengusaha batubara terus meningkat di tengah ketatnya pendanaan proyek fosil dari bank internasional.

Perdagangan Sepi Ditinggal Pembeli Hingga Persiapan IDXCarbon ke Sektor Kehutanan
| Kamis, 31 Juli 2025 | 17:45 WIB

Perdagangan Sepi Ditinggal Pembeli Hingga Persiapan IDXCarbon ke Sektor Kehutanan

Sejak diluncurkan dua tahun yang lalu, tepatnya pada 26 September 2023, perdagangan bursa karbon di Indonesia masih saja sepi.

INDEKS BERITA

Terpopuler