Harga Kripto Perlu Waktu Untuk Pulih

Sabtu, 03 Desember 2022 | 08:47 WIB
Harga Kripto Perlu Waktu Untuk Pulih
[ILUSTRASI. Secara umum masih perlu waktu agar harga aset kripto bisa kembali seperti tahun 2021. KONTAN/Cheppy A. Muchlis]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga aset kripto anjlok sepanjang tahun ini. Masa pemulihan harga aset kripto diperkirakan baru terjadi pada tahun depan. 

Berdasarkan data Coinmarketcap hingga pukul 22.30 WIB, Jumat (2/12), harga bitcoin (BTC) berada di posisi US$ 16.946 per BTC. Ini artinya harga bitcoin telah turun sebesar 63,43% sepanjang tahun ini. Sedangkan harga ethereum (ETH) turun 96,51% sejak awal tahun atau secara year to date (ytd) menjadi US$ 1.281,92 per ETH. 

Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, secara umum masih perlu waktu agar harga aset kripto bisa kembali seperti tahun 2021. Meski demikian, dalam jangka pendek ini masih ada sejumlah sentimen positif yang bisa mengangkat harga aset kripto. 

Baca Juga: Robert Kiyosaki Prediksi Ekonomi Global Suram, Segera Keluar dari Aset Ini

Salah satunya adalah melunaknya kebijakan moneter The Fed. Afid berharap, sikap dovish The Fed dapat berlanjut sampai awal tahun depan. 

Ekspektasi The Fed akan mengeren laju kenaikan suku bunga ini dapat menyurutkan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS. "Imbasnya, investor kembali berselera mengakumulasi aset kripto," kata Afid, Jumat (2/12).

Co-Founder Cryptowatch Christopher Tahir berpendapat, inflasi yang terkendali dan likuiditas yang membanjiri pasar akan menentukan pemulihan harga aset kripto pada 2023. Ini dengan catatan, kondisi ekonomi memadai untuk berinvestasi.

Namun, Christopher tak yakin perbaikan ekonomi itu bisa pulih pada paruh pertama tahun depan. "Kelihatannya agak mustahil bisa beres di semester I-2023," ucap dia.

Baca Juga: Pasar Kripto Masuk Masa Pemulihan di 2023, Simak Prediksi Harganya

Prediksi Afid, akhir tahun ini harga aset kripto tidak naik signifikan. BTC diperkirakan sulit menembus US$ 20.000. Begitu juga ETH bakal sukar melampaui US$ 2.000. 

Jika momentum bearish berlanjut, Afid mengestimasi BTC berpotensi menembus US$ 15.000, lalu ke US$ 14.500. Prediksi harga terendah ada di kisaran US$ 12.000-US$ 13.000. Sementara harga ETH berada di US$ 880. Untuk tahun depan, Afid memprediksikan BTC bisa kembali ke US$ 25.000-US$ 30.000. 

CEO Triv Gabriel Rey juga melihat, harga bitcoin bisa rebound hingga US$ 30.000. Sementara harga ETH bisa ke posisi US$ 1.800.

Sejumlah pelaku aset kripto ini sepakat, berinvestasi kripto sebaiknya dilakukan dengan cicil beli berkala alias dollar cost averaging (DCA). Saat ini merupakan waktu yang baik untuk membeli kripto. "Walaupun potensi tertekan masih ada, tapi ruang geraknya cenderung lebih kecil," ungkap Christopher. 

Gabriel menambahkan, strategi lain yang bisa dilakukan adalah memilih koin berfundamental bagus. Dengan begitu, ketika hanya di-hold, investor tetap bisa memperoleh dividen bunga. 

Baca Juga: Efek Domino FTX, Kini Platform Pinjaman Kripto BlockFi Ajukan Kebangkrutan
 

Bagikan

Berita Terbaru

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:53 WIB

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%

Samuel Sekuritas Indonesia melaporkan pengurangan kepemilikan sahamnya di PT Sentul City Tbk (BKSL).

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48 WIB

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi

PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) segera melakukan transformasi bisnis seiring masuknya PT Morris Capital Indonesia sebagai pengendali baru. ​

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:43 WIB

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini

Laju indeks saham barang konsumsi tertinggal dari 10 indeks sektoral lain di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:34 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan menjalin sinergi dengan pemegang saham baru, Posco International, yang akan masuk ke sektor hilir kelapa sawit.

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:24 WIB

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun

Memilih strategi yang bisa dimanfaatkan investor untuk mendulang cuan investasi saham di momen libur akhir tahun​.

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:50 WIB

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia

Hingga Oktober 2025, nilai ekspor sawit mencapai US$ 30,605 miliar, lebih tinggi 36,19% dibanding periode yang sama tahun 2024 US$ 22,472 miliar.

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:40 WIB

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri

Regulasi ini memberikan kerangka kebijakan yang lebih adaptif dalam pelaksanaan subsidi pupuk, sekaligus membuka ruang bagi peningkatan efisiensi.

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:25 WIB

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food

Industri pet food Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya jumlah pemilik hewan.

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:15 WIB

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood

Sebagai pijakan awal transformasi, RAFI mengusung tema “More Impactful and More Valuable” yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan bisnis

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:11 WIB

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Jika perkiraan ini terjadi, ada potensi akan meningkatnya volatilitas saham dan mata uang di pasar global.

INDEKS BERITA

Terpopuler