Proyeksi IHSG: Ini Berbagai Sentimen yang Menopang Pergerakan IHSG Hingga Akhir Tahun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemangkasan bunga sebesar 25 basis poin oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve akhirnya terealisasi, seperti perkiraan pasar.
Namun, pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang bernada hawkish menjadi kejutan bagi pelaku pasar.
Dalam pidatonya, Powell mengatakan, pemangkasan bunga kali ini bukan serangkaian dari aksi pemangkasan bunga jangka panjang.
Baca Juga: The Fed turunkan bunga dolar AS, ini pernyataan lengkap FOMC
"Ini yang membuat pasar merespons negatif karena indikasi penurunan suku bunga ini hanya sementara dan tidak berlanjut pada periode-periode ke depan," jelas Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee, kemarin (1/8). IHSG kemarin merespons dengan penurunan 0,14% ke level 6.381,54.
Meski sikap The Fed seakan ditolak pasar, pemangkasan Fed fund rate akan berbuah manis pada saham-saham yang sensitif dengan pergerakan bunga. Sektor perbankan, salah satunya.
Suria Dharma, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia, melihat, emiten di sektor properti juga akan terpengaruh dampak dari penurunan suku bunga The Fed.
Pasalnya, penurunan bunga akan mendorong daya beli untuk membeli properti.
Sektor pertambangan emas, menurut Suria, juga menjadi salah satu sektor yang menarik untuk diakumulasi.
Penyebabnya, ada potensi kenaikan harga emas setelah bunga turun.
Baca Juga: Prospek harga emas terganjal sinyal hawkish The Fed
Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan, pemangkasan bunga oleh The Fed sudah diperkirakan pasar.
Keputusan tersebut mengangkat ketidakpastian yang selama ini menggantung. Karena itu, investor perlu mewaspadai sentimen lain juga.
Menurut Suria, sentimen lain itu antara lain sentimen politik dari penyusunan kabinet baru Jokowi-Ma'ruf, perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), serta kondisi laporan keuangan emiten. "Terkait perang dagang, selama tidak kembali memanas tidak akan menjadi sentimen negatif signifikan bagi IHSG," kata dia.
Bagi Hans Kwee, perang dagang masih akan menjadi sentimen utama bagi bursa. Apalagi negosisasi perang dagang AS-China kembali dilakukan pekan ini.
Sementara dari sektor domestik belum terlihat sentimen yang perlu diwaspadai.
Hans menilai, hingga saat ini kondisi dalam negeri masih cukup stabil. Hal yang perlu diperhatikan ialah harga komoditas.
Pasalnya, jika harga komoditas rendah, dampaknya kurang positif bagi neraca perdagangan.
Baca Juga: CPO dan batubara menjadi pengaruh terbesar untuk indeks harga perdagangan
Suria yakin, prospek pasar pada semester kedua tahun ini masih positif.
Ini dengan ekspektasi suku bunga akan turun kembali, sementara pertumbuhan Indonesia masih bagus.
Suria memperkirakan IHSG akan berada di level 6.800 akhir tahun nanti.
Sementara prediksi Hans, IHSG ada di kisaran 6.750.
Robertus memprediksi IHSG akan bertengger di level 6.650-6.700 di akhir tahun.
Baca Juga: Investor sudah mengantisipasi penurunan suku bunga The Fed, ini arah IHSG berikutnya