Proyeksi IHSG: Ini Berbagai Sentimen yang Menopang Pergerakan IHSG Hingga Akhir Tahun

Jumat, 02 Agustus 2019 | 05:17 WIB
Proyeksi IHSG: Ini Berbagai Sentimen yang Menopang Pergerakan IHSG Hingga Akhir Tahun
[]
Reporter: Akhmad Suryahadi, Irene Sugiharti | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemangkasan bunga sebesar 25 basis poin oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve akhirnya terealisasi, seperti perkiraan pasar.

Namun, pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang bernada hawkish menjadi kejutan bagi pelaku pasar.

Dalam pidatonya, Powell mengatakan, pemangkasan bunga kali ini bukan serangkaian dari aksi pemangkasan bunga jangka panjang.

Baca Juga: The Fed turunkan bunga dolar AS, ini pernyataan lengkap FOMC

"Ini yang membuat pasar merespons negatif karena indikasi penurunan suku bunga ini hanya sementara dan tidak berlanjut pada periode-periode ke depan," jelas Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee, kemarin (1/8). IHSG kemarin merespons dengan penurunan 0,14% ke level 6.381,54.

Meski sikap The Fed seakan ditolak pasar, pemangkasan Fed fund rate akan berbuah manis pada saham-saham yang sensitif dengan pergerakan bunga. Sektor perbankan, salah satunya.

Suria Dharma, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia, melihat, emiten di sektor properti juga akan terpengaruh dampak dari penurunan suku bunga The Fed.

Pasalnya, penurunan bunga akan mendorong daya beli untuk membeli properti.

Sektor pertambangan emas, menurut Suria, juga menjadi salah satu sektor yang menarik untuk diakumulasi.

Penyebabnya, ada potensi kenaikan harga emas setelah bunga turun.

Baca Juga: Prospek harga emas terganjal sinyal hawkish The Fed

Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan, pemangkasan bunga oleh The Fed sudah diperkirakan pasar.

Keputusan tersebut mengangkat ketidakpastian yang selama ini menggantung. Karena itu, investor perlu mewaspadai sentimen lain juga.

Menurut Suria, sentimen lain itu antara lain sentimen politik dari penyusunan kabinet baru Jokowi-Ma'ruf, perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), serta kondisi laporan keuangan emiten. "Terkait perang dagang, selama tidak kembali memanas tidak akan menjadi sentimen negatif signifikan bagi IHSG," kata dia.

Bagi Hans Kwee, perang dagang masih akan menjadi sentimen utama bagi bursa. Apalagi negosisasi perang dagang AS-China kembali dilakukan pekan ini.

Sementara dari sektor domestik belum terlihat sentimen yang perlu diwaspadai.

Hans menilai, hingga saat ini kondisi dalam negeri masih cukup stabil. Hal yang perlu diperhatikan ialah harga komoditas.

Pasalnya, jika harga komoditas rendah, dampaknya kurang positif bagi neraca perdagangan.

Baca Juga: CPO dan batubara menjadi pengaruh terbesar untuk indeks harga perdagangan

Suria yakin, prospek pasar pada semester kedua tahun ini masih positif.

Ini dengan ekspektasi suku bunga akan turun kembali, sementara pertumbuhan Indonesia masih bagus.

Suria memperkirakan IHSG akan berada di level 6.800 akhir tahun nanti.

Sementara prediksi Hans, IHSG ada di kisaran 6.750.

Robertus memprediksi IHSG akan bertengger di level 6.650-6.700 di akhir tahun.

Baca Juga: Investor sudah mengantisipasi penurunan suku bunga The Fed, ini arah IHSG berikutnya

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:30 WIB

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan transaksi pemberian pinjaman ke anak usaha terkendali yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).​

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:14 WIB

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO

Pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), Sight Investment Company Pte Ltd selaku menambah porsi kepemilikan sahamnya di SILO. 

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:10 WIB

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI

Sucor Sekuritas akan membawa tiga perusahaan jumbo untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2026.

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:04 WIB

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu

Salah satu emiten ritel yang diproyeksi bakal kecipratan rezeki dari momen Natal dan tahun baru 2025 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:58 WIB

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026

Emiten pertambangan anggota holding MIND ID membidik pertumbuhan kinerja keuangan dan produksi pada 2026​.

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:49 WIB

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju

Hans Patuwo akhirnya resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama dan Group Chief Executive Officer (CEO)  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:42 WIB

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi

Berbagai aksi korporasi dilakukan Grup Emtek di sepanjang tahun 2025. Terbaru, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi listing di BEI. ​

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:30 WIB

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja

Tingginya target pertumbuhan ekonomi Indonesia, belum sepenuhnya bisa menyelesaikan persoalan tenaga kerja

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:00 WIB

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya

Jika warga Jakarta batal ke luar kota, perputaran uang akan terkunci sehingga pemerataan ekonomi antardaerah tertahan.

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit
| Kamis, 18 Desember 2025 | 08:43 WIB

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit

Bank Indonesia (BI) menutup tahun 2025 dengan mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate di level 4,75%

INDEKS BERITA