Harga Logam Mulia Terkoreksi Sesaat dan Bisa Kembali ke Rp 1 Juta per Gram

Jumat, 22 April 2022 | 03:50 WIB
Harga Logam Mulia Terkoreksi Sesaat dan Bisa Kembali ke Rp 1 Juta per Gram
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang hari raya Idul Fitri logam mulia justru bergerak di bawah Rp 1 juta. Tren penurunan harga emas di pasar spot membuat harga logam mulia produksi Aneka Tambang (Antam) ikut terseret. Namun para analis yakin harga emas logam mulia masih akan meningkat sepanjang tahun ini. 

Kemarin (21/4), logam mulia Antam dilego Rp 998.000 per gram. Padahal dua hari sebelumnya, harga emas batangan Antam masih berada di Rp 1,01 juta per gram. 

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, logam mulia melemah lantaran pelaku pasar tengah fokus mencermati kebijakan moneter Amerika Serikat (AS). Banyak pelaku pasar yang melepas posisi di emas karena khawatir akan lebih banyak pengetatan. 

Baca Juga: Harga Emas Turun di Tengah Penguatan Yield US Treasury

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas terkoreksi karena spekulasi bank sentral AS The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) di Mei dan Juni. Kondisi ini membuat yield obligasi acuan AS tenor 5 sampai 10 tahun terus naik dan menekan harga emas. 

Harga emas mulai jatuh setelah Gubernur The Fed St Louis James Bullard memberi sinyal kenaikan suku bunga agresif. Nanang bilang, peningkatan suku bunga akan menekan daya tarik emas sebagai aset investasi karena dianggap tidak memberikan imbal hasil yang maksimal. 

Tapi Ibrahim menilai sentimen tersebut bersifat sementara. "Ketika komentar-komentar dari bank sentral berhenti, maka kemungkinan harga emas kembali naik," ucap Ibrahim, Kamis (21/4).

Masalah geopolitik

Apalagi menurut Ibrahim, pasca Rusia menyerang Ukraina, inflasi meningkat karena kenaikan harga komoditas. "Bahkan Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi pertumbuhan ekonomi global. OECD merevisi dari 4,4% menjadi 3,5% sedangkan IMF dari 4,4% menjadi 3,5%," ucap dia. 

Ketidakpastian ekonomi diyakini Ibrahim masih akan berlangsung dalam jangka panjang. Apalagi ada komentar Presiden Ukraina yang mengatakan perang akan berlangsung sampai satu dekade atau 10 tahun. Kondisi ini bisa memicu pelaku pasar kembali memburu emas. 

Pasalnya, memanasnya geopolitik tidak hanya terjadi di Ukraina dan Rusia. Timur Tengah dan Korea juga kembali mencoba misil baru. "Ada juga informasi China akan melakukan invasi kepada Taiwan, walaupun informasi tersebut dibantah," kata Ibrahim. 

Baca Juga: Harga Emas Turun ke US$1.951,76, Tertekan Kenaikan Imbal hasil US Treasury

Karena itu, ia percaya jika harga emas di pasar spot bisa mencapai US$ 2.000 per ons troi. Emas Antam diprediksi bisa mencapai Rp 1,029 juta per gram.

Nanang juga percaya emas masih menarik. "Menjelang Lebaran, permintaan akan emas fisik meningkat karena dinilai memberikan return," ujar dia. Ia memprediksi harga emas Antam bisa mencapai Rp 1,2 juta. 

Bagikan

Berita Terbaru

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan
| Rabu, 31 Desember 2025 | 15:00 WIB

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan

ESSA mulai menunjukkan sinyal yang semakin konstruktif dan menarik bagi investor dengan profil risiko lebih agresif.

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 14:05 WIB

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun

Kesepakatan merger dan akuisisi di sektor keuangan melesat 56,3% secara tahunan, di saat total aktivitas merger dan akuisisi turun

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:50 WIB

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 22,13% sepanjang tahun 2025. IHSG ditutup pada level 8.646,94 pada perdagangan terakhir.

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:01 WIB

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025

Nilai kesepakatan merger dan akuisisi yang terjadi sepanjang 2025 mencapai US$ 5,3 miliar, atau setara sekitar Rp 88,46 triliun

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:00 WIB

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)

Kombinasi pola pergerakan harga, indikator teknikal, serta strategi manajemen risiko menjadi faktor kunci yang kini diperhatikan pelaku pasar.

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 11:00 WIB

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026

Fokus pemerintah pada belanja sosial, program gizi, serta stabilisasi harga kebutuhan pokok diyakini dapat memperbaiki likuiditas masyarakat.

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol
| Rabu, 31 Desember 2025 | 09:01 WIB

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2025                   

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:56 WIB

Target Gerai 2025 Tercapai, Aspirasi Hidup (ACES) Siap Geber Ekspansi di 2026

PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) telah merealisasikan pembukaan 27 toko baru di sepanjang tahun 2025.

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:45 WIB

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang

AS bakal mendapatkan keuntungan strategis sementara RI hanya mendapat pembebasan tarif              

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:48 WIB

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun

PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) mengumumkan dua transaksi afiliasi dengan nilai total Rp 2,79 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler